Cahaya sinar pagi menyorot masuk ke sela jendela kaca menyilaukan mata seorang wanita yang mulai sadar dari tidur panjangnya.
Mira merasa salah satu tangannya sedikit nyeri dan perih.Bisa dia lihat tangan kirinya yang terikat di tepi ranjang,sangat jelas di kulit putihnya yang halus nampak ruam akibat gesekan tali yang mengikatnya.
Mira mulai ketakutan,dia bertanya dalam hati masalah apalagi sekarang.Kenapa dia bisa ada di tempat sempit ini.
Kamar berukuran kecil,hanya ada ranjang sempit dan satu kursi kayu tepat di sampingnya.
Yang dia ingat semalam dia masih bercanda bersama Siti, lalu tak lama Siti berpamitan untuk keluar karena ada komplain dari salah satu pelanggan.
Tak berselang lama seseorang masuk ke kamar saat Mira yang tengah berbaring memunggungi pintu.
Awalnya Mira kira itu adalah Siti,namun nyatanya salah.
"Pelanggan komplain ap_" belum selesai Mira mengatakan pertanyaannya, seseorang memakai pakaian serba hitam dan masker.
Dia langsung membekap mulut Mira dengan saputangan yang di beri sesuatu.
Setelah itu Mira sama sekali tak ingat apapun lagi.
Kembali ke ruang di mana Mira di sekap.
Mira masih berusaha melepaskan ikatan di tangannya, nyatanya tangannya yang kecil tak mampu membuka ikatan itu.
Sampai akhirnya terdengar langkah kaki yang hendak masuk ,juga Suara seseorang yang sama sekali tak ia kenal.
Begitu sampai terdengar suara seperti kunci yang hendak di buka, perlahan pintu itu terbuka Mira seketika langsung berhenti bergerak,dia memejamkan matanya pura-pura masih tertidur.
"Hei,pemalas ternyata kau doyan tidur juga yah." suara laki-laki yang di selingi dengan kekehannya.
"Mungkin saja dosis nya terlalu banyak.Hm, padahal tadinya aku ingin bersenang-senang dulu dengan tubuhnya."
"Bukankah kata bos dia hanya seorang ******?" lanjutnya lagi suara laki-laki lain bertubuh kurus yang berbicara sambil mulai mendekati Mira,dia menyentuh kaki telanjangnya, "Cantik."
"Yah kau benar, kita bisa membuat mulutnya mendesah terlebih dahulu sebelum kita mencabut nyawanya." kali ini laki -laki pertama yang mengatakan.
Mira yang mengenakan dress tidur berenda warna putih dengan tinggi selutut sehingga memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih.
Karena refleks dengan sentuhannya,Mira langsung beringsut bangun.
"Jangan macam-macam kalian."Mira menatap tajam laki-laki yang tadi menyentuhnya.
"Wow, ternyata kau sudah siap nona.tenang saja kami bisa membuatmu lebih puas di bandingkan dengan pelanggan mu yang lain."
Terdengar tawa menggelegar di ruangan itu, laki-laki bertubuh kurus itu mulai mendekati Mira dan berusaha menguasai tubuhnya. mereka mencekal tangan dan kaki Mira .
"LEPASKAN BR******!, LEPASKAN!."
Mira mencoba memberontak, keringat dingin mulai bercucuran di tubuhnya,dia ketakutan dia berharap Tuhan masih mau menolongnya.
Tangisan pilu mira yang mencoba menjaga harga dirinya,meskipun dia hanya mantan p******.Tetapi dia tidak ingin di perlakukan serendah ini.
Sekelebat Mira mengingat dimana untuk pertama kalinya menyerahkan keperawanannya.
flashback
"No 109, itu nomer kamarnya.Orang suruhanku akan mengantarmu jadi sekarang bersiap-siaplah,kenakan pakaian yang cantik karena kali ini pelanggan yang menyewa mu seorang tuan muda jadi layani dia dengan baik. dan dia sudah cukup lama menunggumu." perintahnya tak sabaran,seorang wanita yang di duga seorang muncikari.
Mira yang saat itu masih belia, gadis tersebut terpaksa harus melayani seorang laki-laki untuk pertama kalinya.
"Kali ini jangan macam-macam, atau kamu tau sendiri akibatnya, kamu tidak ingin bukan pengobatan ibu kamu yang pembangkang itu berhenti?"Ancamnya kemudian.Pergi meninggalkan Mira dengan keadaan ketakutan.
Disini Mira sekarang setelah sebelumnya dia berganti pakaian dan memoles wajahnya sedikit agar lebih segar, seseorang yang di tugaskan nyonya Dolly kini membawanya ke sebuah hotel berbintang.
Sesampainya di depan kamar yang di sebutkan ,Mira memantapkan hati bahwa apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk kesembuhan ibunya yang membutuhkan banyak biaya pengobatannya.
"Ibu,tolong bertahanlah untukku." ucapnya dalam hati.
Bersamaan dengan Mira membuka akses pintu kamar tersebut.
...ΩΩΩ...
Kembali ke sekarang saat dua kancing baju Mira bagian atas terbuka dengan paksa,salah satu dari mereka juga sudah bertelanjang dada.
Bahkan tak segan mereka menampar Mira yang mencoba melawan mereka.
Mungkinkah sekarang waktunya,seorang mantan p****** berakhir dengan keji.
Di saat itu tenaga Mira mulai lemah, dia pasrah jika ini yang tuhan rencanakan.Akankah Mira berakhir di tangan mereka.
Tetapi belum juga mereka melakukan aksinya seseorang membuka pintu secara paksa, dan mengejutkan mereka termasuk Mira.
"Apa yang kalian lakukan bodoh."Dia begitu geram melihat anak buahnya mencoba memperkosa tawanannya.
Melihat bosnya datang dengan penuh amarah seketika mereka menyudahi tindakannya.
Sedangkan Mira dia langsung bergeser dan menutupi bagian dadanya dengan sebelah tangannya.
...----------------...
Ardhan duduk di lantai samping ranjang Mira, bertopang dengan kedua tangannya dan kepala yang menunduk,bahunya terguncang menandakan bahwa dia menangis.
Dia mengkhawatirkan keadaan Mira, bayangan sewaktu ayah dan ibunya meregang nyawa hadir di pelupuk matanya.
Ardhan tidak bisa membayangkan jika harus kehilangan Mira, satu -satunya wanita yang mampu menjungkirbalikkan hidupnya.
Di saat Ardhan yang masih tenggelam dalam kesedihannya, dari pintu muncul Dany yang sudah terlihat lebih segar semenjak meminum obat pemberian perempuan kerdil itu.
"Ah,kenapa aku jadi inget perempuan itu." fokusnya ke arah botol air mineral, Dany membawa nampan berisi makanan untuk Ardhan.
Dany menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikirannya yang ngelantur.
"Tuan." Dany berdiri tepat di depan Ardhan, dengan nampan yang masih di tangannya.
"Bagaimana,apa sudah ada informasi tentang keberadaan Mira."Berbicara dengan suara yang serak ardhan tidak bergeming raganya masih betah dengan posisi tertelungkup tersebut. Namun jiwanya berkeliaran memikirkan nasib wanita yang dicintainya.
Dany menaruh nampan di atas mejanakas di samping di mana Ardhan duduk.
Dia mulai mendekati Ardhan dan ikut berjongkok di depannya.Selain Ardhan adalah bosnya, Ardhan juga teman masa kecilnya. Teman seperjuangan di mana mereka sama-sama berusaha saling membantu menutupi kekurangan masing-masing.
"Nona sepertinya di bawa ke luar kota, karena plat mobil yang membawa nona terekam kamera CCTV belakang toko, tapi yang jelas penculikan nona tidak ada kaitannya dengan Samuel."
Mendengar itu Ardhan seketika langsung mendongak menatap Dany,matanya yang sembab memerah membuktikan betapa Ardhan sangat kehilangan sosok Mira di hidupnya.Semangatnya kembali pulih saat tau ada titik terang tentang keberadaan Mira.
Ardhan berharap kali ini bisa menemukan Mira secepatnya.
"Kita ke sana sekarang dan kerahkan semua orang suruhan mu untuk mencarinya." Ardhan langsung bangun berdiri, berjalan keluar dari kamar mira.namun langkahnya terhenti ketika melihat gaun yang pernah Mira kenakan di pesta bersamanya tergantung rapi di lemari kaca .
"Aku merindukanmu."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments