_________
Sore hari di rumah Elli nampak sunyi tak terdengar suara di dapur, entah si Bibi kemana. Sebelum itu, Ibu sudah pamit menjemput Cucu pertama kesayangan nya. Sementara Elli, merasakan bosan mendadak di dalam kamar. Memutar tubuh di atas kasur, pikiran mulai melayang kemana-mana.
Benaknya masih kacau balau. Membuat status mungkin mereda kan sedikit keluh kesah di hatinya. Masih memikirkan kata-kata yang sesuai dengan kondisi hati.
" Ehm ...". Mendehem sendiri di depan layar ponsel. Alih-alih jari mengetik kata per kata.
Hati ini terbuat dari gumpalan rasa yang bercampur. Jika dihadapi dengan rasa kesal, dia akan marah ! Jika melewati rasa sedih, dia akan gundah ! Jika diguyuri rasa senang, dia akan berbunga. Kalau tak bisa melunakkan nya, cobalah untuk tidak mengeraskan suara !
" Tinggal di edit dikasih lagu mellow aja". Ucapnya masih tengah sibuk dengan ponsel. Kemudian status yang dia tulis dengan background gambar kartun wanita di bawah guyuran hujan. Meninggalkan dulu ponsel untuk segera membersihkan diri karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
________
" Yuda, jangan main terus. Kerjakan tugasnya. Lihat tu ade Yudi lagi belajar. Jadi malamnya bisa cepat tidur !". Oceh sang Mami melihat salah satu si kembar sibuk memainkan game di gadget.
Berbeda dengan sang adik, Yuda sebagai Kakak yang berbeda 3 menit dari Yudi memiliki sifat cenderung aktif. Ya, aktif memainkan game di ponsel sang Mami atau di tablet nya . Lagi sibuk mencondongkan tubuh kiri kanan mengikuti game di ponsel.
" Yudaaaaa. Kalau Mami ambil nanti gak dapat jatah main loh !". Celoteh tersebut berhasil membuat anak nya melirik. " Em?". Memainkan alis didepan sang putra.
Memberikan ponsel ke Mami dengan sedikit terpaksa. " Ya sudah. Yuda kerjakan PR aja. Mami main aja dulu, gantiin Yuda !". Sahutnya sedikit judes. Membuka tas yang sudah di atas meja belajar sejak tadi.
" Gitu dong. Itu baru namanya anak mami yang ganteng !". Sambung si Mami cantik, dia adalah Caca Bianca atau Bu Caca. Mengelus puncak kepala Yuda yang mengemaskan. Lanjut, membuka ponsel tadi. Mengirim pesan ke suami tercintanya untuk segera pulang cepat.
Status baru ? Eh. Dokter Elli statusnya puitis bener ya. Biasa kalau begini ni, lagi bertengkar hebat sama pacar.. !
Umpatnya dalam hati, kemudian mulai mengetik balasan status rekan kerjanya tersebut. Lalu di kirimnya dengan wajah tertawa kecil.
______________
" Assalamualaikum ?!". Sapa seorang wanita dari via telepon.
" Walaikumsalam Mamah ku, kenapa?". Jawab suaminya dari jauh di dalam ponsel
Mengendus jengkel. " Dimana? Katanya pulang cepat. Kita sudah liburan masih aja sibuk kerja !".
Memutar kursi kerjanya. Beberapa orang di ruangan sudah pergi keluar sesuai kode Putra . " Dikit lagi, bentar ya. Tanggung !"
" Ya sudah. Tanggung sendiri nanti marahnya mamah gimana ". Mengakhiri telepon tadi. Wajah Ayu sangat kesal sampai bibir pun maju beberapa senti ke depan.
" Gawat ni kalau Nyonya marah. Bisa-bisa tidur di kolong jembatan !!". Bergegas mengambil jas dan tas kerjanya, tidak lagi melanjutkan aktivitas di ruangannya.
Ayu dan Putra sekarang sedang berlibur di luar kota tanpa kehadiran Behzad, anak pertama dan paling di sayang. Baru sehari mengikuti suaminya keluar kota berkedok liburan, malah di selipkan aktivitas kerja. Behzad di titip mertua Ayu. Tapi hari ini di jemput sang Ibunda, Bu Sari untuk gantian mengurusnya.
Masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Anak yang begitu mengemaskan lagi senangnya bermain. Kini, Ayu di buat jengkel suaminya sendiri. Ingin menikmati kembali masa pacaran tapi suami masih terus bekerja. Duduk di atas kasur, niat ingin menanyakan sang anak pada Elli. Dia malah terfokus dengan status adiknya yang galau.
" Idih anak muda, galau aja curhat di sosmed. Si Ade kenapa lagi ini? Statusnya seperti lagi berantem sama pacarnya?!". Ucapnya kepo. Jari tangan pun kian mengetik membalas status adiknya.
" Assalamualaikum cantik !". Sapa suami yang sudah membuka pintu kamar hotel tempat mereka menginap.
" Em. Walaikumsalam !". Jawabnya jutek. Melongos lalu menarik selimut ke seluruh tubuhnya dan memejamkan mata, membelakangi suami tercinta.
Putra menaruh tas dan jasnya, kemudian membuka kancing kerah kemejanya dan sedikit mengendor kan dasi miliknya. " Idih, ngambek aja minta pertanggungjawaban?". Ucapnya tertawa pelan.
__________
" Huammmmmm !". Menguap habis bangun tidur. Tidur siang yang cukup, membuat energi Kiki kembali penuh. Melihat jam di dinding kamar sudah sore dia pun bergegas mandi.
Sudah tidak tinggal di kosan kecil. Kini dia tinggal di apartemen milik keluarga yang tak jauh dari tempat kerja nya. Hidup sendirian membuat diri terkadang tidak teratur. Contohnya, makan saja sering beli di luar. Kurang lebih semacam anak kosan.
Selesai berpakaian. Menyalakan televisi dan menyeruput secangkir kopi panas yang dia buat di dapur mini miliknya. Kiki duduk di sofa depan televisi.
" Nah itu, si Tukang siram tanaman. Langganan kali ya jadi wanita gila harta dan jahat sama mertua. Mukanya memang cocok, gak nipu bener deh ini akting !". Ujar Kiki begitu antusias mengikuti alur drama di tv.
Beberapa menit kemudian, dia mengambil ponsel di atas meja. Membuka wa, meskipun dia tahu tidak ada yang mengirim pesan. Terlihat tanda titik baru di Status.
" Kenapa ni si Elli. Nyinggung siapa dia? Seperti nya lagi marah sama seseorang deh. Gak mungkin juga Gara !". Rasa penasaran itu memuncak di kepala. Mengetik balasan ke Elli berharap di balas rasa penasaran nya.
Kembali menonton tv . " Eh, baru di tinggal bentar. Sudah mati aja tu tukang siram tanaman. !" Kaget ketinggalan adegan cerita drama di tv yang di mainkan Fani, kekasih atasan Kiki di rumah sakit.
__________
Tok tok tok !
" Ade bangun sudah sore. Mandi sana buruan !". Mengetuk pintu kamar adiknya.
Berlalu meninggalkan kamar si adik, dia tengah sibuk menyiapkan makan malam di dapur menggunakan celemek bermotif bunga sakura. Memotong sayur dan segala macamnya.
Karena kedua orang tua jauh dari mereka. Akhirnya Gara bersama adik perempuan nya tinggal berdua dengan mandiri di sebuah apartemen cukup luas. Tanpa asisten rumah tangga, hanya mereka berdua bergantian mengurus apartemen atau sekedar menyiapkan makan bersama.
Waktu terus berlalu hingga si adik sudah selesai mandi. " Kak Gara, masak apa malam ini?". Tanya gadis yang duduk di bangku kuliah semester pertama.
" Masak ? Em. Lihat aja nanti !". Ucap nya iseng. Dan fokus menumis sayuran
Mendengus dingin, menunggu hidangan matang. Dia menonton tv. " Kak? Apa Kakak sudah mempunyai orang yang kakak sukai di rumah sakit?". Diana menoleh ke Gara, kakaknya yang hanya terlihat punggungnya
" Kenapa? Kepo banget? Ade sendiri gimana? Apa ada ? Ayo ngaku sama kakak !". Sekedar menjahili adik bungsu yang sudah beranjak dewasa. Tak terasa waktu cepat berlalu.
" Gak ada. Ana gak suka sama cowok di kampus. Ngeselin kak ! Masa iya, mereka nitip absen ke Ana, curang banget. Ogah deh Kak !!!". Kembali menoleh ke arah layar tv. Memindahkan channel TV.
Ting !
Suara notif wa terdengar. Ponselnya berada dekat dengan Gara. Masih sempat dia buka sambil menunggu ayam nya matang. Duduk di kursi makan. Masih memakai celemek.
Kiki Ambyar : Eh biji ketapel ! Sudah lihat belum status Elli? Ku rasa dia lagi mellow banget.
" Status?". Meninggalkan pesan dari Kiki beralih ke menu status wa yang berderet ke bawah. Status Elli di urutan pertama. Khawatir sudah mulai menjalar ke kepalanya, langsung di ketik untaian kata cemasnya ke Elli. Berharap segera di balas.
" Dek. Lihat sebentar ayam nya". Ucap Gara memandang sang adik.
Bergegas ke dapur. " Ehm !".
____________
Sedangkan saat Reijal melihat status Elli, rasanya status tersebut menunjuk ke arah dirinya secara tidak langsung. Nyali nya kembali menciut, memikirkan masalah minta maaf saja sungguh ribet. Apalagi memikirkan berbagai pekerjaan di rumah sakit.
Belum lagi cara mengklarifikasi pesan wa yang menurut Reijal keramat itu. Bagaimana bisa memandang wajahnya, wajah diri sendiri aja entah di mana di taruh sangking malu. Ulah Bu Linah memang berhasil mengerjai anaknya untuk sedikit memberi rasa jera.
Reijal tidak bisa tidur siang, terus memikirkan upaya meminta maaf yang benar agar semua masalah kelar. Berpikir , mondar-mandir di dalam bilik kamar.
Tok tok tok !
" Siapa?". Tanya Reijal
" Tuan beberapa wartawan di depan pagar !". Ucap si Bibi di depan pintu yang terkunci
" Biarlah Bi. Saya tidak peduli. Bilang saja saya tidak di rumah !". Kata Reijal didalam kamar. Mengeryit kan dahi, masih masalah Fani yang tak ada habis-habisnya.
" Baik Tuan !".
Cih
" Wanita gila itu masih saja mengusik ku. Bikin setres ! Lama-lama aku pindah dari rumah ini, menganggu kenyamanan saja !!!". Gumamnya kesal.
_____________
" Aunty ! Jalan-jalan yuk !". Ajak Behzad pada Elli.
" Jalan-jalan Sore? Tapi kemana, Aunty binggung !". Balas Elli yang tengah duduk menemani nya mewarnai buku bergambar.
" Ezad pengen jalan makan ice cream !" Pintanya melirik Elli dengan wajah imut nan tampan seperti Papah nya.
Elli berpikir sejenak. " Ijin dulu sama nenek, Behzad berani gak?"
Mendengar kalimat itu, anak mungil tersebut merespon dengan cepat berdiri dan berlari mencari neneknya di dapur, sambil terus memegang pensil warna. " Nenek-nenek ! ". Panggilnya
Melirik ke bawah. " Ya sayang, ada apa?"
" Ezad pengen jalan sama Aunty, boleh gak?". Memiringkan kepala ke kiri. Tak kuasa melihat cucu kesayangan selucu itu. " Boleh, tapi jangan lama !". Ucapnya dengan senyum.
Tak lama, Elli bersiap berganti baju. Selesai bersiap, mengambil tas berisikan dompet dan ponselnya. Menuruni anak tangga, dimana ujung akhir tangga Behzad sudah tampak siap . Wajahnya seperti kegirangan. Hanya itu, yang membuat Elli tidak mengingat kembali masalahnya.
Sesampainya di toko, Behzad bersama Elli berbelanja ice cream . Bocah itu menunjuk semua ice cream berbagai macam rasa di depannya. Keponakan tersayang, ya Elli nurut aja dia mau apa.
" Udah jangan banyak-banyak. Nanti gigi nya Ezad gak jadi tumbuh loh", alasan klasik tersebut mampu membuat nya berhenti menunjuk. Syukurlah anaknya nurut meskipun aktif.
Duduk di bangku taman bermain di pinggir kota. Anak bocah lainnya nampak asik bermain dengan wahana seadanya dari pemerintah. Sore hari memang tampak rame orang tua membawa anak-anak mereka jalan. Behzad Hafiz Putra, tengah sibuk dengan sendokkan ice cream rasa coklat. Sesekali Elli, mengusap tisu di wajah ponakan yang belepotan.
Ting ! Ting ! Ting ! Ting !
Mampus Gila ! Ni hp berisik banget dah. Elli
" Jangan belepotan makannya adek !" Ucap Elli masih menghapus noda kecil di wajah Behzad. Kemudian beralih pada ponsel di tasnya.
Bu Caca : Biasa status begini di tunjuk kan sama pacar ni
Stelli P. W : hehehe Gak Bu dokter . Iseng aja
Lanjut ke pesan yang lain.
My Sister : idih, lagi berantem sama pacar ya ? Siapa sih dek? Jangan-jangan kerja di rumah sakit ya?
ih si kakak, ngasal aja deh ngetiknya.
Stelli P. W : gak ada yang punya pacar kak ! Ini Behzad lagi makan ice cream banyak banget.
Pesan dari Kiki.
Rizky Alatas : jangan galau Dokter El, nanti bunga-bunga pada layu. Matahari pun jadi redup.
Stelli P. W : Apa hubungan nya hehe
Lanjut pesan berikut nya
Wawan Negara : El, kamu ada masalah ya? Ceritakan masalah mu ke aku, siapa tahu aku bisa sedikit meringankan beban dihatimu.
Hehehe
Stelli P. W : gak papa. Oh ya, ntar malam bisa jalan keluar gak? Aku ingin bawa ponakan ku jalan-jalan juga sih. Bosan di rumah.
Wawan Negara : em. Bisa banget. Mau kemana aja aku akan Nemani kok.
Stelli P. W : hehe makasih ya. Ntar jam 8 aja jemput nya di rumah.
Kembali ke menu pesan masuk. Terlihat pesan dari tetangganya itu sudah terhapus.
Biar di hapus, aku sudah tahu ! Terserahlah. Aku tidak peduli . Mau di rumah atau di tempat kerja !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments