...Episode X...
Pagi hari kini telah tiba.......
Christ yang nampak sudah selesai mandi kini mulai bersiap untuk pergi ke sekolah. Disini ia hanya mengenakan seragam biasa saja, atas usulan dari Roy.
Sesuai yg dikatakan oleh Roy, para Human Change yg tinggal di asrama ini diwajibkan untuk bersekolah di High School : Controller of the Power.
Bagi yg berani membolos, maka dirinya akan dikenakan hukuman berupa dikeluarkan dari Kota khusus HC selama beberapa hari.
Christ lalu tiba di depan gerbang sekolah itu. Ketika ia hendak untuk masuk, Ia melihat perempuan yg pernah ia tanyai di lorong sebelumnya, tengah terjatuh akibat tersandung.
"Aduh........ Uh-- sakit."
"Eh, kamu tidak apa apa kan?" tanya Christ sembari mengulurkan tangan kanannya.
"Ah--- ya, saya malah merasa merepotkan kamu jadinya." paparnya sembari menggapai ukuran tangannya dan mulai bangkit berdiri.
Sebenernya nih, perempuan tersebut belum menyadari bahwa orang yg menolongnya adalah Christ. Ini dikarenakan ia malah menunduk dan lebih fokus pada kondisinya saat ini sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk melihat langsung wajah Christ.
Tepat ia berdiri, baik itu Christ maupun perempuan tersebut tentu langsung memasang ekspresi terkejut.
Teruntuk Christ, perempuan yg saat ini ia tolong tak lain dan tak bukan adalah perempuan yg pernah ditanyai oleh Christ ketika ia pertama kali tiba di asrama tersebut.
Perempuan itu yg terkejut lalu mengatakan.
"Wait--- wait-----
"Kamu kan..... Emh--- lelaki yg bertanya padamu perihal ruang pendaftaran kemarin bukan?"
"Wkwk, masih inget aja, iya saya itu." jawab Christ sembari menggaruk pipinya dua kali.
Sayangnya waktu sangat tidak bersahabat dengan Christ. Ketika Christ hendak menanyakan mengenai namanya, bel sekolahan malah sudah berbunyi begitu keras.
(Sesaat terdengar suara sirine nan kuat, sampai-sampai orang yg berada di depan gerbang sekolah dapat untuk mendengarkan suaranya dengan sangat jelas)
"Sial, bel dah bunyi aja, hilang deh kesempatan emas," ujar Christ didalam hatinya.
"Waduh, bel sudah bunyi nih......"
"Omong omong, kondisi lutut mu bagaimana? Apa sudah enakan? "Kalau belum, kamu bisa saya bawa ke UKS. Bagaimana?" ujar Christ dengan mimik wajah sedikit khawatir.
"Ah ga papa kok. Ga papa seriusan, Ini hanya luka ringan saja. Kamu tidak perlu sampai membawa saya ke UKS....."
"Kalo kamu mau masuk kelas, duluan saja. Saya masih ada urusan diluar,"
"Owh ya sudah, maaf ya saya gak bisa mengantarmu ke UKS....."
"Saya tinggal dulu, permisi." ucap Christ sembari meninggalkan cewek tersebut.
"Iya,"
Menyadari bahwa bel sudah berbunyi dari tadi, Christ pun langsung berlari menuju ke kelasnya.
Beruntung, Christ tidak terlambat untuk masuk ke kelas atau berhasil tiba di kelas tepat pada waktunya.
"Syukurlah tepat waktu," ujar Christ seraya berjalan masuk ke dalam kelasnya.
"Tapi sekarang--- saya duduk dimana?"
Ketika ia tengah mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari apakah ada bangku kosong untuknya, teman barunya yakni Roy, telah duduk di bangku kesayangannya.
Tepat disampingnya, Christ melihat bangku kosong. Sontak Christ yg paham kemudian langsung berjalan mendekat ke arahnya.
Roy memang sekelas dengan Christ, karena mereka berdua merupakan manusia super dengan jenis kelompok Human Change Listrik.
Sembari menunggu guru, Christ memutuskan untuk berbincang sebentar dengan Roy.
Tak lama kemudian, guru yg ditugaskan mengajar pada kelas Christ kini telah datang.
"Halo, selamat pagi semuanya," ucap guru tersebut seraya menyapa anak muridnya.
"Selamat pagi-- Bu." serentak satu kelas menjawab perkataan yg sama.
"Oke anak anak, sebelum saya mulai pelajaran ini, terlebih dahulu saya akan memperkenalkan diri saya."
"Nama saya adalah Kylie Alescia. Kalian bisa memanggil saya dengan nama Bu Kylie,"
Guru itu memperkenalkan dirinya sebagai Guru Kylie.
"Baik Bu Kylie." Para murid termasuk Christ menjawabnya begitu antusias.
Karena dirasa perkenalannya sudah cukup, guru itu lalu memulai pelajaran, tanpa disertai dengan perkenalan anak murid.
"Baiklah, kita langsung saja masuk ke dalam pembelajaran. Pertama tama-- kalian sudah paham bukan perihal akan apa itu Roh?" tanya Guru Kylie seraya membuka materi.
Anehnya, diantara satu kelas itu tidak ada yg mengetahui sama sekali perihal apa itu Roh.
Mereka lalu terdiam sebentar sebelum akhirnya seseorang menjawab.
"Mereka belum sepenuhnya mengerti akan Roh-- Bu." respon Christ mewakili seluruh isi kelasnya.
"Wooh......"
(Bunyi tepukan tangan yg meriah dikelas tersebut)
"Begitu ya, ya sudah, saya akan memberikan pengertian dari roh terlebih dahulu." sungut Guru itu.
Kini Guru Kylie bersiap untuk menerangkan perihal pengertian akan Roh.
"Roh or Spirit, adalah suatu makhluk asing yg diperkirakan sudah hidup beriringan dengan manusia purba di masa lalu....."
"Nah.... Setiap manusia super yg hidup pada kota nan megah ini sudah tentu memiliki kekuatan yg berasal dari para Roh bukan?"
"Akan tetapi, bila ditelusuri lebih detail, asal-usulnya, para Human Change bisa mendapatkan kekuatan supernya sebab mereka mempunyai status hubungan darah ataupun kontak langsung dengan para Roh yg terkait." ucap Guru Kylie dengan sangat rinci.
Disini, Christ masih penasaran dengan sifat dari para Roh. Ia yg penasaran lantas langsung menanyakan hal tersebut kepada gurunya.
"Bu, apakah Roh itu bisa bersifat jahat kepada manusia?" tanya Christ dengan lantang.
Sontak, satu kelas langsung memperhatikan Christ. Mereka terkejut dengan apa yg dikatakannya.
Meski begitu, Christ tidak merasa takut. Alasan ia menanyakan ini adalah dirinya merasa penasaran, itu saja dan tidak lebih.
Lantas Guru Kylie pun menjawab pertanyaan Christ.
"Itu tergantung dari sifat pada Roh maupun orang yg menjadi inangnya."
Sesaat Christ terdiam setelah mendengarnya. Melihat kalau muridnya tidak bertanya lebih dalam, lantas ia pun melanjutkan pembicaraannya.
"Nah, setiap Human Change yg terdapat di Kota NBC, tentu memiliki potensi kekuatan yg berbeda beda, meski ada dua orang yg tergolong ke dalam satu golongan, tapi otu tak menjamin kekuatan mereka berarti sama. Kenapa bisa begitu? Ini didasarkan atas keunikan maupun batasan dari tubuh sang pengguna pemilik kekuatan tersebut.
Para murid yg ada dikelas Christ, sebagian pada sibuk sendiri. Ada yg tengah asik mengobrol, tertidur, dan juga sibuk memainkan ponsel pintar miliknya.
Namun berbeda dengan Christ, ia nampak sangat asik menyimak penjelasan dari Guru itu.
"Untuk menentukan suatu ukuran kekuatan yg terdapat pada Human Change, maka dibutuhkan sebuah alat pengukur energi,"
"Tujuannya tak lain untuk mengukur ukuran kekuatan yg ada pada roh tersebut. Alat ini bisa kalian sebut sebagai Scalling Spirit Energi."
"Nah umumnya, di dalam klasifikasi Human Change, terdapat beberapa roh yg begitu diagungkan karena kekuatannya."
"Kalian tentu sudah mengenalnya bukan?" tanya Guru Kylie seraya melempar pertanyaan kepada muridnya.
"Belum tahu, bu." ucap sekelas serempak.
"Hmph....."
"Baiklah saya lanjut lagi, roh yg sangat diagungkan di dalam Human Change disebut sebagai Spirit of Origin."
"Spirit of Origin?" gumam Christ dalam benaknya.
"Sesuai artinya, seluruh Human Change yg ada di kota ini memilki garis keturunan manusia dari roh yg baru saja saya sebutkan."
"Teruntuk pada kelompok kita yakni kelompok Lightning, kita memiliki Spirit agung yg memiliki kemampuan listrik maha hebat, siapa disini yg tahu namanya?"
"Spirit of Origin? Berkekuatan listrik? jangan bilang......"
"Lightning of the Master?" jawab Christ dengan nada ragu-ragu .
"Iya, itu betul Christ." ucap Guru Kylie yg mengiyakan perkataan Christ barusan.
Christ yg tidak percaya kalau roh paling agung bersemayam pada tubuhnya, langsung bertanya di dalam benaknya.
"Oy....... kamu Spirit yg dimaksud oleh guru Kylie?" tanya Christ dengan nada serius.
"Kamu baru tahu?" Spirit itu lalu bertanya kembali kepada Christ.
"Iyalah, kamu kok tidak bilang kalau dirimu adalah Spirit paling agung sebelumnya?" tanya Christ di dalam benaknya.
"Lah? Pada awal pembicaraan saya kan sudah menjelaskan mengenai diri saya..Kamu sendiri yg malah asik memperhatikan Inti Roh milikku yg melayang layang itu," ujar Spirit itu seraya mengingat akan kejadian kemarin.
"Eh, masa sih?
"Ye malah tidak percaya, apa perlu ku putar kejadian kemarin di otak mu."
"Waduh, waduh.... maaf maaf."
"Ah--- lupakan, sekarang tugas mu adalah mencari informasi mengenai keempat roh agung yg lainnya, dimana mereka berempat adalah rekan-rekan ku."
Kemudian, Christ mengajukan sebuah pertanyaan kembali gurunya tersebut.
"Bu, selain Spirit Lightning of the Master, apakah ada lagi roh yg kedudukannya begitu setara dengannya?"
"Tentu saja ada dong, sebenernya untuk roh pencipta kekuatan manusia super memiliki jumlah yg sedikit, yakni sekitar lima sahaja."
"Namun, ada sebuah rumor mengatakan bahwa beberapa waktu lalu, para agensi pemerintah mencoba untuk mencari roh pencipta yg keenam, yg digadang-gadang memiliki kemampuan melebihi kelima spirit sebelumnya."
"Se- seriusan tuh?" respon Spirit itu yg sangat terkejut mendengar kalau ada roh lain selain ia dengan teman temannya.
Kita lanjut aja ya :)
Sembari menjelaskan, guru itu tetep fokus untuk memberikan materi meski beberapa muridnya ada yg tidak memperhatikannya.
Ketika tengah fokus mendengarkan, tiba tiba ada orang yg tidak dikenal berusaha untuk mengajak ngobrol Christ.
"Oi anak baru, oi," ucap anak itu.
"........."
"Wih sombong juga dia, oy!" ucap anak itu.
Risih karena terus dipanggil, Christ lalu menengok dan menanyakan apa maunya.
"Paan? Berisik kali kau ini," jawab Christ sedikit ketus.
"Wow, sombong juga kau kulihat. Eh jangan berlagak sombong kau di kelas ini," gertak anak tersebut.
"Iya bener, jangan berlagak angkuh kau di wilayah bos ku, tepat seperti apa yg diucapkan oleh bos saya, Aaron Bernard."
Rupanya anak itu bernama sebagai Aaron Bernard. Ia memang terkenal dengan keangkuhannya dimana kekuatan yg dimiliki olehnya terbilang cukup besar.
Christ yg malas untuk mengobrol dengannya kemudian berkata.
"Ahhh---- bacot amat sih, kalau misalkan anda tidak senang, bagaimana kalau kita selesaikan semuanya saat waktu istirahat telah tiba?"
"Kalau sekarang, saya sangat malas untuk menanggapi kau ini," ucap Christ dengan nada sangat tidak senang.
"Wah nantangin dia....."
"Oke, tepati janjimu itu," ucap Aaron dengan nada sedikit emosi.
Roy yg bingung dengan percakapan diantara keduanya ia lalu bertanya kepada Christ.
"Oy-- psst.... oy...... barusan apa yg kau bicarakan dengannya?" tanya Roy penasaran.
"Kepo kamu." jawab Christ sembari mengalihkan fokusnya kepada gurunya.
"Hm---...... semoga tidak terjadi hal yg tak begitu mengenakkan." gumam Roy di dalam benaknya.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments