Selama perjamuan, Xiao Jin datang bersama Yunhe dengan membawa sulamannya. Dia sengaja membawanya agar ayahnya tahu bahwa ibu dan dua saudara tirinya selalu memerintahnya.
'Aku tidak yakin ayah akan memarahi kalian, tapi setidaknya dengan cara ini ibu dan saudara tiriku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi atau paling tidak berkurang.' Amelia memulai perangnya.
Feng Yaolie terkejut ketika dia melihat Xiao Jin datang membawakan pakaiannya yang telah selesai disulam. Ada juga saputangan milik Xiao Yue dan Xiao Mei. Mereka bertiga sedikit gelisah dan berpikir untuk menemukan cara agar Xiao Long tidak berpikir buruk tentang mereka.
"Jin'er! Kamu seharusnya tidak perlu repot-repot membawanya ke sini. Terima kasih, kamu memang anak yang pengertian." Feng Yaolie segera berdiri dan mengambil gaun bordirnya yang sudah jadi. "Suamiku, lihat betapa bagusnya sulaman Jin'er. Tidak heran Yue'er dan Mei'er juga meminta bantuannya untuk menyulam."
Feng Yaolie datang ke hadapan Xiao Long dan menunjukkan sulaman Xiao Jin. Xiao Yue dan Xiao Mei yang awalnya ketakutan kini merasa tenang saat melihat ibu mereka berhasil membalikkan keadaan.
'Kamu memang wanita ular, pandai sekali mengendalikan keadaan.' Xiao Jin tersenyum kecut.
Meskipun ayahnya tahu apa yang telah dilakukan istri dan kedua anaknya pada Xiao Jin.Namun, dia percaya bahwa Xiao Jin melakukannya dengan sukarela.
"Aku senang melihat kalian semua rukun. Yue'er, Mei'er, Jin'er, ayah punya tugas untuk kalian. Besok pagi-pagi sekali kalian ayah tunggu di ruang kerja." Perdana Menteri Xiao Long tersenyum pada ketiga putrinya dengan bangga.
Xiao Jin memasang wajah manis di depan ayahnya. Tanpa mengoleskan penghitam kulit, Xiao Jin menjadi yang tercantik dibandingkan kedua kakaknya.
Hari berikutnya,
Perdana Menteri Xiao Long sudah duduk di ruang kerjanya bersama Xiao Yue dan Xiao Mei ketika Xiao Jin datang. Mereka menyapa Xiao Jin dan memintanya untuk segera bergabung di sana.
Perdana Menteri meminta ketiga putrinya untuk membantunya menyalin kertas doa dan harapan yang akan dibagikan ke seluruh wilayah kerajaan Bulan Perak sebagai bentuk kegembiraan atas ulang tahun ibu suri.
Kedua saudara Xiao Jin sudah memulai pekerjaan mereka di meja masing-masing. Perdana Menteri telah membagi tumpukan kertas menjadi tiga bagian dengan tinggi tumpukan yang sama.
Mengingat bahwa dia memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan, Perdana Menteri segera meninggalkan ruang kerjanya dan pergi untuk memenuhi panggilan Kaisar Lu.
Setelah kepergian ayah mereka, sikap kedua saudara tiri Xiao Jin berubah. Mereka tidak lagi menyalin kertas yang menjadi bagian mereka. Xiao Yue meletakkan penanya lalu beranjak dari duduknya.
"Adik kecil! Sungguh kamu sangat manis, kamu juga terbiasa bekerja keras. Jadi, kamu pasti bisa menyelesaikan untuk menyalin semua tulisan-tulisan ini." Xiao Yue mengambil tumpukan kertasnya dan menumpuknya di atas tumpukan milik Xiao Jin.
"Milikku juga!" Xiao Mei juga melakukan hal yang sama mengikuti apa yang dilakukan Xiao Yue.
"T-tapi ...." Xiao Jin merasa jika kedua kakaknya itu sangat keterlaluan.
Xiao Yue berjalan ke arah Xiao Jin lalu membungkuk dan berbisik, "Hati-hati jika kamu sampai mengadukannya kepada ayah!"
Sekali lagi, Xiao Jin harus melakukan tugas kedua saudara perempuan itu sendirian. Sayangnya dia tidak bisa berbuat apa-apa dan menolak perlakuan mereka.
Dua kakak perempuannya berjalan menjauh dari ruangan itu dan mengunci Xiao Jin dari luar.
"Hei! Mengapa kalian mengunciku? Bagaimana jika aku lapar? Atau aku ingin buang air kecil?" Xiao Jin berteriak.
"Sial, mereka pergi!" Xiao Jin memukul meja dengan pelan.
Xiao Jin bertekad dalam hatinya untuk menyelesaikan tulisannya sebanyak yang dia bisa. Dia tidak ingin bekerja keras untuk ini. Jika tidak selesai hari ini dia bisa menyelesaikannya besok.
Kebosanan menghampiri Xiao Jin dan membuatnya merasa sangat mengantuk. Hanya ada dia di ruangan itu, tidak ada yang bisa dia gunakan untuk menghilangkan kebosanan.
'Hidup di era ini begitu membosankan. Tidak ada televisi, radio, atau ponsel. Ups! Aku sangat bosan.' Amelia meletakkan pena kunonya dan berdiri untuk melakukan peregangan.
Di kejauhan samar-samar terdengar suara beberapa orang prajurit. Xiao Jin berjalan mendekati pintu agar dia bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi di luar.
Amelia mencoba mengingat apa yang terjadi dalam cerita yang ditulisnya saat Xiao Jin berada di ruangan Perdana Menteri. Seingatnya, dia tidak menuliskan pemberontakan atau adanya penyusup.
'Kurasa aku menulis jika Putra Mahkota menolak perjodohan dan kemudian berlari ke ruangan ini untuk bersembunyi ....' Amelia melihat pintu ruangan itu bergerak seperti ada seseorang mencoba membukanya.
Xiao Jin melangkah mundur dan berharap itu bukan penyusup.
Pintu akhirnya terbuka dan seorang pria masuk. Dia juga terkejut melihat kehadiran Xiao Jin di dalam ruangan. Dia mengira ruangan yang dikunci dari luar itu tidak berpenghuni.
Mata Xiao Jin melebar saat melihat wajah pria yang berdiri di depannya, begitu juga sebaliknya. Dia sangat terkejut melihat seorang gadis cantik di ruangan Perdana Menteri.
Selama ini Xiao Jin dikenal sebagai putri buruk rupa dan pembawa sial di kerajaan.
"Kamu siapa?" Mereka bertanya serempak.
Kemudian mereka berdua menutup mulutnya.
"Kamu duluan." Mereka kembali berbicara bersamaan.
'Reon! Mengapa pria menyebalkan itu mengikutiku sampai ke sini? Apakah dia sengaja memasukkanku ke dalam novelku sehingga dia bisa mengintimidasiku? Tidak ... tidak, aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi.' Xiao Jin menatap pria di depannya dengan tatapan tidak suka.
Di luar terdengar suara langkah kaki prajurit dan berhenti tepat di depan pintu.
Pria itu bersembunyi di balik pintu dan memberi isyarat agar Xiao Jin diam.
Xiao Jin membuka pintu dan membuat para prajurit terpesona dengan kecantikannya. Mereka tidak mengenali bahwa dia adalah putri ketiga Perdana Menteri.
"Nona! Maaf mengganggumu. Apakah kamu melihat Putra Mahkota datang atau melewati tempat ini?" tanya prajurit itu.
Xiao Jin tampak berpikir, 'Apakah pria yang mirip Reon tadi adalah Pangeran Lu Qin Chen?'
"Aku tidak melihatnya. Mungkin dia pergi ke tempat lain." Xiao Jin berbohong.
"Terima kasih, Nona. Maaf mengganggumu." Prajurit itu segera pergi dari hadapan Xiao Jin.
Lu Qin Chen mengelus dadanya dan menghembuskan napas lega. Akhirnya dia terbebas dari kejaran pengawal pribadinya setelah kabur dari acara perjodohan yang akan digelar siang ini.
Xiao Jin meninggalkannya dan memilih untuk kembali menyalin kertas-kertas doa yang masih menumpuk. Pangeran Lu mengikutinya dan terkejut melihatnya bekerja seorang diri.
"Siapa namamu?" Pangeran Lu bertanya sambil duduk di hadapan Xiao Jin yang sedang bekerja.
"Saya Xiao Jin, putri ketiga Perdana Menteri Xiao Long." Amelia berusaha bersikap sopan meski sebenarnya dia tidak suka dengan kehadiran pria yang mirip Reon Chow itu.
Namun, kekesalan Xiao Jin sedikit demi sedikit terkikis saat mendapati Pangeran Lu Qin Chen tidak semenyebalkan Reon. Dia tidak tinggal diam menatap Xiao Jin yang sedang kerepotan. Dia segera membantunya menyalin tulisan.
Keduanya saling mencuri pandang satu sama lain dan tampak malu ketika mata mereka bertemu.
Pangeran Lu Qin Chen jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Xiao Jin.
Kegiatan menyalin tulisan berlangsung sangat cepat karena keduanya berlomba-lomba untuk menyelesaikannya. Sesekali mereka berbicara untuk mencairkan suasana.
Di tengah keceriaan mereka, Xiao Yue datang ke sana untuk memeriksa pekerjaan Xiao Jin. Dia takut jika Xiao Jin tidak mematuhinya dan tidak mau mengerjakan bagiannya.
Xiao Yue sangat terkejut saat melihat adik tirinya itu sedang bercanda bersama Pangeran Lu Qin Chen. Dia merasa sangat iri dan tersaingi. Sebagai putri tercantik di kerajaan dan diprediksi akan menjadi salah satu pasangan Pangeran Lu Qin Chen, akan tergeser dengan keberadaan Xiao Jin.
"Kakak!" seru Xiao Jin saat melihat Xiao Yue yang berdiri membeku dan menatapnya nanar.
Xiao Yue tidak menjawabnya dan langsung pergi meninggalkan ruangan.
Pangeran Lu Qin Chen dan Xiao Jin saling berpandangan. Mereka tidak mengerti sikap aneh Xiao Yue.
****
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘺𝘶𝘦 𝘤𝘦𝘮𝘣𝘶𝘳𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘢𝘪𝘯𝘨𝘪 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯.....
2022-09-06
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor semangat
2022-08-24
0