Mendengar riwayat hidup ibunya,Mira sedikit merasa bersalah pada ibunya.Dulu sempat marah dan kecewa karena dia mengira dia tercipta dari salah satu benih pelanggan ibunya.
Tapi ternyata salah,meskipun cara mereka tetap salah dia masih bersyukur dia terlahir ke dunia karena cinta,bukan hanya sekedar nafsu semata.
"Seharusnya waktu itu ibu tidak mengusir kalian dari sini."Fatimah masih saja merasa bersalah atas nasib kehidupan Mira dan ibunya.
Dia tidak menyangka Brenda akan memilih jalan pintas menjadi wanita malam.
Fatimah menjadi semakin merasa bersalah ketika tau dari media bahwa Mira mengikuti jejak sang ibu.
Awalnya Bu Fatimah hanya curiga saat dulu pernah ada yang menanyakan tentang wanita yang dia temui di gerbang panti bahwa ia juga pernah melihatnya di klub.
Namun Bu Fatimah tidak ingin berprasangka buruk terhadap Mira.Baginya tidak mungkin Mira bekerja seperti itu.
Oleh karena itu setiap Mira datang mengunjugi panti beliau tidak pernah menanyakannya.
Melihat Bu Fatimah meneteskan air matanya kembali,Mira hanya bisa memeluknya dia tidak tau harus mengatakan apa.
"Katakan sama ibu Mira,kenapa kamu tidak pernah mengatakan yang sejujurnya sama ibu?" Bu Fatimah menatap pada Mira, beliau sangat berharap Mira berkata yang sebenarnya.
"Aku hanya takut ibu tidak akan mau menerima ku untuk datang ke tempat ini, karena hanya tempat ini aku bisa tenang."
"Ibu bisa mengerti akan ketakutan mu, dan ibu juga tidak bisa menyalahkan semuanya, karena bagaimanapun ibu juga secara tidak langsung ikut bersalah dengan nasib kehidupan kalian. sekali lagi maafkan ibu nak." Fatimah kembali menangis, dia ingat dengan Almarhum Brenda yang dia usir.Dia merasa begitu jahat dengan wanita malang itu.
Fatimah juga tidak membahas tentang ayah kandung Mira, karena dia merasa tidak ingin mengusik keluarga Miller.
Cukup lama mereka berbincang mengeluarkan keluh kesah masing-masing, mereka seketika berhenti saat handphone Mira yang berdering cukup nyaring.
Mira melihat nomer yang menghubunginya jika ternyata mba Siti yang menelponnya
"Assalamualaikum mba Mira,gawat mba,gawat!" suara mba Siti terdengar sangat panik.
"wa'alaikum salam,ada apa mba,apa yang terjadi." Mira ikut merasa panik,karena mba Siti masih belum menjawab pertanyaan Mira.
" Itu mba,toko sama cafe ramai sekali mba."
"Wah, bagus dong mba,berarti berita itu gak berpengaruh sama sekali ke pelanggan."
"Duh,bukan mba,tap_tapi ramai karena mau demo sepertinya." jawab asal Siti karena dia bingung harus mengatakan apa.
"Tolong mba,sebaiknya mba Mira pulang dulu karena jujur aku takut mba,kalo yang pada Dateng cowok sih aku papa tinggal sikat aja tapi ini yang Dateng kebanyakan ibu-ibu kompleks mba.Udah gitu badan mereka kebanyakan gemuk lagi kan horor mba."
"Okeh,sekarang aku pulang dan tolong mba Siti tenang dan cukup awasi saja mereka Karena aku takut mereka akan bertindak kekerasan."
Setelah Siti mengakhiri panggilannya,dia merasa menyesal.
"Ya Allah ,kenapa aku bisa begitu bodoh.Seharusnya aku nggak usah suruh Mira untuk datang, bodoh,bodoh!" sambil tonyor-tonyor- kepalanya sendiri.
Sedangkan Mira setelah berpamitan dengan Bu Fatimah, Mira langsung pergi dengan mobilnya.
Tak lama Mira sampai di parkiran karena jarak panti yang cukup dekat dengan tokonya.
Mira seketika membeku melihat kerumunan di depan tokonya.dia belum berani keluar dari dalam mobil.Nyalinya seketika menciut.
"A**pa yang mereka lakukan di sini,ada apa sebenernya?"
"Tidak,aku harus bisa menghadapi ini semua, kamu kuat mira." Dia mencoba menyakinkan diri sendiri.
"Nak,jika kamu yakin semua pasti mudah karena Allah yang melindungi kita.Tetaplah yakin untuk berubah jadi lebih baik.Tak ada hal indah tanpa keburukan.Seperti hujan turun yang di dahului awan hitam dan gemuruh,namun akan ada banyak manfaat setelahnya.
Itu sama seperti perjuangan kamu untuk bisa berubah yang lebih baik,jadikanlah masa lalu mu sebagai senjata.Masa lalu memang harus di lupakan tapi terkadang masa lalu juga bisa sebagai dorongan agar kita agar tak terjerumus ke dalam lubang yang sama.Jadi ibu mohon apa yang terjadi tetap yakinlah karena kami semua ada bersama kamu."
Begitu Mira ingat nasehat ibu Fatimah sebelum ia pergi dari panti, Mira mulai keluar dari mobilnya dia berjalan dengan kaki yang sedikit gemetar,
"ya Allah lindungilah aku,Ampunilah aku yang selama ini jauh dariMU."
"Hey,itu dia wanita pe***** itu".Salah satu ibu -ibu melihat Mira yang berjalan mendekati mereka, Siti yang melihat itu langsung menghampiri dia merasa menyesal karena menyuruh Mira untuk datang.
...----------------...
Di lain tempat.
Dany berlarian di koridor kantor tempatnya bekerja, dia menuju ruang atasannya dengan nafas yang tersengal-sengal,
Begitu sampai dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu dahulu.Sontak itu membuat ardhan kaget yang sedang fokus dengan pekerjaannya.
"B******k" bisakah ketuk pintu dulu bodoh." Ardhan cukup geram dengan kelakuan sekertaris nya.
"Ma-maaf tuan ,saya hanya buru-buru karena ada hal penting yang harus di sampaikan." Dany mengatakan dengan masih nafas yang tersengal-sengal.
Dia mendapat laporan dari orang suruhannya untuk mengawasi Mira dan tokonya.
"Sepertinya nona Mira dalam bahaya tuan. tokonya terlihat ramai dan banyak wartawan yang ingin meliputnya."
"Apaa!"
Tanpa pikir panjang Ardhan langsung menyambar Jaz miliknya yang terlampir di kursinya.Lantas langsung pergi dari ruangan tersebut di ikuti Dany yang menyusul di belakangnya.
Setelah hampir sampai dari kejauhan ardhan melihat sekumpulan orang yang berkerumun, namun saat mobilnya sudah mendekat ia melihat Mira menangis ketakutan.Bahkan sepertinya akan ada yang melempari Mira dengan sesuatu.
Bak adegan slow motion di drama romantis.
Begitu mobil Ardhan sampai, belum sempat Dany mematikan mesinnya Ardhan langsung membuka seatbelt nya dan keluar menghampiri Mira memeluk nya dan
Tak...
Telur busuk yang di lempar seorang ibu-ibu perawakan pendek dan gemuk, mengenai kepala Ardhan bagian belakang namun saat berbalik ingin tau siapa yang melemparinya .Justru di tambah tepung yang mengenai wajahnya.
Bayangkan terkejutnya mereka wajah-wajah aneh, Dany dengan mata terpejam, gigi meringis sedang Siti matanya yang melotot dan mulut yang terbuka lebar.Belum lagi wajah aneh orang-orang yang berkerumun.
Belum kelar dengan keterkejutannya Ardhan dikagetkan dengan tubuh Mira yang seketika lemah, dia jatuh pingsan di pelukan Ardhan dengan sigap ardhan langsung menggendongnya dan membawa masuk ke dalam toko.
Sementara Dany dan orang suruhan beserta karyawan Mira yang lain berusaha membubarkan kerumunan.
Sedangkan nasib ibu yang melempari Ardhan dengan telur busuk sekarang sudah di amankan Dany.
...****************...
maaf karena ada sesuatu jadi. baru up lagi🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments