Xiao Jin berlatih hingga sore hari. Sebelum kembali ke villa Perdana Menteri, dia bermain air terlebih dahulu di danau yang ada di dekat tempatnya berlatih.
Meskipun Xiao Jin pergi seharian, tidak akan ada yang mencarinya kecuali ibu dan saudara tirinya menginginkannya untuk mengerjakan sesuatu.
Keindahan danau kecil dengan bunga teratai yang tumbuh dan memenuhi permukaannya membuat Xiao Jin merasa enggan untuk beranjak dari sana.
'Rasanya aku sangat malas untuk kembali ke istana. Aku jadi ingin pulang ke dunia modern secepat mungkin.'
Dengan malas, Xiao Jin menggunakan sepatunya dan beranjak dari tempat itu untuk kembali ke istana. Langkahnya sangat malas dan kurang bersemangat.
Di gerbang belakang Xiao Jin bertemu dengan beberapa orang prajurit. Tidak biasanya ada prajurit yang berpatroli mengelilingi istana di sore hari. Keberadaan mereka mengundang rasa penasaran Xiao Jin.
"Apa yang sedang Anda lakukan di sini, Putri Ketiga?" tanya salah satu prajurit yang merasa heran melihat baju Xiao Jin yang kotor.
Xiao Jin melihat dirinya sendiri mengikuti arah pandang prajurit itu. Lengan bajunya memang ada beberapa bagian yang robek dan sangat kotor. Sebagai seorang putri Perdana Menteri, Xiao Jin memang tidak mencerminkan sebagai seorang putri yang seharusnya sangat anggun dan elegan.
"Aku tadi hanya jalan-jalan saja dan ini ... karena aku terjatuh di dekat danau." Xiao Jin meringis sambil menunjukkan lengannya.
Para prajurit itu menggeleng melihat tingkah polah Xiao Jin. Mereka memilih untuk pergi meninggalkan Xiao Jin dan kembali bertugas.
Xiao Jin pun tidak ingin berlama-lama di sana dan berjalan mengendap-endap memilih jalanan sepi yang tidak banyak dilalui. Semakin banyak orang yang tahu dengan keadaannya, maka ke depannya Xiao Jin akan semakin sulit untuk bisa berlatih secara diam-diam.
Di depan Xiao Jin ada beberapa orang prajurit yang sedang berkumpul dan sedang mengobrol. Mereka terlihat sangat serius dengan topik yang sedang mereka bahas.
Rasa ingin tahu Xiao Jin menghentikan langkahnya dan menguping pembicaraan mereka. Suara para prajurit yang setengah berbisik itu membuat Xiao Jin tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Xiao Jin berjongkok dan mengendap-endap mendekat ke arah prajurit itu di tempat yang tersembunyi.
"Negeri Lentera Emas sudah menduduki beberapa wilayah penting yang ada di perbatasan. Banyak prajurit kita yang disandera oleh mereka. Masyarakat di wilayah itu tidak berani melawan dan sebagian lari ke desa lain."
"Lalu apakah Kaisar Lu akan turun tangan sendiri dan pergi untuk mengatasi pemberontakan ke wilayah itu?"
"Tidak! Aku dengar Pangeran Lu yang akan pergi ke sana untuk mengatasi masalah ini."
Para prajurit itu membicarakan tentang pemberontakan di perbatasan antara Negeri Bulan Perak wilayah kekuasaan Kaisar Lu dan Negeri Lentera Emas yang mengambil paksa wilayah Bulan Perak.
'Hah, cepat sekali berada di dalam bab ini. Sebelum merubah isi ceritanya, Pangeran Lu Qin Chen akan terluka sangat parah. Aku tidak bisa membantunya karena pada saat itu aku sedang terpuruk setelah diusir dari istana. Sebenarnya tinggal di istana ini lebih buruk daripada menghadapi sebuah peperangan. Aku akan merubah cerita dengan pergi ke wilayah pemberontakan itu.' Xiao Jin memikirkan cara untuk merubah jalan cerita yang dilakoni oleh Xiao Jin.
Sebelum para prajurit menyadari keberadaannya, Xiao Jin pergi mengendap-endap untuk kembali ke kamarnya.
Yunhe segera mempersiapkan air mandi untuk Xiao Jin. Tidak ingin pelayannya itu melihat luka gores di tubuhnya, Xiao Jin segera meminta Yunhe untuk pergi dari kamarnya setelah selesai menyiapkan segala keperluannya.
Xiao Jin tidak ingin Yunhe tahu jika dia memiliki beberapa buah luka gores di tubuhnya. Luka-luka itu memang tidak begitu dalam, tetapi cukup banyak tersebar di lengan dan kakinya.
"Perih juga. Auhh!" Xiao Jin meringis menahan perih ketika dia menaburkan salep di bagian luka-luka terbuka di tubuhnya.
Setelah terkena air mandi, luka-luka basah itu terasa lebih perih dari sebelumnya. Xiao Jin segera mengobati seluruh luka-lukanya sebelum Yunhe kembali datang kembali ke kamarnya untuk mengantarkan makan malam untuknya.
Setelah selesai makan malam, Xiao Jin tidak bisa tidur memikirkan ucapan dari para prajurit itu. Dia meminta Yunhe untuk beristirahat di kamarnya. Setelah tidak ada yang mengganggu, Xiao Jin berganti pakaian serba hitam dan pergi mengendap-endap.
Xiao Jin pergi ke istana kekaisaran untuk mencuri dengar keberangkatan Pangeran Lu Qin Chen ke wilayah perbatasan.
Dengan penuh kehati-hatian, Xiao Jin mendengarkan percakapan antara Kaisar Lu dengan Pangeran Lu Qin Chen. Xiao Jin bisa mendengar semuanya dengan jelas karena dia berjongkok di bawah jendela kamar Pangeran Lu Qin Chen.
Senyum Xiao Jin mengembang di wajah cantiknya. Muncul ide dipikirannya untuk pergi diam-diam dari istana dan pergi berperang bersama Lu Qin Chen. Dengan begitu dia bisa terbebas dan tinggal di luar istana yang baginya sangat membosankan itu.
Setelah memastikan hari keberangkatan Pangeran Lu Qin Chen bersama dengan pasukan, Xiao Jin berpikir untuk mencari cara agar keluar dari istana dengan aman. Dia memikirkan bagaimana caranya bisa pergi tanpa menimbulkan kecurigaan dari pasukan Pangeran Lu Qin Chen.
Malam ini juga, Xiao Jin harus menemukan cara itu karena Pangeran Lu Qin Chen dan pasukan akan berangkat besok siang. Xiao Jin melompat ke atap kamarnya dan duduk di sana seorang diri.
Di bawah terdengar suara ribut-ribut para pengawal istana sedang mengobrol satu sama lain untuk mempersiapkan keberangkatan mereka besok. Beberapa di antaranya sedang membicarakan tentang perbekalan.
'Perbekalan? Ahaa! Aku akan memeriksa gerobak yang membawa perbekalan mereka. Kali saja aku bisa menyelinap di sana tanpa ketahuan.' Xiao Jin melompat turun dan pergi menyelinap mengikuti prajurit yang sedang menata perbekalan di gerobak yang akan mereka bawa ke lokasi pemberontakan.
Xiao Jin tersenyum senang saat mendapati dua buah gerobak yang berisi bahan makanan, tenda, dan segala keperluan mereka. Pagi-pagi sekali dia harus masuk ke sana sebelum para prajurit mendorong gerobak itu keluar dari istana.
Merasa tidak ada yang perlu dilakukan lagi, Xiao Jin segera kembali ke kamarnya dan menyiapkan barang-barang keperluannya. Dia memiliki sebuah kalung dimensi yang bisa menyimpan apa saja yang ingin dia bawa tanpa perlu repot-repot mengemasnya.
Tidak lupa Xiao Jin membawa pedang yang dia gunakan untuk berlatih sebelumnya. Selain pedang, Xiao Jin juga menguasai jurus yang menggunakan tombak meskipun itu tidak semahir ketika dia menggunakan pedang.
Entah akan dipakai ataupun tidak, Xiao Jin tetap membawa tombak yang ada di kamarnya.
'Semuanya sudah siap. Tinggal beristirahat lebih awal. Sebelum para prajurit yang akan berangkat bangun, aku sudah harus menyelinap di dalam gerobak perbekalan itu.' Xiao Jin mengganti pakaiannya lalu berbaring di kasur empuknya.
Dia tidak akan tahu setelah ini apakah dia bisa kembali merasakan tidur di tempat tidur yang nyaman atau tidak. Dalam peperangan tidak bisa dia prediksi apa yang akan terjadi. Meskipun dia penulis cerita yang sedang dia perankan sendiri saat ini, tetapi dia tidak bisa mengendalikan setiap orang yang ada di dalam dunia aneh yang dia ciptakan tersebut.
****
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯..... 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘶𝘤𝘶 𝘥𝘦𝘩...... 𝘱𝘰𝘴𝘪𝘴𝘪𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪
2022-09-07
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor
2022-08-30
0
Gembelnya NT
Apa dia pethakilan kayak yg baca?
2022-08-30
0