...Episode III...
Pencarian makam mayat purba kini dimulai.
Christ beserta kawan-kawan diminta untuk menggali tanah disekitar dengan alat terbaru. Tanpa banyak omong ia pun menyanggupinya.
Seluruh peneliti yg ada, kini sibuk bekerja untuk mencari dimana lokasi mayat purba itu. Pencarian sekitar lokasi kemudian diperluas beberapa hektar.
Ini ditujukan untuk berjaga-jaga saja.
Setelah pencarian yg bisa dibilang memakan waktu berjam-jam, para peneliti akhirnya berhasil menemukan sebuah kerangka mayat manusia purba. Diperkirakan mayat itu berusia sekitar 30 tahun.
Sontak para peneliti bergembira melihat akan hal itu. Albert yg kebetulan berada disitu langsung memerintahkan bawahannya untuk memindahkan mayat itu ke dalam sebuah peti. Mereka pun menyanggupinya.
Setelah memberi arahan, Albert lalu meninggalkan mereka semua karena dirinya tengah ditelpon oleh seseorang.
Para peneliti yg lain tidak mempedulikan akan hal itu. Mereka kini tengah fokus untuk mengambil kerangka mayat tersebut.
Namun ada suatu hal yg sangat terbilang sangat tidak masuk akal. Ketika para peneliti tengah berusaha untuk memindahkan mayat itu ke dalam sebuah peti, tiba tiba mayat itu memancarkan aura yg aneh.
Aura yg dipancarkan oleh Mayat itu hampir saja untuk membunuh seluruh para peneliti.
Sontak para peneliti langsung lari dari tempat kejadian. Para peneliti itu lalu berniat melaporkan kejadian itu kepada leader Albert.
Albert yg bingung lalu menanyakan apa yg telah terjadi.
"Apa yg sudah terjadi?" tanya Albert keheranan.
"Mengapa kalian malah kesini tanpa membawa mayatnya?"
"Jangan bilang kalau kalian tinggal begitu saja?" tanya Leader Albert dengan pertanyaan yg lumayan berbobot.
Meski dalam keadaan panik, mereka tetep mengatakan apa yg telah terjadi.
"Ada yg aneh dengan mayat itu....
"Ketika kami hendak memindahkannya ke dalam peti, mayat itu malah memancarkan semacam aura,"
"Hampir saja kami terbunuh akibat aura yg dia pancarkan." ucap satu peneliti yg ada disana.
Untung saja, para peneliti berhasil menyelamatkan nyawanya masing masing.
Lucunya, Albert justru tidak percaya akan yg perkataan dari para bawahannya. Ia malah menganggap bahwa mereka semua itu hanya bercanda saja.
"Hah......!?" tampak raut wajah Albert yg tidak begitu senang.
"Kalian jangan bercanda!!"
"Mana ada mayat yg bisa mengeluarkan suatu aura? Kalian pikir mayat purba itu bisa hidup kembali begitu?!" bentak Leader Albert.
Christ yg sedari tadi geram akan ocehan dari Leadernya, kini mulai buka suara.
"Untuk apa kami bercanda leader!! Peristiwa ini sudah diluar dugaan kami!!!" timpal Christ dengan penuh emosi.
Kaget melihat temannya emosi, rekan setimnya lalu menenangkan dirinya.
"Sabar Christ, sabar dulu. Jangan terlampau emosi dulu,"
"Ini semua adalah tanggung jawab kita bersama, inget itu." sela peneliti di sebelahnya.
"Hmph...."
"Benar juga sih akan apa yg dikatakan oleh dirinya......"
"Aku tidak boleh terlampau emosi karena ucapan Komandan konyol itu," ucap Christ di dalam benaknya.
Disaat pikiran christ sudah tenang, ia baru menyadari akan sesuatu.
"Owh iya, diantara kalian ada yg melihat Max tidak?" ujar Christ yg baru sadar kalau temannya jelas tidak berada disisinya.
"Loh? Bukannya dia bersamamu?"
"Mana ada? Wait--- jangan bilang kalau dia......" Christ yg panik karena telah melupakan sahabat semasa kecilnya itu lalu hendak berbalik jalan kembali ke area tadi.
Namun salah satu peneliti malah menghalangi niatnya.
"A- apa yg kau lakukan!?" ujar Christ dengan nada tidak senang.
"Saya harus ke dalam untuk mencari Max!!" timpal Christ yg kukuh untuk masuk kedalam.
"Sudah, kau disini saja....."
"Memangnya kau ini ingin mati konyol di dalam sana?" cetus salah satu peneliti.
Kesal dihalangi oleh temannya, Christ lalu berlari dan mencoba untuk menerobos area tadi demi bisa mencari temannya.
Akan tetapi, yg ada ia malah dihalangi oleh seluruh peneliti yg ada disana.
"Hei, apa yg ingin kau lakukan?" ujar salah peneliti seraya memegangi lengan Christ.
"Apakah kau ingin mati konyol?"
"Sudah kau tunggu disini saja, jangan membuat kesalahan bodoh!!!"
"Berisik!!!"
"Temanku sedang berada disana. Ia pasti tertinggal disana....."
"Saya ingin pergi untuk memastikan apakah dia masih hidup atau......." ucap Christ. ia takut temannya itu kenapa-napa.
Namun, hal yg terjadi malah sesuai dengan yg ditakutkan oleh Christ.
Ketika ia tengah berdebat dengan rekannya, di hadapannya ia melihat seseorang berlari terseok-seok sembari menggotong Maxx menggunakan tandu.
"Maxx......?"
Saat itu, kondisi Maxx begitu memprihatinkan. 40% dari seluruh tubuhnya terbakar serius.
"Seriusan, Maxx kenapa? Ap- apa yg membuatnya menjadi seperti ini? Kumohon, tolong bawakan dia ke rumah sakit terdekat." timpal Christ penuh rasa khawatir.
Setelah diperiksa sebentar, Maxx dipastikan koma akibat tidak sempat menghindar dari aura yg terpancar dari mayat purba.
Karena penasaran akan kejadian ini, Christ lalu bertanya kepada orang yg menggotong Max.
Orang yg menggotong Max itu lalu mulai menceritakan lebih detail mengenai apa yg telah terjadi pada Max itu sendiri.
"Jadi, awalnya saya berusaha untuk memegangi kaki mayat tersebut untuk dipindahkan ke dalam peti. Anehnya mayat itu seolah menolak untuk dipindahkan, nah Maxx yg merasa heran lantas mendekati mayat itu tanpa memakai alat perlindungan sama sekali."
"Sesaat setelah ia mendekat, secara tiba-tiba mayat itu malah memancarkan aura listrik yg membuat tubuh dari Max tersengat listrik,"
"Beruntung diriku yg kebetulan tepat berada dibelakangnya langsung tiarap dan perlahan demi perlahan, menggotongnya keluar dari area sebelum ia dipastikan meninggal."
"Jika Max dibiarkan terkapar pada area mayat tadi, bisa dipastikan ia bakal langsung wafat."
Menyadari adanya keteledoran dari pemimpinnya, Christ yg tersulut emosi langsung membentaknya.
"Kau harus bertanggung jawab Leader!!"
"Ini merupakan bentuk dari tugasmu!!!" timpal Christ dengan emosi yg sudah meledak ledak.
Menyadari adanya kelalaian dari sang Leader, Christ lalu membentak dan mengajukan masalah ini.
"Ya ampun, malang sekali nasib Max......"
"Tanggung jawab Leader, ini kan adalah bentuk dari tanggung jawab mu!!!" ujar seluruh peneliti yg ada.
Christ lalu menuntut Leadernya untuk bertanggung jawab perihal Max. Begitu juga dengan para peneliti yg lain.
"Iya iya, saya akan bertanggung jawab," ujar Albert yg terdesak karena kalah jumlah.
"Namun sebelum itu, kita harus berdiskusi mengenai apa yg akan kita lakukan selanjutnya" timpalnya dengan rasa khawatir.
Terpaksa, Christ harus meredam amarahnya kembali. Kemudian Leader Albert mulai mengambil keputusan dengan mengadakan rapat mengenai akan hal ini.
"Begini saja....."
"Soal Mayat Purba itu, mau tidak mau kita harus melakukan penguburannya kembali.
"Sedangkan untuk Max itu sendiri, perihal akan kecelakaan yg membuatnya koma harus kita sembunyikan, nantinya ia akan dirawat di rumah sakit terdekat yg ada disini,"
"Untuk nasib keluarganya itu sendiri, akan saya urus semuanya," ujarnya dengan panjang lebar.
"Bagaimana? Ada pertanyaan?" Albert kemudian bertanya mengenai siapa yg tidak setuju dengan idenya ini.
"Lah?"
"Mana bisa seperti itu dong,"
"Kita harus memberi tahu perihal kecelakaan yg menimpa Max kepada keluarganya." cetus Christ dengan nada tidak puas.
"Iya benar, kita tidak mungkin untuk menyembunyikan kecelakaan yg menimpa pada salah satu anggota barusan dari keluarganya sendiri," ucap salah satu peneliti yg menyetujui perkataan Christ.
Alih alih setuju akan ide dari pemimpinnya, seluruh peneliti yg ada malah menolak secara mentah mentah akan ide itu. Ini membuat Albert agak sedikit jengkel.
"Memangnya kalian memiliki ide yg lebih bagus!?" ucap Albert dengan nada tinggi.
"Sudah ikut saja, nantinya akan ada orang yg menguburkan kembali mayat itu, ya." ujar Albert seraya membentak semuanya.
Setelah diberi saran oleh Pemimpin meski harus dibentak dulu, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan penguburan mayat itu kembali
Namun, Christ masih tidak sejalan dengan ide dari Leader Albert. Ia tetep melayangkan protesnya kepada pemimpin tersebut.
"Oke oke, kami akan menuruti soal penguburan mayat namun saya masih tetep tidak setuju mengenai nasib dari Max!!" timpal Christ yg masih kukuh pada pendiriannya.
"Sepertinya yg Christ ucap itu ada benarnya. Membohongi kecelakaan salah satu anggota adalah sebuah hal yg lucu." sebagian peneliti justru malah mendukung akan perkataan dari Christ.
Alhasil, situasi disana malah semakin tegang. Para peneliti yg ada meminta pemimpin peneliti itu untuk bertanggung jawab.
Namun pemimpin peneliti tersebut terlihat seolah tidak peduli akan kematian 1 pekerjanya.
Namun karena seluruh peneliti yg ada kehabisan ide dan akal, akhirnya mereka pun memulai untuk melakukan penguburan mayat purba itu kembali.
Cuman ada satu permasalahannya. Para peneliti tidak berani untuk kembali ke area penguburan tadi dengan alasan mereka takut nasibnya sama seperti Max.
Karena tidak ada yg mau untuk melakukan penguburan mayat itu, akhirnya pemimpin itu melakukan pengundian akan siapa yg bertugas untuk menguburkan mayat itu.
Sekitar beberapa menit setelah pengundian berjalan, pengundian tersebut justru malah mengarah kepada Christ.
Sontak christ menolak undian itu secara mentah mentah.
Tetapi karena banyaknya para peneliti yg memohon, terpaksalah Christ yg menguburkannya meski seorang diri.
Christ yg merasa keberatan secara mau tidak mau harus menerima tugas tersebut.
Ia lalu mendatangi mayat tadi untuk menguburkannya kembali.
"Ah sial, kenapa harus saya yg menguburkannya. Ini sama saja dengan mati konyol dengan gaya,"
"Hadeh....." timpal Christ dengan nada kesal.
Sembari berjalan, Christ terus menerus mengomel didalam hatinya.
Ia kemudian sampai di area penguburan tadi. Kini ia mendatangi mayat itu.
Sembari berdoa, Christ lalu hendak menguburkannya kembali
Semoga saja diriku bisa selamat sehabis menguburkannya......." ucap Christ seraya berdoa.
"Ngomong ngomong, ini alat keluaran terbaru diletakkan dimana lagi?"
Ia lalu mencari alat itu terlebih dahulu.
"Nah ketemu juga alatnya....." ucapnya setelah berhasil menemukan alat itu di tanah.
"Ah sudahlah, waktunya untuk menguburkan mayat ini kembali." Ia berharap bisa selamat dari situ tanpa mengalami kejadian aneh.
Ketika Christ tengah menutupi mayat itu dengan tanah, terjadi sebuah keanehan.
Setiap kali Christ berusaha untuk menutupinya dengan tanah, entah kenapa tanah disekitar Mayat itu justru malah menolak untuk menutupinya.
"Huh....sungguh sangat aneh. Ini sudah terjadi berkali kali loh," tanya Christ dengan nada penuh keheranan.
Ketika hendak mengulanginya lagi, secara tiba tiba mayat itu berdiri layaknya orang normal. Karena ketakutan, Christ berniat untuk lari.
"Waaaaaa..... a- ada mayat hidup," ucap Christ yg ketakutan melihat mayat hidup di depannya. Bahkan karena ketakutan, Christ berniat untuk kabur dari sana.
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments