Chapter 11. Mencoba Menghindar

Lu Qin Chen merasa lega. Kematian yang terbayang di hadapannya berhasil dihindarkan. Tubuhnya ambruk ke depan bertumpu pada pedangnya.

Aroma anyir darah menggelitik penciuman. Udara segar seakan menipis membuat paru-paru bekerja lebih keras memompa.

Xiao Jin berjalan sempoyongan menuju ke tempat yang lebih lapang. Paru-parunya terasa sesak. Ini pertama kali baginya berada di tengah-tengah lautan mayat.

Dia berhenti di bawah pohon yang sedikit jauh dari area pertarungan. Angin senja berhembus pelan menerpa tubuhnya. Luka-luka di tubuhnya terasa perih membuatnya meringis kesakitan.

Pangeran Lu Qin Chen menjatuhkan dirinya di samping Xiao Jin dan membuatnya tersentak. Xiao Jin berpaling berusaha menyembunyikan wajahnya. Apa yang dilakukannya adalah kesalahan.

"Aku tidak menyangka kamu adalah seorang yang pemberani."

Xiao Jin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tingkah konyolnya itu sontak membuat Lu Qin Chen tersenyum.

Tidak ada yang bisa dilakukan lagi oleh Xiao Jin karena sudah tertangkap basah. Dalam jarak sedekat ini, wajahnya tidak mungkin bisa tersamarkan lagi.

"Maafkan aku, Yang Mulia. Aku ... aku merasa bosan berada di istana. Hihi ... aku hanya ingin melihat-lihat dunia luar."

Xiao Jin tersenyum kaku. Lebih tepatnya meringis canggung.

Pangeran Lu Qin Chen menyandarkan punggungnya pada pohon di belakangnya. Wajahnya mendongak ke langit dengan napas yang berhembus kasar.

"Kamu tidak tahu betapa berbahayanya medan perang. Apakah kamu tidak merasa takut jika kulitmu yang halus itu tergores oleh pedang?" Lu Qin Chen menatap Xiao Jin lekat-lekat dan mengamati luka-lukanya dalam keremangan.

Xiao Jin tidak berani menatap wajah Pangeran Lu dan memilih untuk diam.

"Sejak kapan kamu berlatih bela diri. Kamu begitu hebat memainkan jurus pedangmu. Aku pikir wanita cantik tidak suka berlatih bela diri."

Ucapan Pangeran Lu membuat wajah Xiao Jin bersemu merah. Kalimat sederhana itu membuatnya tersipu. Secara tidak sadar dia mulai terpengaruh oleh kata manisnya.

Di belakang mereka para prajurit sibuk menyiapkan tenda dan membereskan mayat-mayat musuh yang berserakan. Mereka mengabaikan rasa lelah dan bergerak dalam penerangan yang minim.

Xiao Jin menoleh ke belakang mencari celah untuknya menghindar. Berduaan dengan seorang pangeran tampan membuatnya tidak karuan. Di dalam kehidupannya sebagai Amelia hal seperti ini belum pernah dia dapatkan.

"Sepertinya para prajurit sudah selesai membuat tenda." Xiao Jin beranjak dari duduknya.

Lu Qin Chen tahu jika Xiao Jin berusaha untuk menghindarinya. Dia menyusulnya berdiri lalu memegang tangannya lalu menariknya mendekat.

"Nona Xiao, apakah aku membuatmu takut?"

Mata Xiao Jin terbelalak. Kedua wajah mereka yang begitu dekat membuatnya menahan napas. Dia berusaha untuk melepaskan diri tetapi hatinya menolak.

'Astaga. Aku ingin menghindar tapi tubuhku enggan bergerak. Apa-apaan ini? Apakah aku mulai jatuh cinta pada tokoh karakter yang aku ciptakan sendiri? Gila! Ini benar-benar gila.'

Detak jantung Xiao Jin semakin tak karuan. Mungkin Lu Qin Chen juga merasakannya. Hembusan napas pria itu menerpa wajahnya dan membuatnya semakin berdebar.

"Nona Xiao. Maukah kamu menikah denganku?"

Tubuh Xiao Jin terasa lemas mendengarnya. Kata-kata itu tidak pernah dia tuliskan di dalam naskah. Kali ini dia benar-benar tidak sanggup lagi untuk mendengar kata-kata yang lebih ekstrim. Bisa-bisa dia mengalami serangan jantung mendadak. Bersyukur jika dia bisa kembali ke alam nyata, jika tidak ...? Dia merasa hanya akan mati konyol.

Menahan napas dalam waktu yang lama membuatnya terbatuk. Dia mendorong tubuh Lu Qin Chen lalu bergegas pergi dari hadapannya. Dengan langkah terseok dia mencoba berlari.

"Bodoh sekali aku. Seharusnya aku tidak mengatakannya sekarang. Bagaimana kalau dia tidak mau bicara lagi padaku? Aaargh!" Pangeran Lu mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sesampainya di perkemahan, Xiao Jin merasa canggung. Tidak ada wanita di sana selain dirinya. Sebelumnya dia tidak memikirkan ini dan merasakan sedikit penyesalan.

Semua prajurit yang berada di sana tertegun melihatnya. Tanpa penutup kepala dia terlihat sangat cantik. Mereka berlomba-lomba berdiri dan saling dorong untuk mendapatkan posisi yang paling dekat dengan Xiao Jin.

Xiao Jin tersenyum melihat tingkah mereka. Menurutnya sebuah hal yang normal bagi seorang pria lajang mendekati seorang wanita.

"Ehhemm!" Lu Qin Chen datang dan membuat semua yang ada di sana menjadi ciut nyali.

Tidak mungkin bagi mereka untuk bersaing dengan seorang pangeran. Berebut seorang gadis dengannya sama artinya dengan bunuh diri.

"Siapkan tenda khusus untuknya di samping tendaku!"

"Baik, Yang Mulia!"

Mereka memberi hormat lalu menjalankan perintah itu dengan cepat.

Xiao Jin menatap Pangeran Lu dengan tatapan yang sulit diartikan. Hatinya merasa senang dengan perlakuan istimewa ini. Namun, dia juga merasa terbebani dengan ungkapan perasaan yang baru saja didengarnya.

Pangeran Lu Qin Chen sudah menyadari kesalahannya. Dia sedikit menjaga jarak dengan Xiao Jin dan duduk di depan perapian. Sebenarnya dia telah memiliki tenda. Namun, dia tidak ingin membiarkan Xiao Jin sendirian di sana.

Dalam hati Xiao Jin merasa berterimakasih pada Pangeran Lu. Tidak ada yang berani mengganggunya setelah ini.

Tenda untuknya telah siap. Dengan perasaan canggung Xiao Jin mengucapkan terimakasih lalu pergi untuk beristirahat. Luka-luka di tubuhnya harus segera di obati sebelum menjadi infeksi.

Beberapa barang yang dia butuhkan tersimpan di kalung dimensinya. Dia menggunakan pakaian dan aksesori layaknya seorang wanita. Tidak ada gunanya menyamar setelah ini karena semua orang sudah tahu identitasnya.

Malam ini, untuk pertama kalinya dia merasakan hidup di alam bebas. Rasa lelah membuatnya tertidur lebih cepat. Dia mengabaikan perutnya yang lapar.

Pangeran Lu beberapa kali memanggil Xiao Jin. Merasa tidak ada jawaban dia memberanikan diri untuk mengintipnya. Dia terkejut saat melihatnya tertidur dalam posisi terduduk.

"Sepertinya dia sangat lelah." Pangeran Lu meletakkan makanan yang dibawakan untuknya lalu pergi menghampirinya.

Posisi tidur Xiao Jin akan membuat tubuhnya sakit esok pagi. Dengan hati-hati pangeran Lu mengangkat dan meletakannya dalam posisi yang benar.

'Kamu terlihat semakin cantik jika terlelap.'

Pagi hari,

Xiao Jin terbangun dengan perut yang lapar. Dia sedikit terkejut saat melihat ada beberapa makanan dingin di dalam tendanya. Itu menandakan ada orang yang masuk ke tendanya semalam.

Dengan perasaan cemas dia duduk dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Pakaiannya masih rapi dan tidak ada yang terbuka. Sakit yang dia rasakan pun hanya berasal dari luka-luka yang ada di lengan dan kakinya.

'Ahh, syukurlah. Sepertinya pria-pria pada masa ini memperlakukan wanita dengan sopan.'

Xiao Jin beranjak mendekati makanan yang ada di hadapannya. Beberapa kali dia terlihat menelan ludah. Perutnya yang lapar tidak peduli makanan itu masih layak untuk dimakan atau tidak.

Setelah meyakinkan dirinya, Xiao Jin mengulurkan tangannya untuk mengambil sebuah kue. Kue itu telah menyentuh bibirnya saat dia membuka mulut. Namun, seseorang datang dan mengejutkannya.

"Tunggu! Kue itu telah basi. Jangan dimakan!" Pangeran Lu Qin Chen masuk ke dalam tenda Xiao Jin.

Dengan perasaan kecewa Xiao Jin pun meletakkannya kembali. Entah berapa lama lagi dia harus menahan rasa lapar.

Lu Qin Chen paham akan perubahan sikap gadis pujaannya itu.

"Ikutlah denganku! Para prajurit sudah menyediakan makanan untuk kita."

Mendengar kata makanan, Xiao Jin tidak banyak berpikir dan segera bangkit mengikuti Lu Qin Chen yang berjalan lebih dulu.

Para prajurit yang berada di luar tenda menatap mereka berdua sambil menikmati makanannya. Pangeran Lu menarik tangan Xiao Jin saat melihatnya berdiri mematung dan berjalan ragu-ragu.

Pangeran Lu membawanya masuk ke dalam tendanya. Tenda yang lumayan besar dengan fasilitas yang berbeda. Di dalamnya ada sebuah meja yang berisi beberapa jenis makanan.

Tanpa malu-malu, Xiao Jin pun menyantap makanan itu dengan lahap. Dia tahu jika Lu Qin Chen sedang memperhatikannya. Namun, dia pura-pura tidak melihatnya dan terus menikmati makanannya.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku telah meminta prajurit untuk menyiapkan kita air untuk mandi."

'Mandi? Bagaimana aku bisa mandi dengan tenang di tengah-tengah prajurit pria?'

"Ah, aku ingin mandi di penginapan saja. Bukankah perang sudah selesai? Sebaiknya kita kembali ke istana hari ini saja."

Xiao Jin tidak ingin mandi.

"Baiklah. Kita kembali hari ini. Namun, kita harus berhenti di desa terdekat untuk mencari tabib. Para prajurit yang mengalami luka parah harus segera ditangani."

Xiao Jin tersenyum senang. Berada di tengah-tengah masyarakat akan membuatnya merasa aman. Dia tidak perlu was-was dengan pria-pria disekelilingnya termasuk Lu Qin Chen.

Sebagian kuda-kuda mereka telah lari. Hanya tersisa beberapa saja untuk menarik gerobak yang kini dinaiki oleh prajurit yang terluka. Pangeran Lu meminta Xiao Jin menunggang kuda bersamanya. Namun, Xiao Jin menolak dengan tegas. Dia memilih berjalan bersama para prajurit yang mengawal rombongan.

'Sepertinya tinggal di luar istana lebih menantang. Aku merasa bosan tinggal di istana. Apa sebaiknya aku tidak ikut kembali saja? Tapi bagaimana caranya?' Xiao Jin berpikir untuk mencari cara agar bisa meninggalkan rombongan tanpa ketahuan. Namun, dia juga belum memiliki tujuan yang jelas.

\*\*\*\*

Bersambung ....

![](contribute/fiction/5517784/markdown/20009540/1662114679951.jpg)

Numpang promo novel keren karya temanku ya kak... Semoga menghibur, terimakasih... 🥰

Terpopuler

Comments

𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢

𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢

𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘯..... 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘢𝘴 𝘥𝘪𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘪𝘴𝘵𝘢𝘯𝘢..... 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯...... 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯......

2022-09-07

0

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

lanjut thor

2022-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Masuk ke dalam Novel
2 Chapter 2. Sulit untuk Menerima
3 Chapter 3. Sepertinya Dia Benar
4 Chapter 4. Bertemu Pangeran Lu
5 Chapter 5. Menemukan Solusi
6 Chapter 6. Rencana Penjebakan
7 Chapter 7. Berhasil Selamat
8 Chapter 8. Mengendap-endap
9 Chapter 9. Menyusup dalam pasukan
10 Chapter 10. Menenangkan Pertarungan
11 Chapter 11. Mencoba Menghindar
12 Chapter 12. Meninggalkan Rombongan
13 Chapter 13. Tempat Tinggal Baru
14 Chapter 14. Bertemu Guru Wan Long
15 Chapter 15. Kelicikan Feng Yaolie
16 Chapter 16. Terhalang
17 Chapter 17. Sebuah Tanda
18 Chapter 18. Terbuka Jalan
19 Chapter 19. Kehilangan Jejak
20 Chapter 20. Spiritual Beast
21 Chapter 21. Pengendali Spiritual Beast
22 Chapter 22. Kembali
23 Chapter 23. Perbedaan Dimensi
24 Chapter 24. Mempelajari Mantra Pengendali
25 Chapter 25. Sekte Serigala Putih
26 Chapter 26. Menghindari Jenderal Chu
27 Chapter 27. Membaur dengan Spiritual Beast
28 Bab 28. Mendapatkan Kipas Langit
29 Bab 29. Menghindari Jenderal Chu Ximing
30 Chapter 30. Kembali ke Istana Bulan Perak
31 Chapter 31. Kehilangan Jejak
32 Chapter 32. Mencuri Dengar
33 Chapter 33. Pemberontak Beraksi
34 Chapter 34. Mengikuti Diam-diam
35 Chapter 35. Menyusup ke dalam Kota
36 Chapter 36. Akhir dari Pertempuran
37 Chapter 37. Andai Ini Nyata
38 Chapter 38. Pengawal pribadi
39 Chapter 39. Salah Paham
40 Chapter 40. Pria Misterius
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Chapter 1. Masuk ke dalam Novel
2
Chapter 2. Sulit untuk Menerima
3
Chapter 3. Sepertinya Dia Benar
4
Chapter 4. Bertemu Pangeran Lu
5
Chapter 5. Menemukan Solusi
6
Chapter 6. Rencana Penjebakan
7
Chapter 7. Berhasil Selamat
8
Chapter 8. Mengendap-endap
9
Chapter 9. Menyusup dalam pasukan
10
Chapter 10. Menenangkan Pertarungan
11
Chapter 11. Mencoba Menghindar
12
Chapter 12. Meninggalkan Rombongan
13
Chapter 13. Tempat Tinggal Baru
14
Chapter 14. Bertemu Guru Wan Long
15
Chapter 15. Kelicikan Feng Yaolie
16
Chapter 16. Terhalang
17
Chapter 17. Sebuah Tanda
18
Chapter 18. Terbuka Jalan
19
Chapter 19. Kehilangan Jejak
20
Chapter 20. Spiritual Beast
21
Chapter 21. Pengendali Spiritual Beast
22
Chapter 22. Kembali
23
Chapter 23. Perbedaan Dimensi
24
Chapter 24. Mempelajari Mantra Pengendali
25
Chapter 25. Sekte Serigala Putih
26
Chapter 26. Menghindari Jenderal Chu
27
Chapter 27. Membaur dengan Spiritual Beast
28
Bab 28. Mendapatkan Kipas Langit
29
Bab 29. Menghindari Jenderal Chu Ximing
30
Chapter 30. Kembali ke Istana Bulan Perak
31
Chapter 31. Kehilangan Jejak
32
Chapter 32. Mencuri Dengar
33
Chapter 33. Pemberontak Beraksi
34
Chapter 34. Mengikuti Diam-diam
35
Chapter 35. Menyusup ke dalam Kota
36
Chapter 36. Akhir dari Pertempuran
37
Chapter 37. Andai Ini Nyata
38
Chapter 38. Pengawal pribadi
39
Chapter 39. Salah Paham
40
Chapter 40. Pria Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!