Perjanjian Berdarah

Perjanjian Berdarah

Prolog

Seorang pria paruh baya mendatangi sebuah kuil tua di sebuah daerah terpencil di salah satu kota Chongqing, China. Pria ini menemui seorang peramal yang sehari -harinya bekerja sebagai juru kunci bagi siapa saja yang mempercayai hasil ramalannya itu, termasuk Ah ming nama pria paruh baya itu.

" Asen , bisakah engkau meramalkan nasib untuk cucu laki -laki pertamaku yang sedang sakit keras dan di rawat di rumahku di Kota Shanghai? " Tanya Ah ming begitu duduk menghadapi Sang peramal.

" Bisa..Jika Ko Ah ming berikan data diri cucu laki -laki pertama mu itu kepadaku biar aku lihat nasibnya melalui tanggal lahir, nama dan shio nya." Jawab Ah Sen si peramal.

" Baiklah, nama cucu ku itu Afung nama kecil sedangkan nama lengkapnya Dicky Liu Fung, dia lahir bulan 2 tahun naga tanah." Kata Ah Ming yang memberitahukan data diri cucu laki -laki nya itu kepada si peramal.

Peramal mulai mencari -cari segala hal tentang ramalan nasib di buku shio dan istilah ciong atau nasib buruk atau semacamnya dengan saksama sekali selama tiga puluh menit lamanya Sang Peramal mencocokkan data diri Liu Fung dengan buku ramalannya.

" Sayang sekali cucu mu takkan pernah melewati hari raya makan bakcang atau ching ming atau cheng beng tahun ini. Karena nya kamu harus mempersiapkan mental mu, Ah Ming." Kata Ah Sen dengan raut wajahnya prihatin kepada nasib cucu laki -laki pertama nya Ah Ming.

" Yang benar saja..! Apakah tak ada cara lain lagi untuk membahagiakan cucu ku sebelum dirinya meninggal dunia dan menghadap Dewa Akhirat Lam Lo Ong..?" Tanya Ah Ming yang sangat pilu di wajahnya itu.

" Ada, yakni kau harus menikahkannya dengan gadis pilihan agar jiwanya tenang dan bahagia di alam akhirat begitu rohnya terlepas dari raganya di rumah mu.." Jawab Ah Sen dengan serius.

"Baiklah, terimakasih atas saranmu itu Ah Sen..!" Kata Ah Ming yang kemudian menaruh uang dana di kaleng di sediakan di meja ramalan Ah Sen.

Lalu Ah Ming di sepanjang jalan selalu terngiang dengan kata-kata Ah Sen sang peramal yang paling di percayanya itu, maka Ia memutuskan untuk menemui sahabatnya yang tinggal di atas puncak gunung Hua.

Di gunung Hua, Ah Ming bertemu dengan A san sahabat nya yang paling dekat dengannya dan Ia langsung menyatakan keinginan hatinya untuk meminangkan cucu perempuan bungsu A san untuk cucu laki -laki pertama nya itu.

" Apa ? Ah Ming...! Cucu ku yang bernama Liana dia masih kecil karena baru saja lulus sekolah menengah umum nya. Bisakah kamu menunda waktu dan keinginan mu untuk meminang Liana cucu bungsu itu? !" Kata A san yang meminta Ah Ming untuk menunda keinginan Ah Ming itu pada Liana cucu perempuan bungsu nya itu.

" Ouh tak bisa, A san..! Karena kita dahulu sudah sepakat untuk menjodohkan cucu kita berdua ketika cucu kita berdua sudah dewasa dan cukup umur untuk menikah..! Dan, sekarang ini Aku ingin secepatnya menikahkan Liana kepada Dicky cucu laki -laki pertamaku itu..!" Kata Ah Ming dengan nada memaksa kepada A san.

" Iya, tapi waktu itu Aku tahu cucu mu baik -baik saja namun sekarang cucu mu itu sedang tidak baik -baik saja, Ah Ming. Aku tak rela dan tega hati membiarkan cucu ku untuk menikahi cucu mu yang sedang sakit parah itu...!" Ucap A san yang merasa perih dengan cara Ah Ming yang ingin menikahkan cucu perempuan bungsu nya dengan cucu laki -laki pertama nya Ah Ming.

"Kau mau atau tidak mau..! Suka atau tidak suka dan kau rela atau tidak rela..! Pokoknya kamu wajib menikahkan Liana dengan Dicky pada hari dan tanggal serta waktu yang sudah di tentukan oleh ku sebagai penagih utang mu yang terlalu banyak dan tak sanggup kamu bayar kepadaku..! " Kata Ah Ming yang mengingatkan A san pada ksepakatan mereka berdua di paviliun musim semi di Ibukota Beijing, China sekitar dua puluh enam tahun silam.

" Ah Ming, kau sungguh tak bisa di percaya oleh ku karena kau mengungkit kembali utang -utang ku kepada mu itu..! " Kata A san yang semakin perih dengan sikap egois sahabatnya itu.

" Iya, seterah anggapan mu saja tentang diriku kini di dalam penilaianmu...! Pokoknya Aku mau segalanya yang terbaik untuk cucu laki -laki ku yang pertama dan yang paling aku sayangi..!" Kata Ah Ming tersenyum kecil kepada A san.

Sepulangnya, Ah Ming dari rumah A san yang di puncak gunung Hua. Kakek tua itu menemui Sang cucu perempuannya yang terlihat ceria dan bahagia sepulangnya cucunya itu dari kebun dan ladang sayur nya di halaman belakang rumah nya yang berjarak tiga ratus meter.

Niat hati sudah akan di kemukakan oleh A san di depan cucu nya yang sudah menunggunya di ruang keluarga yang lantainya masih tanah yang warna nya merah dan bangku nya pun hanyalah terbuat dari kayu -kayu murah dan lapuk.

Tetapi, di urungkan oleh A san yang hatinya dan pikirannya masih merasa tak rela yang membuat nya sukar berbicara kepada Liana gadis remaja usia delapan belas tahun yang sedang duduk di bangku kayu sambil mengigit tebu manis yang di jadikan camilan bagi gadis itu.

Sementara itu, A ming yang menghadapi Dicky yang terbaring di tempat tidur di dalam rumah nya yang mewah tampak semakin lama semakin pucat dan tak ada cahaya kehidupan di wajah tampan Dicky Liu Fung.

"Afung...Yeye membawakanmu sebuah foto di hadapanmu dan foto ini adalah foto seorang gadis cantik yang bernama Liana dan gadis ini adalah calon pengantinmu yang sudah Yeye pilihkan untuk mu semenjak kamu masih bayi. Apakah kamu menyukai Liana ? Lihatlah betapa cantiknya tunangan mu itu..! " Kata Ah ming yang terus saja berbicara kepada cucu kesayangan nya itu yang tak pernah lagi merespon nya.

" Papa..Apakah Ah Sen sungguh meramal nasib Afung dengan benar?" Tanya Nicholas putranya yang juga Papa kandung Afung kepada nya di seberang nya.

" Iya, benar Nic..! Soalnya Papa juga sudah lima kali konsultasi ke berbagai peramal di sekitar daerah kita tinggal dan mereka mengatakan hal yang sama seperti yang di ramalkan Ah Sen di kuil kuno bukit gunung Ji, dan bahkan Papa juga sudah melakukan siau fie atau ramal bambu di hadapan patung Dewi Kuan Im di Pu Tuo San di daerah selatan namun hasilnya tetaplah sama saja..! Ah, pokoknya kita harus mempersiapkan mental kita untuk segala kemungkinan besar yang akan terjadi pada diri Afung kita ini..!" Jawab Ah Ming dengan raut wajah sedih sekali kepada Nicholas sembari menatap cucu laki -laki pertama nya yang terbaring kaku di ranjang mewah kamar pribadi cucu nya itu.

Bersambung...!!

Terpopuler

Comments

Yuliana Lie

Yuliana Lie

hmmm...boleh jg bt nunggu d RS👍

2022-11-10

0

Nm@

Nm@

Maaf,br sempat baca kak

2022-10-28

1

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

semoga liana bersedia menikah dengan dicky yang lagi sakit parah ya

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!