...Episode V...
(Beberapa orang kini langsung berlari dengan kecepatan yang begitu laju)
Setelah mencapai kata sepakat diantara mereka semua, kini dengan segenap tenaga team peneliti berusaha untuk menyusul ke tempat Christ berada.
(Secara samar samar, terdengar suara beberapa orang yg berusaha menarik serta menghembuskan nafasnya secara cepat)
"Hadeh, capek banget sumpah." gumam salah satu anggota peneliti tersebut seraya terus mempercepat langkahnya.
"Ya mau bagaimana lagi, lagian kita harus cepat sampai di tempat itu." tutur salah satu anggota.
Sekitar beberapa meter sebelum mereka semua tiba di tempat tersebut, salah satu dari mereka lalu mengatakan.
"Eh, tunggu sebentar deh, saya memiliki suatu pertanyaan nih." ucap anggota tersebut pada rekan setimnya.
Lantas satu peneliti pun langsung mengatakan.
"Memangnya apa yang ingin kau tanyakan, kawan?" tanya orang yg jadi lawan bicaranya.
Sembari tetap fokus untuk berlari, orang yang mengajukan pertanyaan barusan kemudian berkata.
"Saya hanya ingin bertanya mengenai Christ."
"Jadi...... bagaimana jikalau di tempat tersebut, rupanya Christ berada dalam kondisi yang membutuhkan pertolongan medis?" tanya peneliti tersebut seraya memberi pertanyaan kepada mereka semua.
Alhasil mereka yang tadinya terus memacu kecepatan agar bisa lebih cepat sampai kini mulai memberhentikan langkah kakinya secara serentak.
(Suara decitan sepatu milik mereka semua)
"Ucapanmu barusan ada benarnya juga."
"Hmph.........." gumam mereka semua di dalam benaknya masing masing.
(Sejenak suasana sunyi mulai menyelimuti mereka semua)
Ketika mereka semua tengah asik melamun, salah satu peneliti yang ada disana dengan gagah berani kini berniat untuk menyampaikan akan pendapatnya.
(Karena tak ingin berlama lama lagi diam di tempat tersebut, dengan gagah berani orang tersebut mengangkat telunjuk kanannya setinggi mungkin)
"Mohon maaf, apakah saya boleh menyatakan akan pendapat saya?" tanya orang tersebut dengan sopan.
Sontak semua peneliti yg tengah diam membatu kini mulai tersadar dari lamunannya.
"Eh?"
"Emh--- boleh boleh saja sih, memangnya apa yang ingin kau tanyakan?" tanya salah satu orang yg kebetulan berada disana.
Spontan orang yang menjadi lawan bicaranya kemudian mengatakan.
"Begini, apa tak lebih baik kalau kita membawa kotak pertolongan pertama terlebih dahulu?"
"Ini berjaga jaga supaya Christ tidak mengalami suatu musibah di tempat tersebut." ujar orang tersebut dengan nada serius.
Sontak beberapa seluruh peneliti yang ada kini mulai terdiam memikirkan akan perkataannya tersebut.
"Hmph......"
Kemudian orang tersebut mulai bertanya kembali
"Bagaimana semuanya? apakah kalian setuju dengan ide saya?" tanya peneliti tersebut.
Tak lama kemudian, dengan nada sedikit bijak, peneliti ya g sedari tadi diam di samping peneliti yg menyatakan pendapatnya barusan lalu berkata.
"Saya sih setuju setuju saja dengan idemu. Toh ini juga cuman berjaga jaga saja." ucap peneliti tersebut.
"Bagaimana yang lainnya? kalian sependapat dengan saya bukan?" tanya peneliti itu dengan nada serius.
Serentak semua peneliti mulai menggaruk-garuk kepalanya sendiri menandakan bahwa mereka mengiyakan perkataannya.
"Baguslah, kalau begitu, biar saya yang akan kembali untuk mengambil kotak tersebut. Kalian bisa lanjutkan perjalanan tanpa saya." ucap peneliti barusan seraya pergi meninggalkan teman temannya.
(Suara langkah kaki akan sepatunya yang dimana semakin lama, semakin terdengar samar dari pendengaran team peneliti)
Setelah orang tersebut menghilang dari pandangan, sontak mereka semua melanjutkan kembali menuju ke arah pusat penemuan mayat tersebut.
Hingga saat ini, Christ masih terjebak, tanpa mengerti apa yang harus ia lakukan.
Parahnya lagi, ia mesti mengalami rasa pusing yang sangat kuat hingga membuat seluruh pikirannya menjadi kacau.
"Aduduh, kepala saya kenapa nambah pusing benar dah?" tanya Christ dalam benaknya tersebut.
(Secara tidak langsung, Christ kemudian mulai bergerak ke sana kemari secara acak, layaknya orang yang tengah mabuk khamar)
Menempuh perjalanan yang cukup panjang, seluruh anggota pada team peneliti kini berhasil tiba di tempat tersebut.
Namun baru juga mereka ingin menghirup udara segar, tepat di seberang, mereka melihat Christ dengan kulit robotnya yang tampak tengah mengelupas, dimana di sekeliling tubuhnya terdapat aliran listrik berwarnakan biru muda air laut.
Sontak mereka yang panik lantas berkata.
"Eh, Christ, kamu kenapa?!" tanya salah satu peneliti yang terkejut melihat kondisinya.
Mendengar ada seseorang dari balik badannya, secara perlahan ia pun mulai membalikkan badannya.
"Kawan-kawan?" tanya Christ dengan nada tidak percaya.
Peneliti tersebut kemudian bertanya lagi.
"Kamu baik baik saja kan?" tanya peneliti tersebut seraya berusaha mendekati Christ.
"Kamu ingin apa?" tanya Christ yang keheranan melihatnya.
Awalnya Christ mencoba untuk melarang dirinya agar tak mendekatinya.
"Kamu ingin apa? Ku mohon jangan dekati saya, nanti kamu bisa terkena aura listrik yg saya pancarkan!!" ujar Christ dengan serius.
Bukannya memilih mundur, peneliti tersebut bersikukuh untuk maju supaya dapat menolong Christ.
"Hentikan, jangan mendekat!!!"
(Secara perlahan suara langkah kemudian mulai terdengar di telinga Christ dan semua orang disana)
Selang beberapa saat, seorang peneliti mulai datang seraya membawa sebuah kotak pertolongan pertama.
"Hah...... Hah......... capeknya." ucap seorang peneliti yang sebelumnya kembali untuk membawa kotak pertolongan pertama.
Sontak team peneliti yang mendengar suaranya serempak langsung membalikkan badannya.
"Nah ini dia nih yang ditunggu-tunggu."
"Hah? Memangnya kenapa?"
"Kau tengok tuh......." ucap peneliti itu seraya menunjuk ke arah Christ.
Tak ada semenit selepas ia memalingkan pandangannya, peneliti yang membawa kotak P3K lalu bertanya pada semuanya.
"I- i - ituu--- Christ?!" tanyanya dengan nada tidak percaya.
"Dia kenapa bisa menjadi seperti itu?"
Ia tak menyangka bahwa Christ yg dikenal sebagai manusia setengah robot bisa mengalami insiden berupa tubuh terbakar.
Ingat tentang peneliti yanpg mencoba untuk mendekati Christ?
Kini orang tersebut telah berjarak sekitar 10 meter dari Christ.
Bukannya menunggu radiasi listrik milik Christ hilang sepenuhnya, peneliti tersebut malah nekat maju untuk membawa Christ pergi dari sana.
Alhasil, tanpa disengaja olehnya, efek samping dari aura listrik yg berada di dalam tubuh Christ kini mulai bereaksi.
(Sejenak sebuah lonjakan aura listrik milik Christ kini mulai menyebar ke area sekitar, termasuk ke salah seorang peneliti yang mencoba untuk mendekatinya)
Dengan sekejap peneliti yg berniat untuk menolong Christ, kini mulai tersengat aliran listrik cukup kuat sebelum pada akhirnya ambruk ke tanah.
(Sesaat peneliti yg tadinya bersikukuh untuk mendekati Christ sekarang malah berubah menjadi teri tak dikasih makan selama 1 minggu)
Akibat omongan Christ yang tak dituruti tak ayal membuat ia mengalami kejadian seperti itu.
Bak banteng yg dikibar-kibarkan bendera warna merah, spirit yg berada di dalam tubuhnya tiba-tiba mulai murka dan berniat untuk membunuh semua orang yg berada disana.
"Manusia brengsek......!!!!!"
"Jangan menggangu urusan orang lain......!!!!!"
(Sesaat aura listrik yg terpancar semakin lama semakin menjadi-jadi)
Sontak Christ yg menjadi tubuh inangnya langsung menjerit sekuat tenaga.
"Waaaa--- tolong saya........!!!!!"
Sementara itu, sebagian teman peneliti Christ yang berada di sekitar Christ hanya bisa diam dan tak tahu hendak berbuat apa.
"Eh, kenapa tidak ada yg mau untuk mengobatinya sih?" tanya salah satu peneliti yg ada.
Dalam benaknya, ia merasa kasihan akan kondisi Christ saat ini. Oleh sebab itu, ia berniat untuk menolong Christ.
Ketika ia berhasil merampas kotak pertolongan pertama yamg dibawa oleh rekannya, ia kemudian langsung bergegas lari mendekat ke arah Christ.
Namun, harapan terkadang tak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Saat ia melangkahkan kakinya ke depan, seorang peneliti yg paham akan rencananya kemudian langsung menahan tangan daripada peneliti tersebut seraya berkata.
"A- apa yang ingin kau lakukan!?"
"Saya hanya ingin memberikan obat ini kepadanya, memangnya salah?"
Terkejut akan jawaban yang diberikan, orang itu pun lalu mencengkeram tangan rekannya tersebut seraya mengatakan.
"Ap- apa yang ada di pikiranmu? Apakah kau sudah gila, hah?!!"
"Ada lebih baik kalau kita menunggu sebentar dulu sebelum kamu menjadi korban seperti dirinya. Kalau kau tetep bersikukuh, maka silahkan lihat aura listrik miliknya itu."
Alhasil seluruh peneliti yang ada disana hanya bisa diam seraya pasrah memperhatikan Christ menderita di tempat tersebut.
Melihat bahwa seluruh peneliti malah menyaksikan dirinya tanpa bisa berbuat apa-apa lagi, dalam benak Christ kini ia merasa bahwa ajalnya sebentar lagi akan tiba.
"Haah----- mungkin ini adalah ajal ku, se- setidaknya saya telah berbuat baik kepada sesama manusia." ucap Christ, sembari tersenyum kecil ke arah rekan rekannya.
(Selang beberapa detik ketika Christ menggumamkan kalimat tersebut, aura listrik di tubuhnya secara berangsur-angsur mulai menurun)
Namun itu sama sekali bukanlah pertanda bagus. Karena sedari tadi stamina Christ telah dipakai hanya untuk berteriak tidak jelas, alhasil Christ pun mulai kehilangan keseimbangan.
"Aduduh, kepala saya kenapa terasa pusing lagi ya? Bahkan rasa pusingnya jauh lebih hebat dari sebelumnya." ujar Christ dalam benaknya.
(Seperti yg diperkirakan, karena sedari tadi Christ harus menahan luka yang diakibatkan okeh efek samping kekuatan milik roh tersebut, tanpa aba-aba Christ pun mulai ambruk ke tanah)
Melihat Christ ambruk ke tanah, sontak semua peneliti yang ada langsung panik dibuatnya.
"Eh, ayo tolongin dulu."
"Memangnya area sudah aman?" tanya peneliti disebelahnya.
Sejenak mereka memalingkan wajah kek kanan dan ke kiri guna memastikan apakah area di sekitar Christ sudah aman atau belum.
(Suasana hening nan sunyi kini mulai menerpa seluruh peneliti yg ada)
"Oke clear, rasanya kita boleh mendekati Christ sekarang."
Karena tak ada suatu hal yg bisa membahayakan nyawa mereka, peneliti tersebut kini mulai berlari mendekati Christ seraya mengambil kotak pertolongan pertama yang sempat dipegang oleh salah seorang prajurit.
(Suara langkah kaki milik mereka)
"Bawa nih." Salah satu peneliti lalu membawa kotak itu ke hadapan Christ.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments