Xiao Jin tidak terkejut mendengar tanda kipas langit di tengkuknya. Orang-orang sering mengatakan tentang tanda itu dan menuduhnya sebagai penyebab kematian ibunya. Namun, dia tidak mengerti jika tanda lahir uniknya mempersulit dirinya untuk menerobos ke ranah kultivasi yang lebih tinggi.
Guru Wan Long masih tertegun sambil mengingat-ingat legenda tentang jurus itu. Sejauh yang dia tahu, tanda kipas langit akan memberi dampak yang positif bagi pemiliknya. Berbeda dengan apa yang dialami oleh Xiao Jin saat ini.
Xiao Jin merubah posisi duduknya dan beralih menatap sang guru. Wajahnya terlihat pucat karena dia takut jika guru Wan Long juga akan menjauhinya. Seluruh orang di istana Bulan Perak menganggap itu sebagai tanda kutukan.
"Ini berita yang besar Nona Xiao. Mengapa kamu terlihat sangat murung? Apakah kamu tidak merasa senang memiliki tanda itu?"
Xiao Jin menatap guru Wan Long dengan tatapan ingin tahu. Menurutnya sikapnya tidak mengekspresikan kebencian dan cenderung memperlihatkan rasa kagum.
"Apakah guru tidak akan pernah membenciku dan menganggapku sebagai seorang pembunuh?"
Mendengar pertanyaan Xiao Jin, guru Wan Long baru mengerti jika muridnya itu telah salah paham padanya. Tidak tahu apa yang telah dialami Xiao Jin sebelum bertemu dengannya yang jelas bukanlah sesuatu yang baik.
Tidak ingin salah pemahaman Xiao Jin berlarut-larut, guru Wan Long akhirnya menjelaskan tentang tanda itu padanya. Tak ayal, semua yang dikatakannya membuat Xiao Jin terkejut dan merasa bingung. Sebagai Amelia, dia belum menyusun bagian ini secara pasti, kisah yang dia tulis masih berwujud sebuah kerangka.
Setidaknya dia merasa tenang, dia bisa memecahkan misteri dibalik tanda lahir Xiao Jin bersama guru Wan Long. Terlintas ingatannya tentang kerangka yang belum sempurna di dalam draft laptopnya. Dia akan pergi ke suatu tempat dan melakukan perjalanan untuk melepaskan segel di tubuhnya.
"Nona Xiao, segel berlapis yang sangat kuat membuatmu menjadi satu-satunya penghalang dalam penerobosanmu. Perlu aku tekankan sekali lagi jika penyebabnya bukan simbol kipas langit."
Xiao Jin mengangguk mendengarkan penjelasan dari guru Wan Long. Dalam hati dia mengagumi karakternya yang tegas dan cerdas sesuai dengan yang dia tulis.
"Tidak ada mantra di dalam kitab ini yang mampu melepaskan segel yang membatasimu untuk berkembang. Kita akan mencari tahu bagaimana cara mengatasi ini."
"Jadi tujuan orang yang memberiku segel ini adalah untuk membuatku terhenti pada titik ini saja, Guru? Jadi selama ini mereka sengaja menghambatku untuk menjadi hebat?"
Guru Wan Long mengangguk dengan pasti. Keduanya kemudian pergi ke perpustakaan untuk mengumpulkan sumber yang memudahkan mereka untuk menemukan solusi.
Xiao Jin dan guru Wan Long berjalan terpisah dengan tujuan yang sama. Mereka berkeliling meneliti kitab-kitab dan gulungan yang tersusun rapi di atas rak.
"Aku sudah menemukannya," ucap guru Wan Long lalu duduk dan mulai membuka kitab itu. Xiao Jin yang merasa penasaran pun berjalan mendekatinya dan duduk dengan manis di hadapannya.
Lembaran kitab yang terbuka di hadapannya terlihat sangat jelas meskipun dalam keadaan terbalik. Xiao Jin merasa sangat senang saat mengetahui sebentar lagi dia akan melakukan perjalanan.
Dari kitab itu mereka melihat satu-satunya cara untuk melepaskan segel itu adalah pergi ke kolam naga hijau. Kolam itu terletak di Pegunungan utara yang berada di wilayah Kekaisaran Angsa Emas.
Jarak antara Pegunungan Utara dan Lembah Merpati sangat jauh. Mereka harus melewati waktu sekitar dua hari dua malam untuk mencapainya. Itu tidak jadi soal bagi mereka, masalahnya adalah keberadaan binatang spiritual yang mendiami wilayah tersebut.
Semenjak perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh manusia untuk mengambil mereka sebagai peliharaan, mereka menjadi tidak bersahabat pada ras manusia. Naluri kebinatangan mereka menjadi sangat waspada dan menyerang setiap manusia yang dilihatnya tanpa ampun.
Xiao Jin menjadi gamang saat mendengar cerita demi cerita yang dilontarkan oleh guru Wan Long. Dengan kekuatannya yang sekarang dia tidak yakin bisa menghadapi binatang-binatang tersebut. Dia berpikir jika gurunya akan memintanya untuk berangkat seorang diri.
Dengan melihat perubahan roman mukanya saja, guru Wan Long bisa menebak apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Muridnya itu terlihat antara murung dan takut.
"Kamu persiapkan barang-barang penting dan perlu untuk dibawa. Kita akan berangkat ke Pegunungan Utara dua hari lagi."
Xiao Jin mendongakkan wajahnya penuh keharuan. Rasa sedihnya menguap setelah dia mendengar kata "kita" yang diucapkan oleh guru Wan Long. Ini berarti guru Wan Long akan menemaninya pergi ke Pegunungan Utara.
"Terimakasih, Guru. Guru telah membimbingku sejauh ini dan memecahkan misteri tanda lahirku."
"Aku hanya melalukan apa yang menjadi tugasku. Persiapkan dirimu baik-baik. Sebelum hari keberangkatan, kamu tidak perlu datang untuk berlatih."
Xiao Jin mengangguk lalu meminta ijin untuk pulang.
Hari keberangkatan pun tiba, Xiao Jin berpesan pada Chang agar menggantikan tugasnya selama dia pergi. Tanpa diduga, banyak juga teman-temannya yang lain yang menawarkan diri untuk membantu.
Aku yakin jika mereka hanya modus demi mendapatkan perhatianku. Tetapi tidak masalah. Semakin banyak orang yang membantu maka pekerjaan Nenek Li akan menjadi ringan.
Guru Wan Long dan Xiao Jin pergi ke Pegunungan Utara dengan mengendarai kuda. Kuda yang mereka naiki bukanlah kuda biasa. Mereka adalah persilangan dari kuda spiritual dan kuda biasa.
Kuda-kuda itu memiliki kecepatan yang mengagumkan, sebanding dengan harga yang harus dibayarnya. Harga yang tidak ternilai dengan uang yang lebih dikenal dengan nama "kerja keras."
Wajah Xiao Jin terlihat sangat tegang. Kuda yang membawanya, berlari dengan sangat kencang.
'Kuda macam apa ini? Tubuhnya tidak terlalu besar dengan wajah yang sangat manis dan imut, tidak menunjukkan jika larinya akan sangat kencang sekali.' Amelia mencoba mengendalikan kuda itu.
Tanpa bantuan aliran Qi, keadaan Xiao Jin akan semakin sulit. Setidaknya tubuhnya akan aman meskipun dia tidak bisa memperlambat laju kudanya.
Dari arah samping, guru Wan Long terus memperhatikannya dan berjaga-jaga jika suatu hal terjadi pada Xiao Jin.
Pagi baru saja berlalu dan siang mulai menjelang. Laju kuda yang mereka tunggangi semakin tak terkendali dan membawa mereka membelah hutan sebelum mencapai jalan yang merupakan jalur perdagangan penduduk di sekitar.
Binatang-binatang hutan berlarian menghindar ketika mendengar derap kuda mereka. Xiao Jin sudah bisa menyesuaikan diri dengan kudanya dan mulai menikmati perjalanannya.
Dia terpukau melihat keindahan alam yang tersuguh disekelilingnya ketika mereka telah berjalan di jalur perdagangan. Sesekali mereka berpapasan dengan para pengguna jalan lain meskipun hanya melihatnya sekilas. Kecepatan kudanya tidak memungkinkan untuk melihat apa yang dia jumpai lebih lama.
"Jangan terlena oleh keindahan, Nona Xiao. Tetap waspada akan bahaya yang setiap saat mengintai kita." Guru Wan Long mendekatkan kudanya dan berbicara pada Xiao Jin dengan sedikit berteriak.
"Baik, Guru. Aku akan berhati-hati."
\*\*\*\*
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
ingat xiao jin, waspada........ jangan terlena keindahan sesaat
2022-09-15
0