"BRAKK....!!"
Motor Sakha bertabrakan dengan mobil box yang melintas dari arah yang berlawanan.Orang-yang yang berada di sekitar lokasi kecelakaan segera berlarian menuju ke arah Sakha.Melihat kondisi Sakha yang cukup parah,salah satu dari mereka segera menelepon ambulance.Tak lama kemudian terdengar bunyi sirine,ambulance telah datang dan Sakha segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Mama dan papa Sakha berlari-lari di sepanjang koridor rumah sakit.Saat mendengar kabar anaknya mengalami kecelakaan,mereka berdua segera menuju ke rumah sakit.Saat mereka sampai, dokter yang menangani Sakha baru saja keluar dari ruang ICU.
"Bagaimana keadaan anak saya dokter...??"papa segera menghampiri dokter yang kira-kura berusia 30 tahunan itu.
"Syukurlah luka di kepalanya tidak terlalu serius.Tapi Pasien kehilangan cukup banyak darah sehingga membutuhkan transfusi.Diantara kalian,adakah yang memiliki golongan darah yang sama dengan Pasien...??"
"Kami berdua mempunyai golongan darah yang sama dengan Pasien dok...kami bersedia mendonorkan darah kami...!!"jawab papa dengan mantap.Kebetulan mama dan papa memiliki golongan darah yang sama,jadi Sakha pun memiliki golongan darah yang sama dengan mereka.
Setelah melakukan pemeriksaan, darah papa lah yang diambil untuk di donorkan kepada Sakha.Keadaan Sakha mulai stabil.Hanya menunggu Sakha siuman,baru dokter bisa menindaklanjuti penanganan Sakha.
Sementara itu,Salsa telah sampai di rumah sakit tempat Raka dirawat.Dia begitu shock melihat keadaan Raka yang sedang terbaring lemah dengan beberapa alat bantu medis yang Salsa juga tak tahu apa nama dan kegunaannya
"Raka kenapa kak...??"tanya Salsa pada kak Rani yang berdiri di sebelahnya sambil memegang pundaknya.
"Udah beberapa bulan ini dia divonis kanker otak sama dokter.Penyakitnya udah stadium akhir saat ketahuan...yaaa....begitulah keadaannya....!!Beberapa hari dia koma,tadi dia sempat sadar dan dia manggil-manggil nama kamu.Mungkin dia akan dengar kalo kamu ngajak dia ngomong...Siapa tahu dia bisa buka matanya...!!"Rani menjelaskan tentang keadaan Raka.Lalu dia melangkah keluar dari ruang perawatan Raka.Dia duduk di kursi tunggu yang ada diluar ruangan bersama kedua orang tuanya.Dia ingin memberikan ruang untuk Salsa agar bebas berbicara dengan Raka.Dia berharap dengan kedatangan Salsa,adik satu-satunya itu akan segera terbangun dari koma.
Salsa segera mendekat ke arah Raka.Memegang tangan Raka yang terdapat selang infus.
"Hei..udah berapa lama lo tidur...??Lama ya...??Pantes aja hp lo gak aktif.Gue selalu telfon lo tau gak...??Gue kangen sama lo...!!Cuman lo satu -satunya sahabat yang gue punya...Lo jangan pergi ya...!!Kalo lo pergi,gue sama siapa dong...??Lo bangun ya...!!Jangan tinggalin gue....!!"ucap Salsa seolah Raka mampu mendengarnya.Dia tak bisa menahan air matanya untuk tidak menetes saat mengetahui kondisi Raka.Ditambah lagi masalahnya dengan Sakha membuat gadis itu menangis sesenggukan.Air matanya menetes membasahi tangan Raka yang digenggamnya itu.Perlahan-lahan Salsa merasakan pergerakan di tangan Raka.Salsa memperhatikan tangan Raka,dan benar saja.Jari-jari Raka tampak bergerak.Salsa lalu melihat ke arah wajah Raka,dilihatnya mata Raka yang perlahan-lahan terbuka.
Salsa segera keluar dari ruangan Raka untuk memberitahu keluarga Raka bahwa Raka sudah membuka matanya.Mendengar ucapan Salsa,kak Rani segera memanggil dokter yang menangani Raka.Dokter segera memeriksa keadaan Raka.
Kata dokter, Raka sudah melewati masa kritisnya namun masih dalam observasi.Keadaan Raka bisa segera membaik atau bisa saja memburuk sewaktu-waktu mengingat penyakit yang di deritanya sudah memasuki stadium akhir.
Salsa menemani Raka,sementara ayah dan ibu Raka pulang kerumah mereka untuk mandi dan beristirahat.Tinggalah kak Rani yang bersama Salsa di rumah sakit.
Salsa sesekali mengajak Raka bercanda. Kali ini dia yang banyak bicara karena Raka belum diperbolehkan untuk banyak berbicara.Salsa sama sekali tidak mengungkit masalah saat pertemuan terakhir mereka di taman.Salsa tidak ingin menambah beban pikiran Raka sehingga bisa menyebabkan kondisi Raka jadi memburuk.Salsa seolah melupakan masalah itu.Raka terlihat bahagia melihat Salsa menemaninya seharian.
Karena hari sudah gelap dan orang tua Raka sudah kembali lagi ke rumah sakit,Salsa berpamitan. Sebenarnya Raka masih ingin melihat Salsa mengingat sisa umurnya yang mungkin tinggal sebentar lagi,tapi melihat Salsa masih mengenakan seragam sekolahnya,Raka akhirnya membiarkan Salsa pulang.
Salsa berjanji akan kembali menemani Raka keesokan harinya.Salsa berniat tidak masuk sekolah karena dia masih tidak ingin bertemu dengan Sakha.
.
.
.
Tepat jam 10 malam Salsa baru sampai dirumahnya.Bunda masih duduk di depan televisi tapi dia sedang tidak menonton sinetron azab favoritnya.Dia hanya duduk di atas sofa sambil memegangi kepalanya. Siapa yang tidak pusing memikirkan anak gadisnya yang sedang bermasalah dengan pacarnya pergi entah kemana hingga larut malam.Bunda khawatir terjadi hal yang buruk kepada anak satu-satunya itu.
"Salsa...kamu dari mana aja...??kenapa baru pulang...??Bunda khawatir nak...lain kali kalo pergi jangan lupa kasih kabar bunda ya....!!!"Bunda langsung berdiri menghampiri Salsa yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu.
Salsa tidak bisa menahan tangisnya lagi.Masalah Sakha yang begitu menyakiti hatinya ditambah lagi Raka,sahabat satu-satunya sedang terbaring lemah tak berdaya dengan sisa umur yang entah berapa lama lagi.Salsa langsung memeluk bundanya,dia menangis sepuasnya di dalam pelukan wanita yang telah melahirkannya itu.
Bunda mengelus puncak kepala Salsa lalu menuntunnya untuk duduk di sofa.Bunda segera mengambilakan satu gelas air putih untuk Salsa agar dia merasa sedikit tenang.
"Kamu kenapa sayang...??Masalah sama Sakha belum selesai...??"Tanya Bunda hati-hati.
Salsa menggelengkan kepalanya. "Raka bun...ternyata Raka sakit parah. Udah beberapa hari dia koma...Tadi kak Rani yang kasih kabar Salsa.Salsa langsung ke rumah sakit nemuin Raka...."Salsa masih menangis sesenggukan.Tampak Bunda menutup mulutnya karena terkejut mendengar kabar tentang sahabat anaknya yang sudah dianggap ya seperti anaknya sendiri.
"ASTAGA....Raka sakit apa..??"
"Kanker otak bun...sudah stadium akhir.Tadi dia udah sadar.tapi dokter gak bisa pastiin.Mungkin keadaannya bisa membaik atau malah lebih memburuk..."Salsa menirukan perkataan dokter yang menangani Raka tadi.Lagi-lagi air matanya meleleh membasahi wajah cantiknya.Dia tidak bisa membayangkan jika Raka benar-benar pergi untuk selamanya.Bagaimana bisa dia menjalani hidupnya sendiri saat hatinyapun telah hancur berkeping-keping.
"Sssh....udah,jangan nangis terus...Raka pasti kuat...Kamu jangan bosan berdo'a buat kesembuhan Raka...!!"Bunda berusaha menenangkan putrinya.Dia sangat mengerti betapa sedihnya Salsa saat ini.Raka adalah teman Salsa satu-satunya sejak Kiran pergi tanpa ada kabar sama sekali.Raka lah yang selalu berada di samping Salsa saat dia terpuruk.Meskipun melanjutkan sekolah di SMA yang berbeda,mereka tetap dekat satu sama lain.Salsa bahkan sudah menganggap Raka seperti saudaranya sendiri.
Sementara itu,Sakha yang juga tengah terbaring lemah di salah satu kamar VIP di sebuah rumah sakit perlahan-lahan membuka kedua matanya.Dilihatnya sekeliling,dia melihat kedua orang tuanya tengah duduk di sofa yang ada di ruangan itu.Tangannya meraba kepalanya yang terasa pusing.Terdapat perban melilit sekeliling kepalanya.Melihat anaknya sudah sadar,mama segera mendekat kearah Sakha.Sementara sang papa langsung keluar untuk memberi tahu dokter bahwa anaknya sudah siuman.
"Maa....Sakha dimana...??"tanya nya dengan suara yang lemah.
"Kamu di rumah sakit sayang...tadi kamu kecelakaan.Udah,kamu istirahat dulu aja...!!"
Papa datang bersama dokter yang sedang bertugas.Dokter segera memeriksa keadaan Sakha.Barangkali ada cedera yang belum terdeteksi.
Kata dokter,kondisi Sakha cukup baik.Hanyabluka di kepalanya cukup parah,namun tidak menimbulkan masalah yang serius.
Mendengar keterangan dari dokter tadi,mama dan papa bisa bernafas dengan lega.
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments