Setelah perseteruannya dengan nyonya Dolly selesai, Ardhan langsung menghubungi sekretarisnya yang sebelumnya di perintahkan untuk menggantikan urusan bisnisnya.
Ardhan menyuruhnya mentransfer sejumlah uang yang di minta Nyonya Dolly lewat pesuruhnya.
Dany sekretaris Ardhan yang usianya sama sepertinya merasa bingung karena setau dirinya,atasannya tidak pernah tertarik dengan wanita,apalagi pekerja s*** seperti wanita yang di beli Ardhan.(Dany belum tau jika ardhan hanya menolong Mira saja).
"Kamu tidak apa-apa?"ucapnya Ardhan sedikit khawatir dengan wanita itu.Ardhan melepaskan Jasnya dan terlihat memakaikannya ke tubuh Mira.
Posisi Ardhan yang berdiri di depan Mira yang duduk di bangku,sehingga saat tatapan mata mereka bertemu.
Mira sempat terpana dengan apa yang di lakukan oleh Ardhan,merasa tersentuh dengan perhatian kecil itu.
"Ada apa ini,kenapa dengan jantungku?ingat Mira dia hanya menolong mu."ucapnya dalam hati.
Tapi setelah mengingat siapa dia, akhirnya dirinya merasa tahu diri.
"Aku baik-baik saja tuan,dan ini sudah biasa aku mendapatkan nya.Jadi tenang saja."jawab Mira dengan senyuman.
"Katakan padaku siapa nama kamu?"tanya Ardhan meliriknya sekilas,mereka duduk bersebelahan masih menunggu di Area parkiran.
"Mira."jawabnya singkat.
"Hanya itu?"tanya Ardhan mengerutkan keningnya.Dirinya merasa heran dengan nama Mira yang pikir Ardhan sangat singkat.
"Yah,yang kutahu hanya itu namaku.Ibuku tidak pernah menyinggung soal nama.Karena bagi kami nama itu tidak penting yang terpenting itu adalah Uang."ucapnya menatap Ardhan.
Mereka sama-sama terdiam cukup lama, Sama-sama saling menatap mata masing-masing.
"Mata itu,siapa kamu sebenarnya?"Ardhan melihat mata Mira yang kebiruan itu.
Hingga mereka dikagetkan dengan kedatangan Dany.Mereka pun langsung berdiri.
"Semuanya sudah selesai tuan."ucap Dany sambil menyerahkan laporannya.
"Baguslah,serahkan saja di kantor karena lebih baik sekarang kita pergi dari sini."jawab Ardhan merasa puas dengan kerja sekretaris nya.
"Kita ke Rumah sakit sekarang."perintahnya terhadap sekretarisnya Begitu semua urusan selesai.
"Tidak usah tuan,cukup bawa aku pergi dari sini."Pintanya Mira memohon.Baginya rasa sakit di tubuhnya tidak terlalu penting sekarang.Mira hanya ingin keluar dari bayang-bayang penderitaannya.
Terlihat Dany melirik kearah Ardhan,seperti menanyakan keputusan apa yang hendak Ardhan lakukan.
"Baiklah,tapi setelah itu aku akan menyuruh orang mengobati lukamu itu."ucap Ardhan memutuskan.Sebenarnya dia begitu khawatir melihat luka Mira yang cukup parah.
Mira hanya mengangguk sambil tersenyum,dia merasa sangat bersyukur karena laki-laki menolongnya.
Lantas mereka langsung memasuki mobil dengan Mira yang dibantu Dany.Dengan posisi Dany di belakang setir ,Mira yang di tempatkan di kursi penumpang bagian belakang.
Dan Ardhan langsung duduk di samping sekretaris nya,tentu saja itu membuat Dany langsung menatap bingung atasannya.
tetapi detik kemudian Dany mengerti apa alasannya.
"Kita ke Apartemen,dan tempatkan dia di sana."ucapnya dengan tenang.
Melihat Dany yang diam, Ardhan tau kemana arah pikiran sekretarisnya.
"mm..maaf tuan,Apartemen siapa yang Anda maksud?"tanya Dany masih dengan kebingungannya.Karena pikirnya tidak mungkinkan di tempatkan di Apartemennya.
@Ngarep.com😁😁
Sedangkan Ardhan yang ditanya,hanya menatap dengan mata yang melotot tajam karena pikirnya seorang sekertaris harus tau apa yang di pikirkan atasannya.
"Ah,iya tuan saya mengerti."Jawabnya dengan menganggukkan kepalanya.
"ma-."
"CEPAT JALAN!"
Ucap Ardhan geram,langsung memotong sebelum dany menyelesaikan pertanyaannya.
Tanpa berpikir panjang Dany langsung tancap gas menuju tempat yang di maksud Bos besarnya.
Mobil Ardhan terlihat mulai keluar dari area parkir,Ardhan masih menatap ke arah depan.Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
Sedangkan Mira sejak memasuki mobil hanya memandang ke arah luar.Mira tidak terlalu memperdulikan keberadaan mereka,karena ia sedang berpikir kemana mereka membawanya?
Sejenak Mira diam merenung,meratapi nasib hidupnya.
"Adakah di luar sana yang sama sepertiku?hidup dalam penuh dosa,banyaknya hinaan yang di terimanya,selalu dianggap rendah oleh semua orang yang mengenalnya.Andai saja bisa mengulang waktu,Aku lebih memilih untuk tidak pernah di lahirkan.Namun itu salah,aku harus tetap bersyukur dengan jalan hidupku.Bukankah ada pepatah mengatakan jika Habis gelap pasti terbitlah Terang? Mungkin itulah jalan hidupku sekarang."
Sewaktu masih kecil,baginya dan ibunya bisa makan sudah membuat mereka merasa sedikit lega.
Tetapi semenjak kematian ibunya dan dirinya yang beranjak dewasa, Mira sedikit memikirkan seperti apa masa depannya.
Apakah terus seperti itu?bergantian tangan-tangan penuh nafsu bebas menjelajahi setiap lekuk tubuhnya,mencumbu, mengeksplor dengan gairah daerah-daerah sensitifnya.
Hanya demi beberapa lembar uang,dia harus menjadi manusia yg paling terkutuk.
Terkadang dia bertanya Mengapa dia dilahirkan dari rahim seorang p******?
TUHAN,,,apa dia masih punya kesempatan?
dia merasa sangat kotor,Hina.
banyak orang yang memandangnya jijik, merendahkan pekerjaannya.
seakan mereka manusia yang paling bersih,paling benar, jauh dari kesalahan
jika Mira bisa memilih tentu saja dia tidak ingin seperti itu.
sekarang setelah dia bisa lepas dari belenggu nyonya Dolly,apa yang harus dia lakukan?
Mungkinkah sekarang ganti menjadi wanita simpanan laki-laki ini,mengingat laki-laki ini telah membelinya.
tanpa terasa setetes air kepedihan jatuh di genggaman tangannya.meratapi nasibnya yang sedemikian buruk jauh dari kata indah.
sekali lagi Mira melirik ke arah laki-laki di depannya,dia pikir siapa sebenarnya laki-laki ini,Mira bertanya apa tujuan sebenarnya laki-laki ini membantunya.
Suasana hening tercipta di dalam mobil Ardhan.
"Apa mereka sudah saling kenal sebelumnya?kenapa aneh sekali suasananya?"ucap Dany dalam hati.
Dirinya mendapati raut wajah Ardhan yang tak biasa.
Hingga suara Mira mengawali pembicaraan mereka.
"Terimakasih banyak tuan atas bantuan anda,dan maaf karena saya,tuan harus kehilangan banyak uang."ucap Mira tulus.
"Tidak apa-apa,kamu cukup obati saja luka kamu terlebih dulu."jawab Ardhan, sebenernya dia juga merasa heran dengan dirinya sendiri.mengapa dirinya mau menolong wanita seperti Mira?pikir Ardhan dalam hati.
"Apa sudah lama seperti itu?"Ardhan tidak sadar jika pertanyaannya menuju keranah pribadi."Tidak usah kau jawab."lanjutnya setelah tau jika dirinya salah pertanyaan.
Lagi-lagi Ardhan menunjukkan tingkah anehnya.Karena sempat melirik Mira dari kaca spion,terlihat senyum manis di bibirnya.Meskipun ada luka lebam di sekitar bibirnya,tetap tidak mengurangi kecantikannya.
Dan itu tak luput dari pengawasan Dany.Dia pikir tumben atasannya melirik perempuan.karena biasanya Ardhan akan terlihat marah jika di dekati perempuan-perempuan yang haus akan kemewahan atau sekedar menilai tampangnya saja.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments