Di sebuah gedung perusahaan besar,terlihat seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai berjalan dilobi mendekati meja resepsionis.
"Selamat siang Nessa."ucapnya pada wanita yang bernama Nessa tersebut.
"Apa ayah di ruangannya?"tanyanya kemudian.
"Siang juga Nona Jess,Tuan ada di dalam Ruangannya,Beliau baru saja selesai dengan meeting nya."jawabnya sopan pada wanita tersebut.
Jess adalah panggilan akrab untuknya,dirinya yang seorang putri tunggal pemilik perusahaan tersebut sangat dikenal semua karyawan di perusahaan nya.Bukan karena status nya,melainkan karena sifatnya yang ramah terhadap siapapun tanpa memandang kasta.
"Baiklah terimakasih Nessa,aku akan menemuinya langsung."ucapnya dengan ramah,dirinya pun langsung berjalan menuju ruangan ayahnya.
Begitu sampai,dirinya langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.Terlihat seorang laki-laki paruh baya tengah duduk di kursinya,dengan mata yang fokus menatap layar laptopnya.
Namun pandangannya teralihkan karena seorang wanita muda tengah mendekati dirinya.
"Selamat siang Ayah."ucap Jess begitu mendekati Ayahnya,dia langsung merangkul tubuh orang yang sangat dirindukannya itu.
"Selamat siang sayang."jawabnya saat mengecup keningnya sayang.
Setelah sepasang ayah dan anak saling mengungkapkan kerinduannya masing-masing, kini Jessica terlihat duduk disofa.Sedangkan ayahnya masih dengan posisi yang sama,terlihat masih serius dengan tumpukan pekerjaannya.
Meskipun mempunyai seorang sekertaris,Namun dirinya tidak ingin jika jabatannya yang sebagai pemilik menjadi Alasan.
"Ayah,bisakah tinggalkan dulu pekerjaanmu?"ucap Jessica,dia merasa di acuhkan.Padahal mereka cukup lama tidak saling bertemu,karena Jessica yang harus meneruskan pendidikan nya di Luar Negeri.
"Bisakah Ayah meluangkan waktu untuk anak Ayah ini sebentar?"Dia cukup kecewa dengan ayahnya yang sama sekali tak menghiraukannya.
"Apa terjadi sesuatu?" jawab Ayah yang malah berbalik bertanya.Dia mengalah untuk menuruti kemauan putrinya.
berjalan mendekati Jessica dan duduk di sampingnya.
"Kenapa ayah menanyakan itu?"Apa ayah tau sesuatu?"ucapnya dengan wajah bingungnya.
"Wajahmu yang mengatakan.Apa Ardhan menolak mu lagi?"Tebaknya Ayah membenarkan.
Sedangkan gadis itu diam membenarkan apa yang ayahnya katakan.
"Yah,dia menolak ku lagi." dengan wajah sendunya dia menjawab.
Iya,beberapa kali Ardhan selalu menolak nya.Tak jarang jika dirinya yang harus mengemis cinta terhadap laki-laki itu.Dirinya sudah tak perduli dengan harga dirinya.
Baginya sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar untuk mencintai seseorang.Awalnya dimasa anak -anak dia pikir itu hanya sekedar rasa kagum,kagum akan sosok kepribadiannya yang dewasa meski bertolak dengan umurnya yang masih belia.
Namun seiring berjalannya waktu hingga mereka sama- sama dewasa,rasa itu tidak pernah surut melainkan bertambah banyak.
Jessica sempat merasa lelah,oleh karena itu dia mencoba pergi dari kehidupan Ardhan berharap rasa cintanya lama kelamaan akan hilang.Dengan melanjutkan pendidikannya ke Luar negeri dia rela melakukannya.
Tapi dia salah,cintanya kepada Ardhan terlalu besar,entah itu cinta atau hanya obsesi.Terkadang menurutnya apa yang salah dengan dirinya, apa masih ada yang kurang dengan dirinya?entahlah Jessica sama sekali tidak tau.
"Ayah melihatnya." ucapnya langsung.
"Siapa?dan Dimana?"Jessica seakan lupa jika dirinya sedang membicarakan laki-laki itu.
"Ya ampun Jess,tentu saja Ardhan." ucapnya geram melihat anak nya masih dengan wajah bingungnya.
"Dan kamu tebak di mana ayah melihatnya?"sebenarnya Jhon sedikit takut Jess kecewa, mengingat bagaimana putri satu-satunya begitu mencintai laki-laki itu. Namun dia harus memberi tahunya,dia tidak ingin putri satu-satunya terlalu terobsesi dengan Ardhan.
Dirinya melihat laki-laki tersebut di Area parkiran Hotel,tempat dirinya beserta client nya melakukan pertemuan.
Jessica hanya mengangkat bahunya.Dia masih setia menunggu ayahnya berbicara.
"Hotel,Dan bersama wanita."lanjutnya langsung.
Seketika Jessica langsung terdiam,dia cukup tak percaya jika Ardhan bersama dengan wanita di Hotel,mengingat bagaimana kepribadian laki-laki pujaannya itu.Dia lama mengenalnya,yang dia tau laki-laki itu tidak mau pernah mengenal manusia yang berparas cantik sekalipun.Baginya dunianya hanya soal pekerjaan nya saja.
"Ayolah ayah,aku tau jika Ayah mungkin tidak setuju jika aku masih menyukainya."Jessica mencoba mengelak omongan Ayahnya.
"Terserah kau saja,Ayah hanya tidak ingin jika putri tersayang ayah akan kecewa dengannya."
"Jadi ayah mohon,berhentilah mencintainya."katanya mengiba,dia begitu menyayangi putrinya tersebut.
Baginya kehidupan putrinya adalah yang terpenting.oleh karena itu dia tidak akan rela jika putrinya tersakiti hanya karena seorang laki-laki.
...----------------...
Satu bulan Mira tinggal di apartemen milik Ardhan,Awalnya dirinya merasa betah karena selain fasilitas yang lengkap,kebutuhan dirinya juga sangat terpenuhi.Berbeda dengan dulu yang dia alami.
Dany sang asisten yang harus bolak-balik perusahaan -Apartemen,belum lagi menemui panggilan lain jika Ardhan membutuhkannya di tempat tinggalnya yang baru.
Ardhan cukup aneh semenjak mengenal wanita itu.Laki-laki dingin yang di kenalnya kini berubah 180%.
Terkadang Ardhan menyuruh sekretarisnya hanya untuk melihat keadaan Mira saja atau menyuruh membelikan barang,makanan yang di perlukan wanita itu.Bahkan tanpa Mira minta Ardhan selalu memberikannya.Benar-benar aneh pikir Dany.
Seperti halnya sekarang,dia harus menemani Mira di Apartemennya atas perintah Ardhan.
"Datanglah ke tempat Mira dan kau tidurlah di sana."perintah Ardhan lewat telepon,saat dirinya hendak beristirahat di rumahnya.
"Maksud Anda aku harus tidur di Apartemen nya?"tanyanya kebingungan.
"Bukankah kau tadi mengatakan jika dia saat ini tidak bisa tidur?"tanyanya lagi,karena saat Dany melaporkan jika Mira kesusahan untuk tidur seusai menonton film horor di apartemennya.
"Iya baiklah tuan."selepas mengatakan itu Dany langsung bersiap untuk menuju ke Apartemen yang di tempati Mira.
Saat Dany sudah di tempat Mira.
"Oh,Ranjang ku yang malang,maafkan tuan mu ini."ucapnya saat dirinya hendak tidur di sofa,seolah mengatakan jika ranjang yang biasa ia gunakan untuk tidur akan marah padanya.
Tak berselang lama Dany pun akhirnya terlelap,begitu juga dengan Mira yang nyenyak tidur di ranjang empuknya setelah tau ada yang menemani meskipun mereka tidur di ruangan berbeda.
Dany cukup geram semalam,bagaimana tidak,Ardhan mengganggu tidurnya semalaman,hampir setiap jam Ardhan menghubungi nya.
Esoknya berkali-kali dering handphonenya yang tergeletak di atas meja dekat sofa kembali berbunyi,tapi dirinya yang masih lelah tidak perduli.
Dany masih enggan mengangkat karena rasa kantuk dan lelahnya.tapi setelah otaknya tersadar,rasa kantuknya hilang sirna dan jantung seakan berdetak tak beraturan.
"Gawat!"umpatnya setelah melihat siapa yang menghubunginya berkali-kali.tanpa pikir panjang,dia langsung menggeser icon hijau.
"Dany!!!!!!!"😤😤😤😤😤
...****************...
wkwkwkkw,,,,... tetep semangat bestie meskipun belum ada yang vote /like.
tak mengurangi semangatku untuk belajar,.💪💪💪💪💪🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments