Lanjut !!!
Menjelang malam~
" Non, ini piringnya lagi. Habis itu bisa tolongin angkat wajan gede itu gak?" Seorang Ibu menghampiri Elli berjongkok lagi membilas piring-piring dan gelas.
" Iya bisa Bu. Tapi saya ijin ganti baju dulu ya ke sebelah. Biar mudah langkahnya !". Maklum baju gamis agak ribet buat Elli beraktivitas. Baju yang menjuntai ke bawah di tambah aktivitas cukup menguras keringat.
" Iya, jangan lama ya Non !"
" Iya Bu, bentar ya !" Elli membasuh tangannya yang sedikit berbusa. Lalu beranjak dari belakang berjalan ke depan.
Tamunya seberapa banyak sih. Dari tadi nyuci gak habis-habis piringnya. Elli
Mengumpat dalam hati, membenarkan baju yang kucel dan kotor.
Bruk !!!!
" Aduh. Mbak bisa gak jalan tu pakai mata bukan dengkul !"
" Dimana-mana jalan tu pakai kaki bukan mata !" Sahut Elli, jelas-jelas jalan menggunakan kedua kaki bukan kedua mata.
Diam, hening. Saling bertukar pandangan beberapa menit. Namun, suasana itu runtuh ketika Reijal sudah menahan tawanya malah keluar tak tertahankan.
" Habis dari mana lu? Dari gorong-gorong ya? Hahaha !" Suara tawa yang terbahak-bahak melihat diri Elli kini berantakan.
Membuang muka, berlalu meninggalkan Reijal yang nampak puas menertawakan dirinya yang kucel. Masuk ke rumah naik tangga dan berganti baju. Dalam hati yang terus mengumpat seperti merasa muak dengan tetangga nya itu.
" Aku harus selesaikan tugas ku. Baru bersiap jalan menghilangkan semua setres di kepala ku ini. Agh !! Aku benci pria berprofesi dokter memiliki sifat terpendam berisi mesum itu !". Menyuarakan isi hati, mengepal kuat tangan. Berjalan keluar rumah kembali duduk mencuci piring.
" Makasih ya Non. Sudah mau membantu !" Sahutnya si Ibu tadi lagi merapikan dapur
" Sama-sama Bu. Oh iya, tamu nya ada berapa ya Bu kok seperti banyak ?" Menggosok wajan gede.
" Non gak tahu, malam ini lanjut acaranya" jawab nya membuat Elli kaget .
Mampus Gila ! Aku sudah janji sama Kiki dan Gara lagi !! Elli
Menghela nafas pelan, " Bu, saya bisa gak bantunya sebentar saja. Saya ada janji sama teman saya Bu !".
" Elli ! Ngapain kamu disitu Nak ?" Suara itu begitu hafal di telinga Elli. Benar, dia adalah Ibu Sari. Ibunda Elli sedikit heran melihat anaknya sibuk di dapur.
Eh ! Elli
" Hehe, Ibu ? Ini lagi nyuci piring. Masa iya, Elli lagi tiduran. !" Mendongak ke atas, menghiasai senyum ketakutan di bibir nya yang rapat.
" Sejak kapan disitu. Ibu suruh datang jadi tamu bukan nyuci piring sayang ! Berdiri !" Keluar sudah power of emak-emak nya Bu Sari.
Mengikuti perintah, perlahan berdiri mendekat pada Ibunya memasang wajah jutek .
" Sejak tadi dia membantu kami Bu. Sebelumnya dia pamit ganti baju biasa, karena sebelumnya pakai gamis !" Sahut Ibu yang menyuruh mencuci wajan
Kedua mata kembali menyoroti Elli, untuk memberi kode agar bisa menjelaskan semua nya. " Tadi Elli datang di depan duduk sama anak-anak. Terus nyari Ibu gak ada, ya Elli di dapur nyuci piring !" Menguraikan permasalahan yang terjadi.
" Ada apa ini Bu Sari ?". Ibu Reijal memasuki kawasan dapur melihat Elli dengan lengan masih berbusa sabun. " Loh, kamu ngapain di dapur sayang? Sejak kapan ?!" . Tanya Bu Linah
" Sejak tadi. Anak Ibu juga tahu kalau saya dari tadi sudah begini !". Jelas Elli . Mendengar kalimat itu. Jelas lah Reijal di panggil.
Elli menyudahi pekerjaan membantu di dapur. Berjalan di gandeng Bu Linah keluar dapur. Memasuki kamar miliknya. " Assalamualaikum. Kenapa Bu?" Berada di depan pintu menggunakan stelan baju koko rapi berwarna putih
" Sini kamu ! Kenapa kamu tidak melarang Elli mencuci piring dari tadi? Lihat dia. Basah terus lelah begini !" Membela kesayangan nya di depan putra sendiri dengan wajah cukup memberi Reijal memundurkan langkah ke belakang lalu mendehem pelan.
" Bu, aku gak tahu kalau dia nyuci piring. Aku tadi sekilas bertemu dia di luar !" Ucap Reijal
" Kenapa tidak kamu tanya kan dia lagi apa. Dia tamu Ibu, ikhlas gak sih nyariin Elli !" . Suara Bu Linah seperti marah pada anaknya
" Bu sudah lah Elli gak papa. Itu memang kemauan Elli. !" Berada di tengah permasalahan membuat dirinya berani melerai berdebat yang tidak jelas.
" Kasihan kamu Nak !" Mengelus tangan Elli dengan lembut.
Reijal melongok ke arah Elli dibalas senyum sinis. Bagai beradu batin di belakang Ibunda Linah.
" Bu saya pamit boleh ya. Sudah ada janji sama teman-teman kerja !" Melihat wajah Bu Linah
" Teman? Maksudnya pacar? Kan Ibu belum sempat mengobrol sama kamu Nak !" Mengelus punggung tangan Elli. Mata Elli melirik Reijal yang masih berdiri tegap bagai tiang listrik.
Kenapa sih Ibu mu ini ! Elli
Mana aku tahu ! Pergi sana menjauh, kalau tidak habis aku di marah habis-habisan. Reijal
" Boleh gak Bu? Elli pergi bertiga kok. Kiki sama Gara !"
Kenapa berasa ijin sama Ibu sendiri. Ibuku gak gini-gini amat deh !. Elli
" Ya pergi lah, tapi nanti kalau Ibu minta sesuatu gak boleh nolak lagi ya. Ntar Ibu pecat jadi calon mantu !" Ceplos si Emak Linah memainkan telunjuknya di depan wajah Elli
Uhuk uhuk uhuk !
" Kenapa kamu? Sakit? Periksa sana sendiri. Jangan manja ke Ibu !" Omelnya membelakangi putra semata wayangnya.
Eh Kunti ! Cepat pergi. Emak ku sudah meleber kemana-mana bicaranya !. Reijal
Mengamati gerak-gerik Elli. Menaikan dagu seperti tidak mengerti apa yang di maksud si pria didepannya kini. " Bu, Elli pamit ya. Assalamualaikum !" Mencium punggung tangan yang notabene akan menjadi mertua ( itu hanya kemauan si Emak Linah ).
__________
Wawan Negara : El, rumah mu yang mana?
" Mampus Gila ! Bentar dong. Rambut belum rapi ini !" Ucap Elli masih menyisir rambutnya
Stelli P. W : Pagar putih jangan yang abu-abu itu ada ****** liar di pagarin
" Kata Elli pagar putih, berarti yang itu didepan !" Kata Gara mengikuti pesan Elli yang dia eja nyaring. Dan memberhentikan mobil pas depan pagar yang terbuka lebar.
" Iya, iya. Buruan turun. Masa iya anak gadis di jemput didepan pagar. Datang ke Emaknya dulu, biar sekalian kenalan !" Balas Kiki membuka pintu mobil.
Menyikut lengan sahabatnya " apaan, awas aja main tikung !"
" Kamu duluan sana !" Menunggu Gara keluar dari mobil.
" Sabar Napa ! Kaki ku baru juga satu keluar, ribet banget jalan sama lu anak Tuyul" oceh Gara geram pada tingkah Kiki . Kiki sudah berdiri menunggu Gara di pinggir mobil.
Menoleh sedikit ke tetangga rumah Elli, pagar terbuka lebar tapi dia tidak melihat ada ****** liar di luar. Kembali berjalan mendahului Kiki.
" Barengan salamnya !" Didepan pintu tertutup masih berdebat.
" Iya iya !" Menyetujui paksa ide Kiki
" 1 2 3 " Kiki memberi aba-aba, di ikuti jari yang menghitung.
" Assalamualaikum !" Gara dan Kiki saling menatap saling menyikut saling merapikan diri. Begitulah mereka berdua.
" Iya. Walaikumsalam " ucap Bibi membuka pintu, melihat dua sosok pria tampan berjajar
" Bu !" Gara menerobos Kiki yang ingin bersalaman
" A-anu, ada apa ?" Kebingungan
" Elli nya ada? Mau minta ijin ngajak keluar jalan !" Masih Gara yang berbicara tidak memberi kesempatan Kiki ngoceh.
" Oh. Duduk dulu !"
Mengikuti arahan lalu duduk di sofa menunggu Elli. Tak lama, sang Bintang sudah menuruni tangga lantai atas. Menebar senyum manis ke arah Gara dan Kiki. Mereka cukup terkagum malam ini sampai-sampai berdiri dari sofa. Melihat Elli tampil feminim dengan balutan serba pink, warna kesukaannya.
" Ayok ! Keburu malam !" Elli sudah berada di depan mereka.
" Oh. Em. Iya. !" Gara mengangguk kepalanya sambil membalas senyum Elli yang menawan. " Bu, pergi dulu ya?" Lagi, Gara masih membuat orang heran terutama Elli. Mencium tangan si Bibi.
Kiki menahan tawa di belakang, kemudian di tendang pelan oleh kaki Gara. Menandakan tidak sopan. Elli juga menahan tawa akibat tingkah si Gara. Berbeda dengan ART Elli nampak binggung tapi tidak menepis perlakuan sopan dari teman majikannya.
Kalau aku jujur, pasti seperti Prank gitu. Dia kaget dan malu yang bertubi-tubi. Hahaha. Elli
" Ayok !" Menarik baju Gara. Di ikuti Kiki berjalan di belakang Elli.
Saat sudah keluar rumah. Elli di sambut wajah Bu Sari, alias ibunya sendiri. " Bu. Ini teman Elli, Ini Gara ini Kiki !" Memperkenalkan satu persatu teman disisi nya
" Ibu?" Gara terheran
" Em. Ini Ibu ku !" Ucap Elli melirik mereka ke samping.
" Uhu.. ahahahaha ! Maaf Bu Maaf. Teman saya ini keliru dan lucu mengemaskan sekali, ya gak El??" Melirik Elli yang terhalang sosok Gara ditengah. Gara membalas dengan sikutan. Setengah jiwanya pergi terbang, aksinya sendiri membuat dirinya malu dan jatuh.
" Jadi tadi?" Gara menunjuk arah kebelakang
" Bu. Kami pergi sebentar ya " Kali ini Kiki benar dan Gara kalah telak malam ini. Mereka mencium tangan Bu Sari lembut. Lalu masuk ke mobil. Elli duduk di samping Gara sedangkan Kiki di belakang.
Tettrrrr !
Klakson dibunyikan Gara. Kaca mobil masih terturun. Melambai pamit ke arah Bu Sari sembari senyum.
Apa itu dia? Kenapa bisa dia berubah can-cantik begitu ! kemana rambutnya yang keriting indah itu? Ah. Mataku mulai rusak lagi ! Dasar Kris, jadi dokter aja tidak becus.. !
" Eh ! Aku melihat pria mirip sama bos besar !" Ucap Kiki masih fokus menghadap ke jendela mobil yang mengarah ke rumah sebelah Elli.
Mampus Gila ! " Ah lain itu, ngarang aja kamu Ki. Mungkin terlalu banyak mikir atasan. Jadi kebawa sampai sekarang!" Pekik Elli senyum namun pucat pasi, karena gugup.
" Masa sih, apa mata ku ini mulai rabun ya?" Tertegun binggung. Mobil pun akhirnya keluar dari kawasan rumah Elli. Dan melaju ke jalan raya yang ramai.
Dari balik tembok, dia bersembunyi. " Hampir aja ketahuan !". Mengucap syukur
" Ketahuan apaan?" Emak Linah berdiri dengan berkacak pinggang didepan putranya
Menegakkan tubuh, merapikan baju " eh Ibu ku yang cantik. Gak papa kok. Permisi !" Menunduk melewati emaknya
Srtttttt !
Tarikan kerah baju Koko Reijal membuat langkahnya mundur pas dihadapan si Ibu. Mendongak paksa menatap Ibu " Iya Ibu, ada yang bisa Reijal bantu?" . Cengengesan
" Elli pergi sama cowok lain. Kenapa bukan kamu yang ngajak? Ibu jadi kesel sama gerak kamu yang lambat ini. !" Teriaknya meronta-ronta hingga beberapa tamu memperhatikan sepasang Ibu dan Anak berdiri kokoh dekat pintu masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Faridah
👍👍👍the best deh ceritanya
2020-06-11
0