flashback.
Di halaman bangunan panti, terlihat sekumpulan anak -anak sedang bermain.
"kakak sakit!"jeritnya kesakitan.Terlihat anak usia sekitar delapan tahun duduk meringis sambil memegang lututnya.
Seorang wanita dengan atasan tunik coklat selutut dan bawahan celana jeans berlari-lari kecil.Dirinya menyusul ke asal suara.setelah sampai dia langsung berjongkok mensejajarkan badan anak kecil itu untuk melihat apa yang terjadi.
"Kak Mira sakit."Ucapnya dengan menunjuk lututnya yang berdarah.
Perempuan muda itu bernama Mira,jika hari libur dia selalu datang ke panti,atau saat perasaannya sedih,dia selalu menyempatkan diri untuk berkunjung.
Minimal hatinya sedikit damai,setelah bermain dengan anak-anak panti atau sekedar membantu yang lain.
"Tidak apa-apa ini hanya luka kecil."jawab Mira menenangkan anak laki-laki itu.
Tak berapa lama terlihat sosok wanita paruh baya yang berhijab mendekati mereka.
"Kenapa Adi Mir?"Tanyanya pada Mira.Karena cukup lama kepergian Mira,sehingga dirinya merasa khawatir.
"Tidak apa-apa Bu, sepertinya Adi hanya terjatuh dari sepedanya."jawabnya,karena Adi sudah mengatakan demikian terhadap dirinya.
Setelah mereka masuk ke dalam rumah panti,Tak lama karena hari mulai cukup sore,Mira akhirnya berpamitan untuk pulang.
"Mira pulang ya Bu."ucapnya sambil mencium punggung tangan Bu Fatimah.
Beliau adalah yang mengurus dan bertanggung jawab segala urusan di panti asuhan itu.
"Terimakasih ya Mir,sudah membantu ibu."ucapnya tulus.
Mira akhirnya keluar dari panti itu.Sampai di depan pintu gerbang ,Mira berbalik menatap kosong pada bangunan.
"Andai aku bisa memilih akan lebih baik jika aku hidup tanpa orang tua,tanpa perlu terus merasa berdosa setiap waktu.Seperti mereka
aku benar-benar iri,walaupun tak merasakan kasih sayang orang tua seenggaknya masih ada orang yang mencintai mereka.
"Sedangkan aku benar-benar miris,hanya tatapan merendahkan."ucapnya lirih.
Karena terlalu serius melamun.Mira tak menyadari ada sosok laki-laki yang ada di belakangnya.tentu saja dia pun mendengar semua ucapannya.
Dan saat berbalik Mira sontak terkejut.sempat hening hanya saling menatap,melihat laki-laki itu tidak bergeming oleh karena itu Mira bermaksud pergi namun saat hendak melangkah,seakan ada yang menahan langkahnya Mira langsung berhenti meresapi kata-kata yang laki-laki itu ucapkan.
Kata-kata yang membuat Mira yakin untuk merubah hidupnya.
Mereka belum menyadari jika pertemuan itu cukup berkesan,hingga di pertemuan selanjutnya.
"Seburuk apapun masa lalu Mu yakinlah jika masa dapan Mu masih suci."
...----------------...
Kembali kedalam mobil Ardhan.
Setelah cukup jauh perjalanan mereka karena berbeda kota tempat tinggal mereka.
Mobil mulai memasuki area parkir,
dengan sigap Dany langsung membukakan pintu bos besar (sebutan Dany untuk atasannya).
"Keluarlah"ucap Ardhan
karena Mira sama sekali belum beranjak turun,dia pun menurut,lantas Ardhan langsung berjalan masuk di ikuti Mira dan sekretaris nya.
Saat sudah sampai di depan pintu apartemen,lagi-lagi Mira diam mematung
dia ragu,apa yang akan terjadi selanjutnya.
Apa dia akan di suruh bekerja, memuaskan hasrat laki-laki ini,jika iya kenapa tuhan tidak memberi nya kesempatan?Dia sudah bertekad untuk berubah.Tapi kenapa hal seperti ini terus terjadi.
"Aku tidak serendah itu,jadi masuklah."Ardhan tau apa yang wanita ini pikirkan.Baginya hal seperti itu jauh dari pikirannya.
Mira cukup lega mendengar jawaban Ardhan,setidaknya sedikit laki-laki ini bisa di percaya.
Ardhan langsung masuk ke dalam kamarnya sendiri,tak lama dia keluar sambil membawa beberapa barang penting dirinya.
Sedangkan sang asisten,hanya berdiri di belakang Mira sesekali melirik ke arahnya.
Dany laki-laki normal ,apalagi belum sama sekali menjalin cinta.Jadi wajar saja dia terpesona dengan kecantikan serta kemolekan tubuh namira namun langsung di tepis nya mengingat Mira adalah milik bos besarnya(Dany masih berfikir Mira wanitanya ardhan)
"ingat Dany...dia milik bos Besar mu."🤦
"Kau tinggallah disini untuk sementara."ucap Ardhan tepat dihadapan Mira.
"Terserah dirimu sampai kapan,tapi maaf aku tidak bisa tinggal denganmu."ucap Ardhan dengan percaya diri.
"*C*ih,apa dia bilang?percaya diri sekali dia.Memangnya dia pikir aku ingin tinggal bersamanya? Meskipun aku ini p****** ah,bukan tapi akan jadi mantan.Bukan berarti aku mengharapkan dia tidur di sini."gumamnya dalam hati.
"Jika kau butuh sesuatu katakan saja pada nya" ucapnya lagi dengan melihat ke arah sang sekretaris nya.
"Panggilkan dokter untuk mengobati lukanya."Ucap Ardhan menunjuk ke Dany.Setelah berkata seperti itu,Ardhan langsung berjalan keluar dari Apartemennya.
"Baik tuan."jawabnya kemudian.
"Mari nona saya tunjukan kamarnya."ucap Dany mulai menunjukkan letak ruangan Apartemen itu pada Mira.
Apartemen yang hanya ada satu kamar tidur,Ruang kerja,dapur,dan ruang tv.Ardhan tidak begitu menyukai kemewahan.Karena Dia laki-laki penyuka hal-hal yang sederhana.
Kepribadiannya yang pendiam dan mandiri meskipun kadang bersikap dingin namun masih tetap jadi incaran kaum wanita muda di kalangan bisnisnya.
Bahkan kadang wanita yang menginginkannya memakai cara kotor untuk mendapatkan ardhan berada dipelukannya.
Seperti kejadian saat pesta perayaan ulang tahun perusahaan temannya di hotel dulu.Ardhan pernah di jebak dengan obat perangsang yang di campur dengan minumannya .
Seseorang membawanya ke salah satu kamar hotel.Namun di jalan mereka tidak sengaja menabrak seseorang yang dalam keadaan mabuk,menyebabkan kartu akses mereka tertukar.
Sesampainya di kamar Ardhan langsung di tinggalkan begitu saja,oleh karena itu dirinya langsung menuju kamar mandi,melakukan sesuatu untuk menghilangkan efek obat tersebut.Tapi nihil efeknya hanya meredakan saja.
Tak lama setelah kepergian orang yang mengantarnya.Terdengar seseorang membunyikan bel, Ardhan pun langsung membukakan pintu untuknya.Karena keadaan Ardhan yang masih dalam efek obat tersebut mengakibatkan dia tidak terlalu tau siapa yang datang.
Saat mereka sudah di dalam ,melihat siapa sosok yang datang,seketika aliran darah Ardhan berdesir hebat,jantung yang berpacu lebih kencang,hawa panas menyelimuti meskipun belum lama dirinya sehabis berendam air dingin.
Melihat tubuh molek dan seksi yang di depannya seakan Ardhan ingin langsung melahap semua yang pada diri wanita muda itu.
Dia sama sekali tak memperhatikan ekspresi wanita yang di depannya,baginya hasratnya lebih penting kala itu.Tak butuh waktu lama Ardhan langsung membawanya ke ranjang yang akan menjadi saksi bersatunya mereka.
Awalnya Ardhan begitu susah dan bisa dia lihat ekspresi wanita yang berada di bawahnya seperti menahan kesakitan,namun tidak bisa membuat Ardhan berhenti.
Ardhan kini lebih mendominasi,tapi lama kelamaan mereka sama -sama menikmati permainan masing-masing.*******-******* terdengar di begitu indah di ruangan tersebut.
Sampai akhirnya mereka berdua di puncaknya masing-masing seketika membuat Ardhan lelehan dan membuatnya langsung terlelap,berbeda dengan wanita yang justru langsung pergi setelah membersihkan dirinya.
...****************...
mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan /bahasa..
karena ini cerita pertamaku, jadi memaklumi aja yah🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments