Banyak siswa berdesakan untuk masuk ke dalam gerbang meskipun waktu masih menunjukkan pukul enam kurang lima belas. Rania yang didorong dorong tentu saja tidak kuat, apalagi dia tidak sekuat anak pada umumnya. Untung saja ada seorang lelaki yang selalu siap sedia ada di sebelahnya. Lelaki itu memegang pundak Rania agar tidak terdesak.
"Gak papa, mereka pada takut telat. Ada Abang di sini, yok kita ke lapangan sekarang," ujar Rashi yang ada di sebelah Rania. Rania mengangguk dan melangkahkan kakinya ke dalam sekolah, Rashi memutuskan untuk masuk ke sekolah umum untuk menjaga Rania sementara Ravi memutuskan untuk masuk ke Sekolah Kejuruan seperti papa dan mamanya.
"Waah, lihat tuh, ganteng banget, wah gantengnya. Eh tapi itu yang di sebelahnya pacarnya? Astaga, Udah Ganteng, pacarnya cantik. Sweet banget sih bisa punya pacar satu sekolah." Belum ada satu jam Rashi dan Rania ada di sekolah ini, dia sudah disambut pujian dari segala sisi untuk Rashi dan dirinya.
"Pacar Rania yang ganteng, famous banget nih kayaknya, udah siap jadi adik adik gemes yang disukai kakak kelas?" tanya Rania yang sengaja menggoda kakaknya. Rashi hanya mengacak Rambut Rania dengan wajah yang datar, khas sekali dengan Rashi biasanya, namun hal itu sudah cukup membuat Rania merasa senang dan terlindungi.
Mereka duduk bersebelahan di lapangan, di sebelah Rania juga ada seorang lelaki yang tak kalah tampan dari Rashi, namun tetap Abangnya lah yang paling tampan. Lelaki itu menatap Rania dengan lekat, namun saat Rania menengok, lelaki itu langsung menghadap ke depan dan tak membiarkan Rania untuk menciduknya, namun semua hal itu dilihat oleh Rashi.
"Halo Bro Lo ada masalah sama Dia? Atau Lo kenal sama Dia? Beberapa kali loh Lo udah nengok nengok ke dia," ujar Rashi yang membuat Rania dan beberapa orang di dekat mereka menengok dan melihat apa yang dilakukan Rashi. Jangankan orang orang itu, Rania saja terkejut atas respon Rashi.
"Sorry Bro, habisnya nih cewek cantik, gue terpesona untuk sesaat, tenang aja, Gue gak minat buat ambil punya Lo," ujar lelaki itu yang berdiri dari duduknya, sebelum dia pergi hari hadapan Rashi, lelaki itu membisikkan sesuatu dan membuat Rashi mengerutkan keningnya. Bahkan Rashi sampai menengok dan menunggu lelaki itu pergi dari hadapannya.
"Kamu kenal sama orang itu kah?" Tanya Rashi yang langsung dijawab gelengan kepala oleh Rania. Rania juga tak pernah melihat lelaki itu, namun Rashi tampak tak nyaman sejak lelaki itu membisikkan sesuatu dan langsung pergi begitu saja, Rania yakin sesuatu pasti telah terjadi.
"Aneh banget, kalau Kamu gak kenal sama dia atau dia gak kenal sama Kamu, gak mungkin banget dia tahu kalau kamu itu kembaran Aku, adik Aku. Tadi dia ngebisikin ke Aku kalau gak baik ngakuin adik sendiri sebagai pacar." Rashi mengatakan hal itu dengan berbisik kepada Rania agar anak lain tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
Meski Darrel dan Luna tidak meminta mereka menyembunyikan identitas mereka, baik Rania atau Rashi hanya ingin tidak diganggu oleh orang orang ini dan memilih untuk berpura pura menjadi pacar agar tak ada yang berani mendekati mereka, apalagi menurut cerita Papa Mama mereka, masa SMA banyak sekali manusia yang berperan sebagai pengganggu.
"Ya udah bang, biarin aja, mungkin aja Dia udah pernah ketemu kita waktu pergi sama Mama Papa, atau Dia kenal sama Kita tapi kita gak kenal. Yang penting Dia gak aneh aneh dan gak bikin semua orang tahu," ujar Rania yang diangguki oleh Rashi.
Mereka kembali fokus dengan apa yang dibicarakan oleh Ketua OSIS sampai akhirnya lelaki yang tadi duduk di sebelah Rania kembali pada posisinya dan bertindak seolah tak terjadi apapun. Rashi mengamati anak itu dengan ekor matanya, namun tanpa diketahui oleh siapapun. Memang itu salah satu keahlian Rashi, mungkin dia akan lanjut ke Sekolah khusus detektif suatu hari.
"Rania, tunggu." Rania menghentikan langkahnya dan berbalik, begitu pula Rashi yang ada di sebelahnya. Ternyata lelaki yang tadi ada di sebelah Rania memanggil dan berlari ke arahnya. Bahkan apa yang dilakukan oleh lelaki itu mengundang perhatian banyak orang, mereka heran pelet apa yang digunakan oleh Rania hingga orang di sekitarnya tampan seperti itu.
"Lo beneran gak ingat sama Gue? Lo yakin gak pernah ketemu sama Gue?" tanya orang itu yang tak ada angin tak ada hujan. Rania yang baru pertama bertemu dengannya tentu saja bingung apa yang dimaksud oleh lelaki itu, Rania tak mengerti arah pembicaraan lelaki itu dan bahkan tanpa sadar menggenggam tangan Rashi.
"Gak, kalau dia kenal sama Lo, Gue pasti juga kenal sama Lo. Kemana pun dia pergi, pasti adalah Gue. Gak usah gangguin Rania lagi, atau Lo bakal ngerasain panasnya tangan Gue," ujar Rashi yang baru kali ini mengutarakan narasi panjang.
Lelaki itu tak bertanya ataupun menjawab lagi, Rania dan Rashi sendiri langsung berjalan ke arah gerbang utama dan menunggu mobil menjemput mereka sebelum akhirnya mereka pulang ke rumah, semoga yang lain tidak curiga (mereka baru kelas 1 SMA tidak mungkin mereka membawa kendaraan sendiri, papa mama mereka sangat ketat untuk hal itu).
*
*
*
Sementara itu di suatu sekolah berbeda. Seorang anak yang tampan namun tidak ada sopan - sopannya sedang berdiri sambil menghormat pada bendera karna terlambat. Padahal dia datang ke sekolah ini tepat waktu, dia hanya sengaja untuk terlambat dengan maksud tak mengikuti kegiatan secara penuh, ternyata dia malah dihukum.
"Baru hari pertama masuk, belum juga resmi jadi siswa, udah banyak banget tingkahnya," ujar anak OSIS dengan wajah garang. Namun Ravi sendiri tahu jika Kakak OSIS itu juga mengagumi ketampanannya, Ravi bisa melihat raut memuja di sana. Dia menggunakan otaknya untuk memanfaatkan keadaan, lelaki itu menyipitkan matanya dan memegang pelipisnya.
"Eh, eh, eh, kamu pusing? Loh, Hey, bawa dia ke UKS! Bisa gawat kalau pingsan di sini," ujar orang itu yang langsung dituruti oleh orang - orang di sana. Ravi langsung saja menumbangkan dirinya, biarlah dia dipandang lemah, dia tak mau lebih lama berdiri membiarkan matahari mengambil kulit putihnya, toh kakak OSIS ini tidak curiga.
Ravi terus menjaga matanya tetap tertutup dan tidak bergerak meskipun dia merasa geli karna kaki dan pinggangnya dipegang oleh orang - orang, mereka membawa Ravi ke dalam UKS dan berusaha membangunkan Ravi dengan pancingan minyak kayu putih. Ravi tidak menyukai baunya, namun dia harus menahan semua itu.
Sampai akhirnya Ravi tidak tahan dan menggeliat pelan. Ravi membuka matanya perlahan dan berpura pura menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Lelaki itu berpura - pura bingung dan menatap sekitar, sementara orang di sekitar Ravi tampak lega karna akhirnya lelaki itu 'siuman', terutama kakak OSIS yang Ravi yakin sangat mengagumi ketampanannya.
"Maaf ya Kak saya pingsan. Saya belum sarapan, biasanya saya gak begitu kok kak. Saya, saya lanjutkan hukuman saya lagi aja ya?" tanya Ravi yang dijawab gelengan kepala oleh kakak OSIS itu, Dia tidak mau mengambil resiko dan malah membuatnya dihukum karna membuat anak MOS sakit dan pingsan lagi.
"Kamu di sini aja, nanti kalau kamu udah baikan langsung ke aula buat ikut MOSnya, kalian ikut aku aja buat Balik ke Aula, kamu gak papa kan ditinggal sendirian?" tanya anak OSIS itu yang diangguki oleh Ravi, anak itu tidak bisa menyembunyikan senyum manisnya dan bahkan membuat kakak OSIS itu tersipu.
"Terima kasih Kakak cantik, gak cuma cantik tapi ternyata hatinya juga baik ya, bentar lagi saya kembali kok, udah sehat lihat senyum kakaknya," ujar Ravi yang membuat orang - orang di sana kaget. Mereka mungkin menganggap Ravi gila dan terlalu berani, terlihat dari cara mereka berbisik dan terkekeh di belakang gadis itu.
Setelah semua orang pergi, Ravi membenarkan posisi tidurnya dan menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal. Dia tahu dia sangat tampan karna Ibu dan Ayahnya juga merupakan serbuk berlian, wajar saja jika wajahnya sangat sempurna.
"Ah, udah sejak lama gue manfaatin wajah gantengi ni buat dapet makan gratis, coklat gratis, mainan gratis, semua gratis pokoknya. Kayaknya Gue harus meneruskan bakat ini. Siapa tahu tiga tahun sekolah di sini Gue bisa makmur."
Ravi terkekeh setelah mengetahui pikirannya sangat Gila. Lelaki itu memejamkan matanya sejenak sebelum nanti dia akan benar benar kembali ke Aula dan melanjutkan aktivitas hari ini. Seperti dugaannya, dia akan suka bersekolah di SMK.
*
*
*
*
*
HALOHAAAA, Jangan Lupa Like, Comments dan Love. Bantu Author mendapat 1100 likes!🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nanonano 🌱
Udah remaja aja si kembar. Pasti cantik dan ganteng2 😍Visual dong thor
2020-06-23
2
🍀ʀaʀa
up lg thor...
2020-06-18
1
Laksamana Wiskhey
akhirnya udah gede..
2020-06-17
1