Seusai Dany mengangkat telefon,Dany yang mengetahui jika bos besarnya sudah di depan pintu apartemen, secepat kilat berlari menuju ke arah pintu.
saat ini bagi Dany pintu yang didepannya sebagai penentu hidupnya.
Dahinya mulai berkeringat.Dia ragu-ragu saat tangannya mulai menyentuh Handle pintu.Terlalu lama menundanya juga bukan hal baik melainkan menambah kemarahannya.
Seketika dirinya terkejut,saat pintu terbuka.Bukan karena kedatangan Ardhan.Melainkan penampilan bosnya yang tidak biasa.Bagaimana seorang laki-laki dingin, pemilik perusahaan besar datang dengan berpenampilan seperti itu.Masih dengan setelan piyamanya yang berwarna coklat dan rambut yang acak-acakan.
Dany terpaksa menahan tawanya,karena saat ini dia masih sayang dengan nyawanya.
"Minggir!"ucap Ardhan langsung menerobos masuk.
Bertepatan dengan Mira yang baru keluar kamar berjalan melewatinya begitu saja tanpa tau ada dua laki-laki yang tengah memperhatikannya.
Ardhan langsung berhenti,melirik tajam kearah Dany.Tau maksud tuannya dia langsung membalikkan tubuhnya.
"Hm,Dasar.Bilang saja dia ingin menikmatinya sendiri."Dany.
Mira saat itu Hanya memakai baju tidur tipis tanpa lengan,alasannya karena semalam tiba-tiba AC kamarnya rusak.Dirinya yang lupa semalam Dany menginap di tempatnya.
Dengan santainya Mira berjalan menuju ke arah dapur untuk mengambil air minum.Karena dirinya yang kehausan langsung membuka kulkas begitu saja.
Saat Mira sedang minum sambil membalikkan tubuhnya,langsung terkejut membuat air yang ada di mulutnya hampir menyembur.
Sadar dirinya yang hanya memakai baju tipis.
Mira langsung lari ke dalam kamarnya,di balik pintu kamar dia membodohi kecerobohannya sendiri.
Meskipun dulu pekerjaannya melebihi dari ini,memperlihatkan lekuk tubuhnya sendiri di hadapan laki-laki yang tak di kenalnya.
Namun kali ini entah kenapa perasaan malu begitu ketara di wajahnya.
"Darimana mereka?"ucap Mira malu,masih saja lupa dengan keberadaan mereka karena apa.
Berbeda dengan dua orang yang diluar pintu kamar.
Menyadari tuannya seperti ada yang aneh,Dany langsung mendekati."Omo!"ucapnya kaget karena Ardhan hampir saja limbung.Mungkin karena tiba-tiba disuguhkan pemandangan indah.
"Ada apa denganku?"gumamnya lirih,berdiri mematung dengan sebelah tangannya menyentuh dadanya.
Sesaat kemudian setelah mereka sama tersadar dari keterkejutannya masing-masing.
Disinilah mereka,duduk di sofa dengan posisi Mira yang sudah mengganti pakaiannya berhadapan dengan Ardhan,sedangkan Dany lebih memilih duduk di lantai seumpama duduk di kursi pesakitan.
"Dimana handphone kamu?"ucap Ardhan dengan sorot mata tajam.
"Cih,Berani mengacuhkan telepon dariku semalaman."lanjutnya lagi menyindir Dany.
Dirinya merasa diabaikan sendiri semalam.Padahal dirinya seumpama bom yang hampir meledak.
"Maaf tuan."Karena sudah tidak tau harus menjawab apa,oleh karena itu kata maaf adalah yang paling benar.
Dany yang takut hanya menunduk.Sesekali melirik kearah Ardan.
"Ada apa dengannya?dasar aneh."ucap dalam hati,melihat Ardhan berbicara dengannya tapi sorot matanya malah menatap Mira dengan wajah malu-malu.
Kini Ardhan melihat Mira yang sejak tadi terus menunduk,tatapannya berubah.
"Kenapa matanya?Menjijikan!" Dany
Ardhan seketika lupa dengan apa yang hendak di sampaikan,padahal rentetan pertanyaan sudah ia siapkan barusan.
Sesekali masih menyentuh dadanya,dia masih penasaran perasaan apa yang kali ini dirasakan.
Baru kali ini Ardhan merasa aneh dekat dengan wanita.seumur hidupnya hanya Mira yang berbeda di matanya.Dalam arti hatinya merasa nyaman jika berurusan dengan Mira.
"Bersiaplah nanti malam."Akhirnya hanya kata itu yang dia ucapkan.
"Dan kau pergilah!carikan gaun untuknya."perintah Ardhan menunjuk kearah Dany,tatapannya berubah lagi.
"Satu lagi,pilihkan yang tertutup." tambah Ardhan lagi penuh penekanan.
Ardhan tidak ingin wanita itu dilihat dengan mata penuh nafsu oleh laki-laki seperti barusan.Andai saja Dany bukan sekretarisnya,mungkin Ardhan sudah mencolok matanya.
"Iya tuan,saya mengerti."jawab Dany mengerti.
Karena di rasa sudah cukup Ardhan langsung keluar menuju area parkir ,masuk ke mobilnya.Saat Ardha melirik ke arah kaca spion,dia kaget dengan rambutnya yang acak-acakan, langsung tersadar jika penampilannya sejak tadi yang_
"oh sit"
...***********...
Ardhan bolak- balik mengecek penampilannya di depan kaca.Kejadian tadi pagi cukup membuatnya trauma.
Sepanjang jalan pulang tak henti -hentinya dia mengumpat kebodohannya sendiri,kesal dengan kecerobohannya sendiri.
"Apa jangan-jangan dia menganggap ku aneh?"gumamnya dalam hati,gelisah memikirkan apa yang di pikirkan Mira tentangnya.
"Aaaaa,Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya?" Ardhan masih saja gelisah,dirinya bukan takut namun lebih tepatnya karena malu.
Seumur hidupnya dia selalu tampil menawan,banyak orang yang memujinya,bahkan tak jarang relasi bisnisnya menjodohkan dengan anak mereka.
Tetapi karena kecerobohannya sendiri,pagi tadi dia menjadi sosok Ardhan Prayoga yang berbeda.Laki-laki tampan,dingin berubah 180% hanya karena seorang wanita.
Malam ini Ardhan di undang di acara ulang tahun perusahaan salah satu rekan bisnisnya,
biasanya Ardhan hanya di temani sekertaris nya Dany.Namun entah kenapa Ardhan kali ini mempunyai keinginan untuk mengajak Mira.
Ardhan tampak menawan,dengan setelan Tuxedo warna hitam tak lupa dasi kupu-kupu untuk melengkapi penampilannya, wajahnya yang tampan, tubuh tinggi menambah nilai penampilan nya.
"Kali ini aku harus tampil sempurna."Ardhan masih saja memikirkan penampilannya.
Mungkin mulai sekarang ritual berkaca menjadi prioritas utamanya.
Selama mengenal Mira, Ardhan mulai banyak berubah.
Wajah dingin yang selalu diperlihatkan, tampak ada sedikit senyum tipis jika berpapasan dengan karyawan nya.
Wanita itu cukup memberi kesan positif pada Ardhan.
Mereka sama-sama mempunyai masa lalu yang kelam,pribadinya yang tidak pernah memandang derajat seseorang.menganggap bahwa mereka sama sepertinya.
Sama halnya dengan menilai Mira bukan karena dia wanita murahan,tetapi karena dirinya
menatap karena dia wanita yang patut di lindungi.
Ardhan sempat terpana dengan penampilan Mira yang sedikit berbeda.
Gaun panjang hitam dengan lengan brokat panjang, sedikit belahan di bagian bawah. sangat cantik untuk Mira yang mempunyai kulit bersih.
Tak ada lagi rambut pirang,melainkan di ganti rambut hitam panjang yang di kepang sebagian.
Saat Ardhan dan Mira mulai memasuki tempat acara, semua mata mengarah ke mereka.
Karena baru kali ini seorang Ardhan yang biasa kemanapun dengan Dany yang selalu menempel dengannya.Kini mereka melihat dia tengah mengandeng seorang wanita cantik.
Tampak dari semua para tamu undangan, sosok wanita cantik dan laki laki paruh baya menatap kaget kedatangan Ardhan.
"Jadi karena wanita itu." gumam Jessica santai namun dengan tatapan dinginnya.
Berbeda dengan sosok laki-laki paruh baya,yang menatap dengan ekspresi yang sulit di artikan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments