Dengan susah payah Dany memindahkan tubuh Ardhan yang tergeletak di lantai ke ranjang King Sizenya.Dany begitu kaget dengan keadaan Ardhan yang tidak biasanya bosnya seperti ini.
Dilihatnya Ardhan masih menggunakan kemeja yang dia pakai tadi pagi di kantor.Menunjukkan jika perasaan Ardhan memang sedang di kondisi yang yang buruk.
"Ternyata aku salah,anda memang lebih membutuhkannya."ucap Dany setelah berhasil memindahkan Bosnya.Mendengar beberapa kali mulut Ardhan memanggil nama Mira.
Karena kondisi Ardhan yang seperti itu,dia memutuskan menginap di Apartemen Ardhan malam itu.
"Besok biar Bibi saja yang membereskan."ucapnya,Melihat kondisi rumah Ardhan yang berantakan.
"oh,punggungku."ucapnya lagi,langsung menuju ke ruang tv,dan berniat tidur di sofa.Melihat sofa itu seketika Dany teringat kejadian yang dulu.
"Sofa ini seperti istri keduaku sekarang."gumamnya merasa lelah dengan nasibnya yang hanya seorang bawahan.
tidak lama suara dengkuran halus terdengar,menandakan sang sekretaris yang selalu bernasib sial mulai terlelap.Berharap bisa melanjutkan mimpinya dan tau wajah perempuan berhijab yang sempat tertunda karena urusan kegalauan atasannya.
...----------------...
Keesokan harinya Mira semakin bersemangat dengan toko kecilnya, Apalagi sekarang sudah cukup terkenal di zaman sekarang dengan sangat mudah mempromosikan produk lewat online.
Menawarkan setiap produk masing-masing hanya melalui Aplikasi.
Tetapi tetap saja Mira merasa lebih efektif dengan mempromosikan secara langsung ,karena pelanggan bisa mencicipi rasa dan melihat secara langsung bentuk penampilan kue itu sendiri.
Seperti sekarang Mira dan temannya mencoba mempromosikan dengan menawari setiap orang yang lalu lalang di depan tokonya dengan memasang stand tenda.
Awalnya Kue hasil Mira selalu di abaikan mereka,mungkin karena belum mengenal rasa atau tampilan kue Mira yang tidak terlalu menarik.
Hanya beberapa orang yang mau mencicipi,bahkan sampai ada yang langsung membeli mungkin karena rasanya yang begitu pas di lidahnya.
Semua orang memiliki selera yang berbeda-beda.Untuk itu Mira tak pernah patah semangat .
Apalagi dengan tingkah konyol teman barunya sekaligus karyawannya yang pandai mempromosikan toko Mira.
Membuat rasa lelah mereka seketika menguap begitu saja,
Namanya Siti wanita berhijab yang di duga umurnya sebaya dengan Mira.Sifatnya yang ceria, polos dan sedikit somplak tersebut membuatnya langsung akrab dengan Mira.
Berbeda dengan sifat Mira yang pendiam.
Perkenalan mereka di awali saat Mira tengah mencari lokasi sendiri untuk ia membuka tokonya, karena Mira merasa tidak ingin terus-menerus mengandalkan bantuan Ardhan.
Alhasil dia bertemu Siti yang kebetulan keponakan dari pemilik tempat itu sebelumnya.
Awalnya Siti mengikuti pamannya yang membuka Tempat makan, namun karena suatu hal terpaksa paman Siti menjualnya.
Mira juga menawarkan Siti untuk membantunya di toko,kebetulan bagi Siti karena dia sempat akan pulang kampung mengingat usaha pamannya mengalami kebangkrutan.
Kepribadian nya yang sangat bertolak belakang dengan penampilannya, perempuan berhijab yang biasanya berperilaku kalem,tidak ada di sifat Siti.Namun justru itu yang membuat Mira cepat akrab dengannya,sifatnya yang sangat welcome sehingga Mira menganggapnya bukan hanya seorang karyawan melainkan sebagai teman untuknya.
"Mira kamu gak lelah?"
Mira hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya tak lupa dengan senyum tipisnya.
"Tapi aku lelah Mir" bolehkan tidak aku istirahat sebentar?" lanjut Siti dengan wajah melas dan lelahnya.Dia sudah menghabiskan tiga botol air mineral,namun tidak juga membuat lelahnya menghilang.
"Baiklah, lima menit lagi kita istirahat." akhirnya Mira pun mengalah, dia juga merasa tidak enak melihat wajah Siti yang sudah seperti kerupuk kulit,mungkin menyusut karena cuacanya yang sangat panas saat itu.
Mendengar itu, seperti oase di Padang pasir Siti langsung menawarkan kembali kue-kue Mira ke setiap orang yang melewatinya.
"Silakan cicipi dulu kuenya,Bu,mba,Tante,Oma ,opa, dan seterusnya"
...----------------...
Di kamar yang mendominasi berwarna putih, Jessica duduk bersila di ranjangnya termenung setelah mengakhiri panggilannya.
"Dia mantan seorang p*la*ur bos."ungkap orang suruhan Jessica di seberang telefon tadi.
Kalimat itu sungguh menyakitkan bagi Jessica, bagaimana bisa dia yang seorang wanita terhormat dan dalam segi wajah dan penampilan dirinya tidak terlalu buruk.
Dia sadar Ardhan selama ini seringkali menolaknya,bahkan dia sama sekali tidak perduli dengan harga dirinya.
Dia memang tidak tau diri masih mengharapkan seseorang yang sudah berulang kali menolaknya.Namun salahkah jika dia masih terus memperjuangkan cintanya sebelum laki-laki yang dicintainya memiliki cincin di jemari manisnya.
Dan bisa-bisanya dia dikalahkan dengan wanita seperti Mira, Jessica merasa terhina dia tidak terima dengan itu.
Masih teringat jelas di memorinya kalimat penolakan untuk dirinya dari Ardhan.
"Jess,aku hanya bisa menganggap kamu sebagai adik,tidak lebih.Maaf." setelah mengatakan itu Ardhan langsung meninggalkan Jessica sendirian dalam keadaan yang menahan kesedihan dan malu.
Selalu kalimat yang hanya menganggapnya sebagai adik menjadi alasan utama baginya.
Namun saat Jessica menemui Ardhan di kantornya.Dia merasa jika Ardhan tidak seperti yang Jessica kenal.
"Bisakah jangan lagi menungguku Jess,kau tau alasanku bukan?" berkata tanpa melihat wajah Jessica yang mulai pias.
Terdengar helaan nafas kasar,Ardhan sebenarnya sudah merasa lelah dengan sikap Jessica yang keras kepala.
Selama ini Ardhan mencoba bersabar menghadapi sifat Jessica yang menurutnya masih kekanak-kanakan.
selama ini Ardhan hanya ingin membalas Budi kebaikan keluarga Jessica, terutama nyonya Lyla ibu dari Jessica sendiri.
Dulu disaat Ardhan yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu,sosok Lyla yang lemah lembut mampu membantunya dari keterpurukan, Ardhan yang sempat trauma.
Belum lagi setelah dewasa perusahaan Ardhan sering kali di bantu oleh perusahan milik keluarga Jessica.
"Kak,bisakah kali ini mencoba melihatku?kakak tau aku sangat mencintaimu."tanpa menyerah,dirinya yang sudah tidak memiliki rasa malu.
"Dan asal kakak tau,Jess sudah berusaha selama di luar negeri untuk melupakan kakak,tapi sekarang kakak tau sendiri bukan?aku masih mencintaimu kak." kata-katanya yang memang menyayat hati terus terucap dibibir seksinya.
Entah itu memang perasaan cinta atau cuma karena obsesinya, Jessica terus saja memberondong dengan kata-kata yang justru semakin membuat Ardhan merasa muak.
"Aku mencintai wanita lain jess, aku harap kamu mengerti keputusanku,sekali lagi maaf aku tidak bisa menerima perasaanmu dan aku hanya sangat berterima kasih dengan kebaikan keluargamu."lanjut Ardhan ,dia terpaksa melakukan itu karena sudah tidak tau lagi untuk memberi pengertian pada Jessica.
suara pesan handphone Jessica membuyarkan lamunannya. Dilihatnya nomer yang barusan melakukan panggilan dengannya .
"Jl.xxxxx" itu tempatnya bos.Sepertinya itu juga sebagai tempat tinggalnya."
...****************...
tetap semangat walaupun belum ada yang like💪💪💪💪😭😭😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments