Salsa telah selesai menikmati makan malam.Kini dia kembali ke kamarnya.Dia tengah sibuk dengan laptopnya.Kali ini dia sedang mencari menu apa saja yang cocok untuk restoran baru mereka nanti.
Sementara Bunda terlihat sedang sibuk menelepon seseorang.Bunda tengah berbincang dengan mbak Rina melalui ponsel. Setelah berdiskusi dengan Salsa tadi,Bunda memutuskan untuk mengambil empat orang karyawan dari Miracle Cafe.Dua orang untuk bekerja di bagian dapur dan dua orang untuk melayani tamu.Sementara bagian kasir akan dipegang oleh Bunda sendiri.Jadi Bunda mendiskusikan dengan mbak Rina siapa saja pegawai yang akan dipindahkan ke Bali.Bunda juga meminta mbak Rina untuk mencari pegawai baru untuk menggantikan mereka yang dipindahkan ke Bali.
Setelah selesai berbicara dengan mbak Rina,Bunda segera menutup telfonnya dan menuju kamar Salsa.
"Sayang...udah tidur belum...??"Bunda mengetuk pintu kamar Salsa.
"Belum bun...masuk aja...!!"Salsa tampak masih asik mengutak-atik lap topnya sambil matanya terus menatap layar laptopnya itu.
Bunda masuk lalu duduk di sebelah Salsa."Bunda sudah hubungin mbak Rina,bunda minta Ferdi,Angga,Lala sama Dian buat nyusul kesini...Nanti Ferdi sama Angga yang handle urusan dapur.Lala sama Dian handle bagian pelayanan.Dan mbak Rina juga udah bunda minta untuk cari karyawan baru buat gantiin mereka di Cafe..."
"Iya bun...Soalnya kan restoran kita kan baru mulai buka.Jadi sementara gak usah banyak-banyak dulu karyawannya...."
"Oh iya...Bunda juga udah daftarin kamu ke salah satu SMA yang terdekat dari sini....Mulai hari Senin kamu udah bisa masuk sekolah sayang. Jadi,kamu juga harus mulai fokus dengan sekolah kamu ya ..!!"ucap bunda lagi.
"Iya bun....maafin Salsa ya...gara-gara Salsa,bunda jadi harus susah kayak gini...!!"Salsa merasa bersalah kepada bundanya karena demi dia bisa kembali ceria seperti dulu,bunda menerima tawaran temannya untuk mengelola restoran di Bali.Padahal sebenarnya bunda sudah cukup nyaman dengan mengelola Miracle Cafe. Bahkan penghasilan dari Cafe itu sudah lebih dari cukup untuk menghidupi mereka berdua.Tapi dengan alasan agar Salsa melupakan masalahnya,bunda rela untuk kembali memulai usaha baru di sini.Dan pastinya, proses ini tak akan langsung berjalan dengan mudah.
"Enggak sayang...lagian bunda juga pengen ngerasain tinggal di sini.Kamu kan tahu,sejak ayah meninggal,kita gak pernah liburan kemana-mana...Anggap aja kita lagi liburan sambil cari uang ...!!!"
"Hmmm....makasih bunda.Bunda selalu ada buat Salsa....Salsa janji,gak akan ngecewain bunda...!!Salsa akan lebih kuat lagi dalam menghadapi masalah....!!!"janji Salsa pada bundanya.Dia memutuskan untuk bangkit dari keterpurukannya.Mengikhlaskan Raka dan mulai melupakan Sakha.Dia harus membantu bunda mengelola restoran baru mereka dan juga kembali fokus belajar agar mendapatkan nilai yang memuaskan.
Bunda tersenyum bahagia melihat anak gadisnya sudah mulai kembali lagi seperti dulu.Bunda mencium puncak kepala anaknya itu,lalu berdiri dan hendak kembali ke kamarnya.
"Yaudah...kamu tidur dulu.Jangan capek-capek...Bunda mau tidur juga ya..."ucapnya, lalu segera keluar dari kamar Salsa dan menuju kamarnya sendiri.
Salsa mengikuti saran bundanya.Setelah mematikan laptopnya,dia bersiap untuk tidur karena besok masih ada banyak pekerjaan yang menantinya.
.
.
.
Sakha terlalu banyak minum malam ini.Akibatnya,kepala terasa pusing dan matanya terasa berat.Dia meletakkan kepalanya di meja dan memejamkan matanya.Saat ini club itu sudah mulai sepi karena sebentar lagi sudah akan tutup.
Seorang gadis berseragam waitres menghampiri Sakha.Dia berusaha membangunkan Sakha dengan mengguncang-guncangkan bahunya.
"Maaf tuan...silahkan pulang..!!Kami sudah mau tutup...!!"ucap gadis itu sedikit berteriak.
Sakha perlahan-lahan membuka matanya Namun karena pengaruh alkohol yang diminumnya membuat mata nya melihat sosok Salsa lah yang membangunkan tidurnya.
"Salsa....??kamu kemana aja...??Aku nyari kamu,tapi gak pernah ketemu...!!Please...jangan tinggalin aku lagi.. Aku gak tau harus gimana kalo gak ada kamu....!!"Sakha terus mengikuti sambil berusaha memeluk gadis itu.Gadis itu tampak ketakutan karena sedang berhadapan dengan orang yang sedang mabuk.
Gadis itu berusaha melepaskan diri dari Sakha.Tapi tenaga Sakha jauh lebih kuat dari pada dirinya.Dalam kondisi mabuk seperti itu,tentu saja Sakha kehilangan akal sehatnya. Dia memeluk gadis itu dengan eratnya dan berusaha untuk mencium gadis itu...Sakha mendorong gadis itu hingga terbaring di atas sofa,dia kini menindih gadis itu dan berusaha untuk menciumnya karena yang dilihatnya saat ini adalah Salsa.
Hampir saja Sakha melakukan hal yang tidak-tidak pada gadis itu,untungnya Leo dan Alvin segera datang.Mereka berdua segera menarik Sakha dari atas tubuh gadis itu...
Setelah membayar tagihan Sakha serta meminta maaf pada gadis itu,mereka berdua segera membawa Sakha pergi dari tempat itu.
Leo dan Alvin menyusul Sakha menggunakan taksi online karena mereka sudah menduga bahwa Sakha pasti akan mabuk.Dengan begitu,mereka bisa membawa mobil Sakha.
"Vin...enaknya kita bawa Sakha kemana ni..??gak mungkin kan kalo kita anter kerumah...??Bisa ditanya macem-macem nanti sama ortunya...!!"tanya Leo sambil fokus menyetir mobil Sakha.
"Bawa ke apartemen gue aja...aman lah kalo disana...!!"
Tanpa banyak bertanya, Leo segera mengendarai mobil Sakha menuju apartemen milik Alvin.Mereka bertiga sering menghabiskan waktu disana saat malam minggu,jadi Leo sudah tahu dimana letak apartemen Alvin.
Tak lama,mereka sudah memasuki apartemen milik Avin sambil memapah Sakha yang sudah tidak sadarkan diri.Dari tadi matanya terpejam dan mulutnya terus menerus memanggil nama Salsa.
Mereka membaringkan Sakha di kasur.Setelah itu,mereka duduk di sofa sambil menunggu Sakha kembali sadar.
Alvin memeriksa isi kulkas,kebetulan masih ada beberapa softdrink.Dia mengambil dua kaleng softdrink dan memberikan satunya untuk Leo.
"Thanks..."ucap Leo menerima softdrink dari Alvin.
"Hemmm...."Alvin duduk di sebelah Leo sambil meminum softdrinknya."Heran gue...tu anak kenapa sampe mabok gitu sih...??"
Leo mengangkat bahunya..."Gue juga gak ngerti ....Kayaknya tu anak emang suka banget sama si Salsa deh...Baru kali ini gue lihat dia sebucin itu..."
Alvin mengangguk tanda setuju dengan pendapat Leo."Tapi tu anak sampe frustasi banget....kemungkinan Salsa belum mau maafin dia...Apa mending kita bantu dia buat ngomong sama Salsa ya besok...??"usul Alvin.Leo pun menyetujuinya.Mereka berdua tidak tahu bahwa Salsa telah pindah ke tempat yang Sakha pun juga tak tahu dimana.Dan itulah yang membuat Sakha hari ini merasa frustasi.
.
.
.
Sakha membuka matanya perlahan saat merasakan matahari bersinar tepat mengenai wajahnya.Dia memandang sekeliling sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.Dia berpikir mungkinkah dirinya mengalami kecelakaan lagi...??Tapi setelah kesadarannya kembali,dia tahu bahwa dia sedang berada di apartemen milik sahabatnya itu.Dia baru ingat kalau semalam dia terlalu banyak minum di club malam.Pastilah dia mabuk.Sebab itulah di dibawa kesini.
Sakha melangkah keluar dari kamar apartemen.Dilihatnya Leo dan Alvin masih tidur dengan nyenyak di sofa.Sakha sedikit merasa bersalah pada kedua sahabatnya itu."Pasti mereka capek ngurusin gue yang mabok semalam..."gumamnya.
Sakha memutuskan untuk membersihkan badannya yang penuh dengan bau alkohol.Dia berdiri di bawah guyuran shower...Setelah pusingnya berkurang dan badannya terasa lebih segar,dia menyelesaikan aktivitas mandinya.Dia mengenakan baju Alvin yang ada di lemari lalu dia keluar dari apartemen sahabatnya itu bermaksud membeli sarapan untuk dirinya dan kedua sahabatnya itu.
Sakha merasa sangat bersyukur karena kedua sahabatnya itu sangat peduli padanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments