Hari sudah sore.Jasad Raka telah selesai dikebumikan.Para pelayat satu persatu mulai pergi.Orang tua Raka dan Kak Rani juga memutuskan untuk kembali ke rumah mereka.Namun Salsa masih enggan untuk meninggalkan makam Raka.Dia masih tidak bisa percaya bahwa Raka telah pergi untuk selamanya.
Salsa berjongkok di samping makam Raka yang penuh dengan bunga tabur.Diusapnya nisan dari kayu yang bertuliskan nama Raka itu.
"Ka...gue masih belum percaya lo ninggalin gue...!!Gue masih merasa berat nerima keadaan ini.Tapi gue janji,sebisa mungkin gue akan berusaha buat ikhlasin lo..Gue juga janji gue bakal do'ain lo..Semoga lo tenang di sana ya...Sampai kapanpun lo adalah sahabat terbaik gue...!!"
Setelah merasa sedikit lega,Salsa segera berdiri.Salsa berjalan meninggalkan makam dan berjalan menuju rumah Raka karena bundanya masih ada disana.
Setelah mendengar kabar bahwa Raka meninggal,bunda segera menuju rumah Raka untuk menghadiri pemakaman karena bunda juga mengenal seluruh keluarga Raka dengan baik.
Setibanya di rumah Raka,Salsa dan bunda segera berpamitan kepada keluarga Raka.Tak lupa keluarga Raka mengucapkan terima kasih kepada mereka.Bagi mereka,Salsa sudah seperti anaknya sendiri.Begitupun dengan kak Rani yang sudah menganggap Salsa seperti adiknya sendiri.Tapi sayang,kak Rani kuliah di Yogyakarta sehingga mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk bersama.
.
.
.
Beberapa hari ini Salsa selalu mengurung diri di kamarnya.Salsa masih belum mau masuk sekolah.Padahal hari ini sudah genap satu minggu semenjak meninggalnya Raka.Bunda jadi merasa khawatir dengan kondisi mental anaknya itu.
Selama satu minggu ini pula Sakha tidak pernah datang untuk menemui Salsa.Bunda merasa jika hubungan mereka pasti sedang tidak baik-baik saja.
"Salsa,makan dulu nak...!!ini bunda bikin roti bakar kesukaan kamu...!!"Bunda membawakan sarapan untuk Salsa karena Salsa sama sekali tidak mau keluar dari kamarnya.Tapi bunda merasa sedikit lega karena Salsa masih mau makan walaupun hanya sedikit.
"Iya bun...Salsa masih belum lapar.Bunda taruh di meja dulu aja...!!"Salsa masih belum berselera untuk makan.Dia masih merasa terpukul dengan kepergian Raka yang begitu tiba-tiba.Apalagi dirinya pun juga sedang patah hati.Salsa merasa kehilangan tempat untuk mencurahkan isi hatinya Karena selama ini Raka lah yang selalu siap mendengarkan semua keluh kesahnya.
"Ya udah,bunda taruh di meja ya.Bunda tinggal dulu ya sayang...!!"Bunda menaruh sarapan untuk Salsa di meja lalu segera berlalu meninggalkan Salsa yang masih bermalas-malasan di tempat tidurnya.Bunda sebenarnya tahu bahwa anaknya itu pastilah sedang mempunyai masalah dengan Sakha,tapi dia tidak ingin bertanya macam-macam.Bagaimanapun juga,anaknya itu butuh privasi.Jika pikirannya sudah mulai tenang,pastilah dia akan bercerita dengan sendirinya.Bunda hafal betul seperti apa anak gadisnya itu.
.
.
.
Selama satu minggu dirawat dirumah sakit,akhirnya hari ini Sakha sudah diperbolehkan untuk pulang.Karena papanya hari ini ada jadwal meeting dengan klien penting dan tidak bisa diwakilkan,sementara mamanya mendapatkan undangan untuk menjadi pembicara di acara seminar kecantikan,maka Alvin dan Leo lah yang menjemput Sakha.Sakha merasa bersyukur mempunyai dua sahabat yang selalu bisa diandalkan.
"Akhirnya gue pulang juga.Udah kangen gue sama kasur gue...!!Dan pastinya gue udah kangen berat sama Salsa..."Sakha tampak senang karena akhirnya dia bisa keluar dari tempat yang penuh dengan aroma obat itu.
Mendengar ucapan Sakha barusan, Alvin dan Leo hanya saling memandang membuat Sakha menjadi curiga dengan ekspresi wajah mereka.
"Muka kalian kenapa...??Oh iya,gimana Salsa disekolah...??Udah gak di bully sama temen-temen lagi kan...??"tanya Sakha penasaran.Dia sudah memberikan konfirmasi bahwa foto-foto tidaklah benar dan juga Sakha sudah menjelaskan bahwa ada orang yang menggunakan ponselnya itu tanpa seizinnya.
"Temen-temen sih udah pada ngerti ka...tapi kalo Salsa...Udah satu minggu ini dia belum masuk sekolah.Harusnya kalo dia buka grup chatt kelas,dia pasti udah baca konfirmasi lo kan...??"Jawab Leo.
"Nah itu dia...berkali-kali gue coba telfon dia gak pernah diangkat.Gue chatt dia,tapi gak pernah direspon.Dibaca aja enggak...Gimana cara gue jelasin ke dia coba...??"Sakha merasa frustasi karena selama Satu minggu ini Salsa mengabaikan pesan-pesan dan juga panggilannya.Dia tidak tahu bahwa selama satu minggu ini Salsa sedang terpuruk karena kepergian sahabatnya.Salsa mengalami depresi.Selama ini dia hanya melalui di kamarnya tanpa melakukan aktivitas apapun.Bahkan ponselnya pun sama sekali tidak disentuhnya.
"Sabar lah bro...wajar kalo dia masih marah...Lo inget kan gimana komentar temen-temen soal dia...??Mungkin dia masih takut buat ke sekolah.Apalagi buat maafin lo...itu gak gampang...!!"
Sakha hanya termenung mendengar ucapan Leo barusan. Mungkin Leo benar,wajar jika Slasa masih marah.Bagaimanapun juga, tindakannya itu sangatlah salah walaupun sekedar iseng-iseng dan akhirnya malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
"Lo fokus pulihin diri lo dulu...Kalo udah sembuh,lo coba dateng ke rumah dia.Siapa tahu dengan lo kerumahnya dia bakal mau denger penjelasan lo...!!"Saran Leo.Bagaimanapun juga kondisi Sakha masih belum sepenuhnya pulih.Dia masih butuh istirahat.
Sakha hanya mengangguk tanda menyetujui nasihat Leo.
Sesampainya dirumah,bi Inah sedang sibuk menyajikan makanan di meja makan.Melihat tuan mudanya sudah pulang,bibi segera menyambut kepulangan tuan muda yang sudah dia rawat sejak kecil itu.
"Den Sakha sudah pulang...?? Gimana keadaannya den...udah sehat...??"
"Udah mendingan bi...Loh,,bibi masak...??"Sakha heran melihat bi Inah sibuk menyajikan makanan di meja makan,biasanya mamanya yang selalu memasak.Tapi Sakha baru ingat kalau mamanya hari ini sedang datang ke Acara seminar.
"Oooh....ini tadi mamanya den Sakha yang masak.Bibi tinggal nyiapin di meja aja...makannya mau dibawain ke kamar aja atau nanti makan disini..??"si bibi memanglah sangat perhatian kepada Sakha.Dia sudah menganggap Sakha seperti anaknya sendiri.
"Gak usah bi..nanti biar Sakha yang makan di sini.Bibi bawain minuman sama camilan aja buat Leo sama Alvin...."Sakha lalu berjalan memasuki kamarnya diikuti oleh Leo dan Alvin.
"Yang banyak ya bi...!!"ucap Leo sebelum mengikuti Sakha masuk ke kamarnya.
Sesampainya di kamar,Sakha langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang sudah dirindukannya itu.Sakha segera mengambil ponselnya,bermaksud untuk menelepon Salsa atau sekedar mengirimkan pesan singkat.
Sakha tampak mengerutkan keningnya.Dia mencoba mengirimkan pesan singkat,namun hanya muncul tanda centang satu.Itu artinya ponsel Salsa sedang tidak aktif.Sakha sudah hampir gila dibuatnya.Dia merutuki kecerobohannya hingga mengakibatkan kecelakaan dan membuatnya sangat kesulitan untuk menemui Salsa.
"Den,ini minuman sama makanannya ya...!!"bibi masuk ke dalam kamar Sakha sambil membawa satu pitcer es sirup lemon beserta tiga gelas kosong Tak lupa bibi membawa beberapa toples yang berisi macam-macam keripik,mulai dari keripik kentang,keripik singkong dan kue bawang.Hal itu membuat wajah Leo dan Alvin langsung berseri-seri.
"Waaah...makasih bi...sini biar saya bantuin."Leo langsung berinisiatif membantu bibi yang tampak keberatan membawa makanan dan minuman.
"Ya sudah...bibi tinggal dulu ya.Nanti kalo butuh apa-apa langsung panggil bibi aja...!!"Bibi segera keluar dari kamar saka untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.Sementara Alvin dan Leo seperti biasa,langsung berebut makanan dan minuman yang tadi dibawakan oleh bibi.Memang sudah menjadi kebiasaan mereka berdua untuk selalu berebut makanan.Padahal makanan di rumah Sakha masih ada banyak,mustahil kalau mereka sampai kekurangan makanan.Tapi dasar Leo dan Avin selalu saja senang untuk berebut.
"Di dapur masih banyak makanan noh..gak usah berebut...!!Ribut aja sih...Awas,tar jodoh lho...!!"ucap Sakha yang langsung membuat Leo dan Alvin menghentikan aksi berebut mereka.
"Enak aja...gue masih normal ya...!!"ucap Alvin langsung melepaskan keripik kentang yang juga sedang dipegang oleh Leo.
"Siapa juga yang mau jodoh sama lo...!!Banyak tu cewek yang naksir gue tapi gue masih belom nemu yang cocok aja sama gue...!!"ucap Leo tak mau kalah sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya lalu seketika mulutnya mulai sibuk mengunyah keripik kentang itu.
"Yee...emangnya gue enggak.Banyak kali yang ngejar-ngejar gue.Mulai dari kelas 10,11,12...banyak yang nge fans sama gue...!!"Alvin masih belum mau diam.
Leo yang masih tak mau kalah hendak membalas Alvin,tapi karena mulutnya masih dipenuhi oleh keripik kentang malah membuatnya tersedak."Uhuk...uhukk...!!"
Alhasil,dia tak jadi membalas perkataan Alvin dan langsung meminum satu gelas es lemonnya hingga habis tak bersisa.
Sementara Alvin dan Sakha malah mentertawakan Leo membuat anak itu hendak mengomel kepada kedua sahabatnya.
"Stopp...!!Gak usah ngomong,tar lo kejelekan lagi...!!"ucap Sakha sebelum Leo berhasil memaki mereka.
Leo yang gagal memaki dua sahabatnya itu hanya memanyunkan bibirnya lalu kembali menyuapkan keripik kentang ke dalam mulutnya.Huh... dasar Leo si tukang makan...!!!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments