Disalah satu bangsal di rumah sakit,Mira terbaring lemah sudah 2jam dia belum sadarkan diri, dia terus mengigau didalam tidurnya oleh karena itu dokter menyuntikkan cairan obat tidur,untuk menenangkan nya dan itu cukup membuat ardhan merasa bersalah.
"Maafkan aku." seharusnya aku sadar , seharusnya aku tidak perlu mengajakmu." Ardhan yang kini duduk di Samping ranjang Mira setelah dokter mengobatinya.Tengah menggenggam tangan Mira,dia merasa bersalah membawa perempuan itu.
Lamunan Ardhan terputus saat seseorang mengetuk pintu,Dany sekertaris nya masuk setelahnya.
"Saya sudah menjalankan semua yang anda perintah kan tuan."Dengan kepala yang menunduk .
"Pastikan semua kerja sama kita dengan nya di hentikan."Aku sama sekali tidak ingin berurusan dengan perusahannya."Ardhan masih duduk di samping ranjang Mira menatap wajah pucat di depannya.
Ardhan memutuskan hubungan nya dengan Andre,dia tidak perduli akan kerugian yang akan di dapatnya.
Semenjak mengenal sosok Mira , Ardhan seperti pernah mengenal perempuan itu. Apalagi melihat sorot mata dan rambutnya.
Membuat Ardhan agar ingin terus di sampingnya dan melindunginya.
Didekatnya, Ardhan seperti memiliki perasaan bahagia,perasaan seolah-olah mendapatkan sesuatu yang pernah hilang dulu.
Awalnya ardhan hanya berfikir jika perasaanya hanya karena rasa kemanusiaan,mengingat kekerasan yang juga di alami ibunya.
Sehingga dia sangat membenci jika seorang wanita di perlakukan sedemikian kasar.
Namun semakin mengenal Mira, Ardhan yakin bahwa perasaan yang mengusik di hatinya bukan karena itu melainkan perasaan suka terhadap wanita.
Ardhan selalu bertanya-tanya di pikirannya,benarkah dulu pernah mengenalnya?
Mengingat itu Ardhan langsung berdiri menatap ke arah Dany.
"Sudah kamu selidiki juga masa lalu Mira?"
"Sudah tuan,ternyata nona Mira adalah anak dari wanita malam."
Ardhan tidak terlalu kaget ,karena tak di pungkiri jika melihat profesi wanita yang di depannya juga seperti itu.
"Ada lagi tuan, ibu nona Mira juga sebelumnya adalah pengurus panti asuhan tempat dimana tuan menjadi donatur tetap mereka."
"Selain itu ,ibu Mira sempat pergi bertahun-tahun dari panti dan kembali saat nona Mira masih kecil.Itupun hanya menitipkan nona saja."Lanjut Dany mengatakan sesuai pencariannya bersama orang suruhannya.
Mendengar itu Ardhan kaget, apa yang di pikirkan selama ini adalah benar bahwa mereka dulu saling kenal ?
Jika iya pantas saja Ardhan selalu bahagia jika memikirkannya.
"Apa benar itu kau gadis kecil?"
flashback..
Seorang gadis kecil berambut pirang,dengan bola mata indah berwarna biru.
Sesekali menyerukan nama ibu di tangisannya,dia duduk sendiri di bawah pohon🌲 dekat panti,tempat biasa ibunya menitipkan jika pergi bekerja.Dia Mira yang baru berusia 10tahun.
Tak lama seorang anak laki-laki berkisaran lima belas tahun mendekati nya, lantas langsung duduk disampingnya.Dia Ardhan,dari kecil dia sudah di ajarkan untuk berbagi oleh orang tuanya, meskipun sekarang mereka telah tiada ardhan tetap mengunjungi Rumah panti asuhan itu.Tepatnya tempat itu di bangun kakek dari ayah Ardhan.
"Hai gadis kecil."kenapa denganmu,apa terjadi sesuatu?"
Mira hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak bergabung dengan mereka?"ucap Ardhan dengan menunjuk sekumpulan anak-anak yang sedang bermain.
Mira masih menggeleng kan kepalanya.Dia merasa kesal ,karena mereka tidak memperbolehkannya ikut bermain dengan alasan rambut dan mata yang berbeda dengan mereka.
"Boleh kakak tau alasanmu menangis,adik kecil"? Ardhan masih penasaran dengan gadis kecil ini, dia merasa ada hal istimewa di diri gadis itu.
Baiklah jika kamu tidak ingin menceritakan." tapi bolehkah kakak tau siapa namamu?"
"Kakak jangan tanya namaku karena q tidak suka itu,jika aku memberitahukan namaku, pasti kakak akan pergi dan gak mau berteman dengan ku."Setelah mengatakan itu Mira menangis lagi.
"Seperti teman-teman ibu
mereka juga hanya menanyakan namaku dan mau berteman denganku tetapi setelah itu mereka hanya pergi dengan ibu saja dan aku tidak pernah melihat mereka lagi."Lanjutnya masih menangis sesenggukan.
"Baiklah jika kau tidak mau memberitahu namamu,tapi kakak berjanji jika kakak benar ingin berteman denganmu gadis kecil." Sambil mengulurkan jari kelingkingnya Ardhan menunggu Mira melakukan hal yang sama .
Hal itu membuat Mira menghentikan tangisannya dan menatap mata Ardhan seolah mencari kebenaran di dalamnya.
Tak lama akhirnya Mira membalas uluran jari Ardhan dan melakukan hal yang sama.
Senyum manis dan indah terbit di bibir gadis itu.Seperti tertarik magnet Ardhan juga menampilkan senyum terindahnya.senyum yang tak pernah di perlihatkan nya semenjak ibunya pergi.
Setelah itu mereka beberapa kali bertemu.
mereka seperti menemukan kebahagian di diri masing-masing.Kebahagian yang lama mereka inginkan.
Tapi tak lama, Ardhan tak pernah lagi bertemu dengan Mira.Dia tak pernah tau apa yang terjadi,bahkan ibu panti pun tak mengetahuinya.
Dan itu membuat Ardhan menjadi sosok pendiam seperti awal mereka belum bertemu .
Ardhan sedikit bingung dengan ucapan Mira. Karena kala itu Ardhan belum tau mengenai apa pekerjaan ibunya.
Kembali ke bangsal mira
Sekarang Ardhan tau siapa wanita yang di depannya,gadis kecil berambut pirang, dan mata berwarna biru.Kini dia tau alasannya menutupi namanya, yah dia gadis kecilnya
Ardhan sangat yakin itu.
"Sekarang pergilah ,terima kasih kerasmu Dan."
Dany hanya menjawab menunduk, lalu berbalik dan keluar dari ruangan tersebut.
Tak lama kepergian Dany,Ardhan menghampiri ke ranjang dan menggenggam tangan Mira kembali,menatap wajah yang membuatnya damai.
Gerakan tangan Mira menghentikan kegiatan tatapan Ardhan ,sedikit demi sedikit Mira mulai membuka matanya.dia pun mulai ingat kejadian di acara itu.
"Maafkan aku tuan"dengan isak tangis Mira meminta maaf,dia merasa bersalah dengan Ardhan.Lagi-lagi dirinya merepotkan laki-laki ini.
Dia menyadari meskipun penampilan nya berubah,tapi tetap saja orang yang mengenalnya tetap merendahkannya,image buruk mungkin telah mendarah daging dengannya.
Sesaat Ardhan membiarkan Mira menumpahkan kesedihan nya, dia tau Mira butuh waktu untuk sedikit lebih tenang.
Ardhan seperti di tempatkan di dua tempat yang membahayakan keselamatannya.
Dia memikirkan kata-kata sekertaris nya sewaktu Mira belum sadar.
"Maaf tuan, sepertinya para investor mulai meragukan anda, beberapa perusahaan mengajukan pertimbangan."
"Apa tuan serius untuk meneruskannya? tuan pasti tau resikonya jika tuan masih berhubungan dengan wanita ini."
Dany mencoba mengingat kan Ardhan,
Ardhan semakin bingung langkah apa yang harus dia ambil,apalagi saat melihat mata wanita ini,dia merasa kembali ke masa lalu, mata yang membuat nya ingin selalu melindungi,dia pun mengaku jika hatinya mulai menyukai Mira.
Namun dia juga tidak bisa mengabaikan masa depan perusahannya, usaha yang di jalankan dari awal oleh mendiang kakek dan ayahnya.
Untuk sesaat Ardhan hanya bisa menghela nafas, karena dua-duanya saat ini sangat berarti dalam hidupnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments