Xiao Jin segera berlari dan mengejar Xiao Yue. Dia berharap saudara tirinya tidak menaruh dendam padanya dan bersekongkol dengan ibunya untuk memfitnahnya seperti di dalam cerita yang dia tulis.
"Kakak! Tunggu! Aku tidak bermaksud menggoda Putra Mahkota. Aku juga tidak tahu apa alasannya, dia tiba-tiba masuk ke ruangan ini. Ini benar-benar bukan sebuah kesengajaan." Xiao Jin mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Xiao Yue menatap tajam ke arah Xiao Jin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia akhirnya memilih untuk kembali ke kantor Perdana Menteri. Dia tidak rela Xiao Jin mendapat kesempatan untuk dekat dengan Pangeran Lu Qin Chen.
Xiao Jin tersenyum senang. 'Kamu pikir aku suka berduaan dengan Reon. Orang yang telah menyebabkanku terdampar di sini,' ucapnya pada dirinya sendiri sambil melirik Pangeran Lu yang sedang sibuk menyalin kertas doa untuknya.
"Pangeran Lu, tolong maafkan perilaku tidak sopan adikku, lebih baik Pangeran beristirahat saja, biar aku dan Xiao Jin yang melanjutkan pekerjaan ini." Xiao Yue mencoba bertindak seolah-olah Xiao Jin telah melakukan kesalahan.
"Lupakan saja! Sebaiknya segera kita selesaikan, kertas ini akan segera dibagikan sebelum pesta ulang tahun ibu suri diadakan." Pangeran Lu Qin Chen terlihat sangat serius. Wajahnya terlihat datar saat melirik ke arah Xiao Yue.
Sebelumnya dia begitu ramah pada Xiao Jin. Sekarang dia terlihat sangat dingin dan acuh tak acuh.
Untuk mendapatkan perhatian sang pangeran, Xiao Yue ikut menyalin tulisan bersama mereka. Dengan begitu, dia berharap akan mendapatkan perhatian Pangeran Lu Qin Chen.
"Jin'er! Tolong berikan saya tinta tambahan!" Pangeran Lu Qin Chen meminta Xiao Jin untuk memberinya tinta.
"Baik, Yang Mulia." Xiao Jin meninggalkan pekerjaannya dan mengambilkan tinta untuk Pangeran Lu Qin Chen.
Xiao Yue menatap Xiao Jin dengan iri. Apalagi setelah melihat cara Pangeran Lu tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada adik tirinya itu. Menurutnya, Pangeran Lu Qin Chen memberikan perlakuan yang berbeda pada mereka berdua.
'Aku akan membuatmu membenci Xiao Jin, Pangeran. Anda tidak bisa menyukainya. Aku tidak akan membiarkan Xiao Jin menggantikanku untuk bertunangan denganmu.' Mata Xiao Yue berkilat penuh kebencian, dia berencana untuk menyingkirkan Xiao Jin.
Pangeran Lu Qin Chen sangat mengagumi kecantikan Xiao Jin yang baru pertama kali dilihatnya. Namun, dia tidak menyadari bahwa dia sedang diperhatikan oleh Pangeran Lu.
Xiao Yue yang mengetahui hal ini, menjadi semakin iri. Hatinya terbakar oleh kecemburuan yang membuatnya tidak nyaman berada di sana.
Seluruh kertas telah disalin. Pangeran Lu Qin Chen meninggalkan ruangan terlebih dahulu karena rombongan dari kerajaan lain yang menginginkan perjodohan telah pergi.
Pernikahan politik biasanya dilakukan untuk memperluas wilayah dan juga memperkuat pasukan. Namun, Pangeran Lu tidak pernah mau dijadikan alat untuk memperkuat kerajaannya.
Menurutnya, semua masih bisa dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia yang ada di kerajaan. Lu Qin Chen sama sekali tidak tertarik untuk memiliki banyak istri, meskipun itu dilegalkan dan memiliki efek yang besar bagi kemajuan kerajaan.
Di dalam ruangan hanya tinggal Xiao Yue dan Xiao Jin yang tersisa setelah Pangeran Lu Qin Chen pergi.
Xiao Yue berjalan ke meja Xiao Jin. Dia menatap Xiao Jin dengan tatapan mengintimidasi. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi sorot matanya menunjukkan bahwa dia sangat membenci Xiao Jin.
Tangannya mencengkram tempat kosong di depan wajah Xiao Jin lalu dia pergi meninggalkan ruangan tanpa melihat lagi ke belakang. Langkah kakinya begitu cepat sehingga dalam sekejap dia telah menghilang dari sana.
'Sial! Setelah ini Xiao Yue akan menjebakku dan membuatku diusir dari istana. Jika aku tidak salah mengingat, aku menulis bahwa Xiao Jin diminta untuk membawakan hadiah untuk ibu suri yang ternyata telah diberi serbuk beracun. Aku akan dituduh meracuni ibu suri dan membuatku terusir dari istana.' Xiao Jin berdiri dan berjalan berkeliling untuk memikirkan langkah apa yang bisa dia ambil untuk menyelesaikan masalah ini.
Xiao Jin berkeliling mencari jimat yang mirip dengan jimat yang akan diberikan ibu tirinya kepada ibu suri. Di dalam ruang kerja Perdana Menteri Xiao Long, ada banyak jimat keberuntungan yang dia simpan di sana.
'Perdana Menteri tidak akan tahu jika aku mengambil satu jimatnya.' Xiao Jin tersenyum senang setelah menemukan jimat yang akan menyelamatkannya dari kejadian buruk yang membuatnya keluar dari istana seperti cerita sebelum diubah.
Jimat yang ambil segera dia simpan sebelum ada yang melihatnya.
Merasa tidak ada lagi yang harus dikerjakan, Xiao Jin datang ke rak yang penuh dengan buku-buku seni bela diri yang tertata rapi di sana. Ada satu buku yang menarik perhatiannya. Buku Keterampilan Pedang Pembelah Laut.
Xiao Jin membukanya dan melihat gerakan jurus yang terlukis di atasnya. ada juga mantra pengontrol Qi yang bisa digunakan sesuai keinginan Xiao Jin.
'Saya tidak bisa memahami buku ini hanya dengan membacanya. Aku akan pergi ke tempat Xiao Jin biasanya berlatih. Gerakan ini sangat menarik dan tampaknya tidak terlalu sulit. Aku pasti akan menjadi pendekar yang hebat setelah ini.' Xiao Jin menyimpan buku itu dan berpikir akan mencari tempat yang aman untuk mempelajarinya.
Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk dapat mempelajari sebuah jurus dengan cepat.
Di sudut ruangan ada beberapa jenis senjata yang disimpan oleh Perdana Menteri. Senjata-senjata itu sama dengan senjata milik para prajurit. Jadi itu bukan senjata pribadi milik Perdana Menteri.
Xiao Jin datang mendekati senjata itu. Dia tertarik pada sebuah tombak. Tombak itu lebih panjang dari tinggi tubuhnya.
Xiao Jin perlahan mengangkatnya dan membuatnya kehilangan keseimbangan. Sebelumnya dia mengira senjata itu sangat ringan. Tapi kenyataannya tombak itu sangat berat.
Senjata itu menjadi sedikit lebih ringan setelah Xiao Jin mengeluarkan Qi di tangannya.
'Saya tidak bisa membayangkan pelatihan yang akan saya lakukan besok. Hah! Memegang tombak saja membuatku lelah seperti ini.' Xiao Jin meletakkan tombaknya kembali lalu berbalik untuk mengambil pedang.
Pedangnya sedikit lebih ringan, tapi bagi Xiao Jin pedang itu masih lumayan berat. Dia menggunakan kedua tangannya untuk mengangkatnya ke udara. Bahunya terasa lelah dan dia tidak bisa menahan beban terlalu lama.
'Menyedihkan! Sepertinya akan sulit bagiku untuk berlatih, hanya memegang pedang saja sudah membuatku kepayahan. Lalu bagaimana cara menguasai jurus pedang hebat itu? Atau mungkin aku sedang tidak bertenaga karena belum makan seharian. Mungkin saja.' Xiao Jin menggelengkan kepalanya mengingat keadaannya lalu bersiap untuk meninggalkan ruangan itu.
Setelah ini dia akan pergi mencari pedang yang cocok dengannya. Xiao Jin pasti memiliki pedangnya sendiri yang biasa dia gunakan untuk berlatih. Berbekal ingatannya, Amelia yakin akan menemukan pedang milik Xiao Jin.
Buku yang ingin dia pinjam disembunyikan di balik lengan bajunya. Xiao Jin kemudian meninggalkan ruangan sebelum ayahnya kembali dari tugasnya.
Di kejauhan, Yunhe terlihat berjalan cepat ke arahnya.
"Yunhe! Aku sangat lapar. Tolong bawakan makananku ke kamarku."
Belum juga Yunhe sampai ke hadapannya, dia harus pergi lagi untuk mengambilkan makanan untuknya.
Xiao Jin tersenyum melihat langkah Yunhe yang terburu-buru harus terhenti oleh perintahnya.
****
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝘳𝘦𝘷𝘢 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘵𝘺𝘢
𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘪𝘯 𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘹𝘪𝘢𝘰 𝘫𝘪𝘯....... 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘢𝘮𝘦𝘭𝘪𝘢 𝘵𝘢.
2022-09-07
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor yg bnyak
2022-08-25
0