Xiao Yin terlihat bingung saat prajurit yang memanggilnya menunggunya untuk pergi bergabung bersama yang lain. Langkah kakinya terasa begitu berat. Setelah lolos dari satu masalah, Xiao Jin kini dihadapkan pada masalah yang lainnya.
Di kejauhan terlihat seorang prajurit yang menyelinap. Xiao Jin bisa melihatnya dengan jelas, tetapi tidak untuk yang lainnya. Prajurit itu seperti baru kembali dari suatu tempat yang jauh.
'Apakah dia adalah prajurit yang membocorkan rahasia kepada mata-mata? Jika jumlah pasukan tidak bertambah dengan kehadiranku, berarti memang benar dia adalah orang yang menjadi mata-mata lawan.' Xiao Jin tersenyum dan sangat yakin jika saat ini dia kembali akan selamat dari kecurigaan.
Pemimpin pasukan pasti akan mengenalinya dalam keadaan seperti ini. Xiao Jin melihat ke sekelilingnya untuk mencari sesuatu untuk menyamarkan wajahnya. Tidak ada yang bisa digunakan untuk menyamarkan wajahnya selain debu yang ada di sekitarnya.
Saat prajurit lain tidak memperhatikannya, Xiao Jin segera mengoleskan debu ke wajahnya yang berkeringat. Tidak ada cermin yang bisa digunakan untuk melihat wajahnya. Namun Xiao Jin merasa yakin jika dia tidak akan ketahuan.
'Sepertinya aku akan aman sekarang. Seingatku aku tidak menuliskan jika Xiao Jin akan ketahuan saat menyusup ke dalam pasukan. Tapi tetap saja aku merasa dag dig dug saat melewati peristiwa demi peristiwa yang aku alami di sini.' Xiao Jin bermonolog dalam hati.
Mereka pun kini sudah sampai di depan dan berbaris dengan rapi. Dugaan Xiao Jin ternyata memang benar-benar menjadi kenyataan, pasukan itu menjadi genap dengan kehadirannya. Dengan begitu, bisa dipastikan jika prajurit yang terlihat oleh Xiao Jin adalah prajurit yang berkhianat pada Pangeran Lu Qin Chen.
Tempat persinggahan mereka itu tidak jauh dari lokasi markas pemberontak. Xiao Jin bersikap waspada, dia tahu sebentar lagi akan ada penyerangan dari pemberontak sebelum mereka sampai di lokasi yang seharusnya mereka tuju.
Untuk melindungi Pangeran Lu Qin Chen, Xiao Jin berada di barisan depan dan berusaha untuk mencari cara agar bisa berdekatan dengannya. Meskipun wajah Lu Qin Chen mengingatkan dirinya pada Reon Chow yang dia benci. Akan tetapi, Xiao Jin tidak tega melihatnya terluka parah dan tetap memimpin pasukannya hingga akhir.
Dengan begini, Xiao Jin bisa menebus kesalahannya pada para tokoh karakter yang dia buat. Semua cerita yang dia tulis sebelumnya perlahan bisa dia ubah menjadi lebih baik.
Wajahnya yang tertutup oleh debu yang kotor membuat Xiao Jin tidak mudah dikenali oleh anggota pasukan maupun Pangeran Lu Qin Chen sendiri. Mereka tidak curiga jika dia adalah seorang wanita yang menyamar.
Dari kejauhan terdengar suara derap langkah kuda yang sedang berlari. Xiao Jin melihat ke kanan dan ke kiri. Salah satu pasukan tidak ada satupun yang curiga dengan suara gemuruh yang terdengar sangat jelas itu.
Sebenarnya Xiao Jin ingin bersuara, tetapi dia takut tidak bisa membuat suara berat seperti seorang pria. Bisa-bisa dia malah ketahuan sebelum melakukan peperangan.
Pasukan musuh mulai terlihat di kejauhan, para prajurit segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Tidak terkecuali Xiao Jin yang telah menyiapkan pedangnya di dalam ruang dimensinya. Pedang itu muncul di tangannya tanpa dihunus.
Bentuk pedang yang sedikit berbeda dengan milik para prajurit lain, mengundang rasa penasaran Lu Qin Chen. Dia merasa seperti pernah melihat pedang itu. Namun lupa dengan siapa pemiliknya.
Xiao Jin mempercepat laju kudanya saat kedua kubu hampir bertemu. Pasukan lawan terlihat lebih banyak dari pasukan yang dibawa oleh Pangeran Lu Qin Chen.
Nyali para prajurit sedikit menciut setelah melihat banyaknya pasukan pemberontak. Namun melihat Xiao Jin yang begitu bersemangat, mereka pun akhirnya ikut bersemangat dan segera bersiap melawan musuh yang kian mendekat.
"Rupanya kalian sudah tahu akan kedatangan kami. Baguslah kalau begitu, mari kita selesaikan di sini." Setelah mengatakan itu, Pangeran Lu Qin Chen menghunus pedangnya dan mengacungkannya ke depan sambil menyerukan teriakan yang mampu membakar semangat.
Pertarungan berlangsung sengit. Beruntung matahari di siang itu sudah tidak terlalu terik dan para prajurit sudah beristirahat untuk sejenak sebelumnya. Xiao Jin merasa sangat senang bisa merasakan serunya sebuah pertarungan.
'Aku tidak peduli hidup atau mati di dalam pertarungan ini. Aku hanya ingin berbuat kebaikan dan merubah cerita tentang Xiao Jin agar aku bisa kembali ke dunia nyata.' Amelia Tan mengaplikasikan pedangnya penuh semangat.
Kelihaiannya dalam seni beladiri ditambah tingkat kultivasi yang setara dengan tingkat empat, membuatnya begitu mudah mengalahkan banyak prajurit lawan.
Pangeran Lu Qin Chen yang berada disampingnya melihat dengan jelas kemampuan Xiao Jin. Meskipun Xiao Jin mengotori wajahnya, dia bisa mengenali dari matanya yang indah. Mata yang beberapa waktu lalu saling bertatapan dengannya di ruang kerja Perdana Menteri.
Pangeran Lu Qin Chen tidak menyangka jika wanita yang lemah lembut itu memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa. Kekuatannya yang sudah berada di kultivasi tingkat keempat, membuatnya mengalahkan prajurit musuh dengan mudah.
Di dalam novelnya, Amelia Tan membagi tingkatan kultivasi dalam tujuh tingkat. Tingkat terendah adalah tingkat satu dan tingkat tertinggi adalah tingkat ke tujuh.
Kini Lu Qin Chen dan Xiao Jin menjadi pasangan yang tak terkalahkan. Ketika kuda-kuda mereka lari karena ketakutan dan terluka, keduanya berdiri saling membelakangi untuk menghadapi lawan-lawannya.
Mereka memang mengalami luka-luka dalam pertarungan ini, tetapi tidak separah luka yang sebelumnya di tulis oleh Amelia. Lu Qin Chen tidak mengalami luka dalam yang serius.
Pemimpin pemberontakan dari Negeri Lentera Emas terlihat sangat marah saat melihat pasukannya banyak yang menjadi korban. Lebih dari setengah pasukannya telah dilumpuhkan. Sebagian mati dan sebagian lain terluka para.
Pria itu mendekati Lu Qin Chen dengan marah dan menyerangnya secara membabi buta. Dia mengeluarkan energi yang sangat besar untuk mengalahkan Lu Qin Chen.
“Gong Zhuming! Lebih baik kamu menyerah!” seru Pangeran Lu Qin Chen sambil mengarahkan pedangnya ke leher Gong Zhuming dan membuat pemimpin pemberontakan gelagapan.
“Baiklah, aku menyerah!” Pria itu mengangkat tangannya, tetapi tidak meletakkan senjatanya.
Xiao Jin sedikit curiga dan tidak langsung percaya dengan ucapan Gong Zhuming. Tidak mungkin seorang pemberontak menyerah dengan begitu mudahnya.
Dugaannya ternyata benar, saat Lu Qin Chen mengurangi kewaspadaannya, Gong Zhuming mengambil kesempatan untuk menyerangnya di saat dia lengah.
Sifat licik Gong Zhuming telah diketahui oleh Xiao Jin karena dia yang menulis karakter tentangnya. Xiao Jin bisa membaca gerak gerik Gong Zhuming yang mengayunkan pedangnya dengan cepat ke arah Lu Qin Chen. Sebelum pedang itu menyentuh kulit Lu Qin Chen, pedang Xiao Jin menebas leher Gong Zhuming sedetik lebih cepat darinya.
Tubuh Gong Zheming ambruk ke tanah dan membuatnya terkapar tak berdaya. Lu Qin Chen yang masih terkejut berdiri terpaku dengan jantung yang berdebar-debar.
Melihat pemimpin mereka telah dikalahkan, pasukan pemberontak bergerak mundur. Mereka tidak ingin menjadi tawanan perang.
****
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
𝘬𝘦𝘳𝘦𝘯..... 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘰𝘬𝘰𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘴 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘩𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯
2022-09-07
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor semangat
2022-09-01
0