Amelia bersikap seolah dirinya sedang melamun di dekat jendela ketika ada yang datang. Pintu kamarnya terbuka dan seorang wanita berpakaian sedikit mencolok masuk ke sana.
"Anak pembunuh! Sulam baju ini dengan benang emas! Aku ingin kamu menyelesaikannya hari ini juga!" seru wanita itu sambil melemparkan sebuah baju ke wajah Amelia alias Xiao Jin.
'Ini pasti Feng Yaolie, ibu tiri Xiao Jin dalam ceritaku. Hanya dia yang memanggil Xiao Jin dengan panggilan seperti itu. Menyulam? Hah! Malas sekali aku.' Xiao Jin menatap Feng Yaolie dengan tatapan kesalnya.
"Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Yue'er dan Mei'er! Kamu terlihat aneh hari ini. Apakah kamu ingin membangkang? Haa!" Feng Yaolie mencengkeram dagu Xiao Jin hingga terlihat memerah lalu melepaskannya dengan kasar.
Sebenarnya Xiao Jin yang sekarang adalah Amelia, ingin sekali dia melawan ibu tirinya yang memanggilnya dengan sebutan tidak pantas itu. Namun seingatnya dia tidak merubah cerita di bagian ini sebelum dia pingsan.
Terbayang kembali betapa beratnya hari-hari yang dilalui oleh Amelia saat melakukan revisi. Selama tiga hari tiga malam dia terus berada di depan laptopnya. Untuk sekedar makan pun dia tidak punya waktu khusus.
Makanan yang dia beli secara online pun dia makan sambil mengetik. Waktu tidurnya menjadi kurang teratur dan bisa dikatakan jika dia sangat kurang istirahat. Bukan itu saja, Amelia yang biasanya suka berlama-lama saat mandi, harus menyelesaikan mandinya dengan cepat demi sebuah naskah.
Semua itu membuat kesehatan tubuhnya mengalami penurunan. Tepat di hari ketiga melakukan revisi, dia tak sadarkan diri karena kelelahan. Amelia tinggal seorang diri di rumahnya dan hanya memiliki seorang pekerja lepas yang bekerja paruh waktu. Dia bertugas untuk membersihkan rumahnya selama setengah hari saja.
"Hehh! Pembunuh! Berani sekali kamu mengabaikanku!" Feng Yaolie kembali memberi tatapan mengintimidasi pada Xiao Jin.
Teriakkan Feng Yaolie menyadarkan Xiao Jin dari lamunannya.
Tidak ingin membuat masalah, Xiao Jin pun terdiam dan menunduk. Dia duduk berjongkok dan memunguti alat sulam yang jatuh berserakan di lantai.
Dengan sengaja Feng Yaolie menginjak ujung jari Xiao Jin hingga membuatnya meringis kesakitan.
'Dasar wanita iblis! Tunggu saja, setelah ini kamu tidak akan bisa berbuat seenaknya padaku. Ohho, aku kerjai saja.' Xiao Jin tersenyum licik.
Tanpa sepengetahuan Feng Yaolie, Xiao Jin menaruh jarum di ujung sepatu Yaolie. Setelah puas menginjak tangan Xiao Jin, Feng Yaolie mengangkat kakinya lalu melangkah.
"Ahh ... ahh ... Au!" Feng Yaolie jalan berjinjit ketika merasakan sakit di kakinya.
Xiao Jin tertawa dalam hati merasa puas telah berhasil mengerjai ibu tirinya itu.
"Linshi! Apa kamu buta? Cepat bantu aku melihat kakiku!" seru Feng Yaolie pada pelayannya. Kini dia duduk di meja dan menahan sakit yang luar biasa.
Xiao Jin bersikap tidak peduli dan menyiapkan alat sulamnya. Beruntung Amelia memiliki seluruh kemampuan yang dimiliki oleh Xiao Jin. Jika tidak, mana mungkin dia bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh Xiao Jin di dalam dunia novelnya.
Feng Yaolie merasa kesal pada Xiao Jin yang tidak mempedulikannya sama sekali dan bersiap untuk memaki-makinya.
"Kamu memang diciptakan untuk menjadi kesialan orang lain. Apalagi yang kamu tebar di lantai selain jarum ini?" Feng Yaolie menunjukkan jarum kecil yang berhasil dia cabut dari telapak kakinya.
Xiao Jin menghentikan kegiatan menyulamnya lalu menoleh pada Feng Yaolie.
"Mana aku berani, Ibu," ucap Xiao Jin sambil mengulum senyum lalu berbalik dan kembali menyulam.
Berasa satu ruangan dengan Xiao Jin membuat darahnya seakan mendidih, Feng Yaolie meminta Linshi untuk membawanya keluar dari kamar Xiao Jin.
Xiao Jin akhirnya merasa lega setelah melihat kepergian Feng Yaolie. Dia kembali mengerjakan tugas membosankan untuk menyulam.
'Sepertinya aku harus mencoba menggunakan kekuatan Xiao Jin agar pekerjaan ini selesai lebih cepat. Bisa-bisa aku sakit pinggang kalau terus duduk seperti ini dan menyelesaikan semuanya tanpa alat bantu. Mana pola yang harus disulam susah lagi,' Amelia mengomel dalam hati.
Dengan mengalirkan sedikit Qi pada tangannya, proses menyulam itu berjalan dengan sangat cepat. Untuk sesaat dia merasa senang. Namun saat teringat jika dia sedang terjebak dalam dunia fantasi ciptaannya, Amelia kembali frustasi.
"Sekarang aku sudah berada di bab berapa ini? Menyulam dengan benang emas. Emm ...." Amelia mencoba mengingat cerita yang dia buat.
Seingatnya, di bab ini dia belum mengalami kejadian yang membuatnya harus dikeluarkan dari istana. Tidak ingin banyak berpikir, dia memilih untuk tidur di siang itu.
Baru saja menyelonjorkan kakinya, di luar kembali terdengar suara keributan dari kedua kakak tirinya. Amelia memutar bola matanya merasa jengah.
'Apalagi yang mereka inginkan? Mengganggu saja!' Amelia pura-pura tidur dan tidak peduli dengan apa yang akan mereka lakukan.
Xiao Yue membuka pintu kamar Xiao Jin dengan paksa. Dia masuk diikuti oleh Xiao Mei. Mereka mencari-cari keberadaan Xiao Jin dan segera menemukan adik tirinya itu sedang tertidur.
"Enak sekali dia. Harusnya dia mengerjakan sulaman untuk ibu. Bisa-bisanya dia tertidur." Xiao Yue berjalan sangat cepat untuk menarik bantal Xiao Jin.
Xiao Jin yang hanya pura-pura tertidur langsung bangkit saat Xiao Yue menarik bantalnya. Alhasil tubuh Xiao Yue kehilangan keseimbangan dan jatuh terduduk di lantai karena menarik bantal kosong dengan kekuatan penuh.
"Ahh! Sial! Kamu membuatku ingin mencakar-cakar wajahmu, Xiao Jin!" seru Xiao Yue dengan sangat marah. Terlebih lagi dia melihat wajah Xiao Jin yang sangat cantik tanpa ditutupi dengan kotoran.
"Oh, jadi kamu sekarang sudah mulai berani untuk bersaing denganku rupanya. Kamu sengaja ingin menggoda para pria dengan wajah polosmu itu?" Xiao Yue menampar pipi kiri Xiao jin hingga terlihat memerah.
Xiao Jin memegangi pipinya yang terasa sakit akibat tamparan itu. Dia menjadi sangat marah. Namun dia ingin membalas Xiao Yue dengan cara yang elegan. Mulai hari ini dia tidak ingin mengotori wajahnya jika sedang di dalam kamarnya sendiri.
"Siapa yang akan melihat wajahku di dalam kamar ini selain kakak?" Xiao Jin mencoba membela diri.
"Oh, kamu sudah berani membantah sekarang? Sepertinya satu tamparan saja belum cukup untukmu!" Xiao Yue bersiap untuk memukul Xiao Jin lagi. Namun Xiao Mei menghalanginya.
"Sudah, Kak. Sebaiknya kita olesi saja wajahnya dengan arang ini." Xiao Mei mengambil sebuah botol kecil berisi serbuk arang.
Xiao Yue tersenyum dan menuruti kata-kata Xiao Mei. Mereka berdua menumpahkan serbuk arang itu ke wajah Xiao Jin hingga membuat kecantikannya kembali tertutupi.
"Sekarang sulam sapu tangan ini dengan nama ibu suri. Awas kalau besok pagi saat aku mengambilnya belum jadi!" Xiao Yue melemparkan sebuah sapu tangan ke tempat tidur Xiao Jin karena tubuhnya sangat kotor sekarang.
Setelah mengatakan itu kedua kakak tiri Xiao Jin pergi meninggalkannya sendirian.
'Aarrgghh! Menjadi orang yang tertindas itu ternyata memang tidak enak. Sepertinya apa yang dikatakan Reon benar. Aku sudah keterlaluan membuat cerita Xiao Jin yang selalu ditindas. Huuhh! Setelah merasakannya sendiri aku baru tahu betapa tidak menyenangkannya keadaan ini.' Amelia terduduk dengan rasa penyesalannya.
Setelah kejadian itu, Amelia mulai berpikir untuk merubah jalan hidup Xiao Jin yang dia perankan saat ini di dalam novelnya sendiri.
'Aku tidak akan membuat Xiao Jin diam saja menerima ketidakadilan ini. Sepertinya kamu benar Reon. Sungguh aku malu mengakui hal ini.' Amelia mengibas-ngibaskan serbuk arang yang menempel di tubuhnya. 'Aku seperti seekor tikus got yang sangat menyedihkan.'
****
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯 𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘮𝘦𝘭𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢
2022-09-06
0