...Episode XII...
Ketika ia mendekat, Christ mendengar suara nan lembutnya dari belakang.
"Aduh-- bawaanku kenapa terasa berat banget sih!" keluh Maria sembari membawa barang tersebut.
".......?"
Memang benar, saat ini dirinya terlihat begitu kesusahan membawa barang barang berat di kedua tangannya.
Saat Christ melirik ke barang bawaannya, ia melihat banyak sekali peralatan sehari-hari untuk perempuan seperti kompor, peralatan dapur, dan semacamnya.
Karena terlalu berat, barang dagangan itu nyaris saja jatuh ke bawah.
"Eh-- eh....."
"Gawat," ujar Christ yang melihat barang bawaannya hampir jatuh.
Dengan cekatan, Christ pun menghampirinya dan langsung menangkap semua belanjaan miliknya tanpa menyentuh lantai sama sekali.
"Untung dapat semua dah," ucap Christ yang lega karena berhasil menangkap semua barang yg terjatuh.
"Nih, barang belanjaan mu hampir saja jatuh." ucap Christ seraya memberikan barang itu kepadanya.
"Wah, terima kasih loh,"
"Saya kira barang ini akan rusak karena jatuh barusan," nada bicaranya yg sangat ramah membuatnya sangat memukau.
"Emh----"
"Eh, sepertinya kau tengah kesusahan membawa barang tersebut. Tapi mau saya bantu?" tanya Christ sangat sopan.
"Owh tidak usah repot repot, saya tidak mau merepotkan kamu terus."
"Aduh--- maaf, sepertinya saya kehabisan waktu nih, permisi........"ucap Maria seraya menenteng belanjaannya kembali, dan mulai melangkah pergi meninggalkan Christ.
Akan tetapi ketika Maria hendak melangkahkan kakinya dari sana, tiba tiba semua barang bawaannya itu ambruk kembali.
Sontak Christ dengan kemampuannya langsung menangkap barang miliknya hanya dalam waktu 1 detik.
"Fyiuh....."
"Hampir saja, emh--- makasih telah membantu saya untuk ketiga kalinya, saya merasa tidak enak karena telah merepotkan kamu terus......."
"Santai aja, kebetulan saya tidak ada kerjaan juga gini,"
"Emh-----"
"Melihat kamu begitu kesusahan membawanya, emh--- begini saja, barang belanjaan nan beratmu itu biar saya bawakan. Kelihatannya kamu terlihat begitu kecapekan."
"Se- seriusan?"
"Yap,"
"Ya--- ya sudah deh, kalau kau tidak merasa kerepotan."
Sepakat, Christ pun mulai menaruh semua barang bawaan dirinya di tangannya, sementara Maria hanya diam dan tersenyum kecil karenanya.
"Oke, bagaimana kalau kita langsung cus?"
"O- oke......." jawab Christ sembari membawa belanjaan maha berat tersebut.
Baru juga dua langkah menapak ke depan, Maria yang tak mau diam-diam an dengan Christ lalu memulai obrolan.
"Omong omong, kamu anak baru yang kemarin bukan sih? Soalnya saya belum pernah melihat murid seperti kamu disekolah ini."
"Ahahaha--- benar, saya adalah anak baru di sekolah ini,"
"Oalah....... Emh-----"
"Sebelumnya, kamu belum tahu bukan nama saya siapa?"
"Memang sih, kemarin saya terlalu fokus untuk membantumu berdiri, sampai sampai malah lupa untuk menanyakan hal itu."
"Hm, begitu ya,"
"Daripada makin penasaran, saya perkenalkan diri dulu ya........"
"Nama saya adalah Maria Wiyana, saya adalah seorang manusia super yang digolongkan ke dalam HC jenis kekuatan Unknown,"
"Tipe unknown?"
"Iya, tipe manusia super yang diidentifikasi memiliki kekuatan roh nan unik, namun asal kekuatannya tidak diketahui secara jelas."
"Be-- begitu ya?"
Sampai saat ini, Maria masih belum mengetahui akan kekuatan yg ia miliki.
Oleh karena itu, meski telah masuk ke dalam akademi ini, ia malah terlihat seperti manusia normal pada umumnya.
"Kau ini yg bernama Christ bukan sih? Kalau benar, saya sangat berterima kasih saat kau menolong saya kemarin."
"Owh, santai aja kok,"
Sembari membawa barang, mereka berdua asik mengobrol.
Christ lalu bertanya-tanya sedikit mengenai asal Maria dan Maria menjawabnya tanpa ada yg ia sembunyikan sama sekali.
Namun, Christ justru kepikiran mengenai Kompetisi Human Change yg dibicarakan oleh Aaron. Ia yang penasaran lantas menanyakannya kepada Maria.
"Eh, sebelumnya saya boleh bertanya sesuatu tidak? Tapi ini mengenai hal yg lumayan serius sih." raut wajah Christ tampak begitu tegang.
Maria yang melihatnya lantas mengatakan.
"Silahkan saja, memangnya apa yg ingin kau tanyakan Christ? tanya Maria keheranan.
"Apa kau mengetahui perihal Kompetisi Human Change?"
"Loh, kamu kok tahu soal begituan? Darimana kau mengetahui tentang pertarungan itu, Christ?"
"Eh? Seseorang yg bernama Aaron mengucapkan hal itu kepada saya. Katanya ia berniat untuk bertanding kembali dengan saya pada kompetisi itu. Memangnya apa hebatnya sih kompetisi itu sampai-sampai Aaron malah menantang saya di pertandingan tersebut?"
"Oalah, dari dia toh....." ucap Maria tersungut-sungut.
"Begini loh Christ, Kompetisi Khusus Human Change adalah sebuah pertarungan antar Manusia super di dalam sebuah arenanya sendiri."
"......"
Maria lalu melanjutkan kembali omongannya.
"Ketika sudah ada disana, para manusia super diperbolehkan untuk bertarung satu sama lain."
"Tujuan diadakan kompetisi ini sendiri sih yakni untuk menunjukkan seberapa hebat kekuatan setiap Human Change yang terdapat di dalam akademi ini."
Christ lalu dapat memahami perkataan dari Maria. Namun masih ada yg membuatnya penasaran.
"Loh, kalau misalkan terjadi pertarungan antar manusia super, lalu siapa yg menjadi pengawas jalan pertandingan arena itu?"
"Mengenai pertarungannya, kamu tenang saja Christ, soalnya salah satu agensi pemerintah NBC akan mengawasi pertandingan itu secara langsung."
"Owh---... begitu ya?" Christ akhirnya paham betul mengenai Kompetisi itu dari Maria.
Setelah beberapa saat berjalan, Maria akhirnya sampai di tempat tujuannya.
"Ahahaha--- karena keasikan mengobrol, tak terasa kalau kita berdua sudah tiba. Ngomong-ngomong, terima kasih atas bantuannya Christ." ucap Maria sembari tersenyum kecil padanya.
Christ kemudian menanggapinya.
"Santai aja kok, santai---- jadi barang ini mau ditaruh dimana Mar?"
"Letakkan saja disitu," pinta Maria.
"Owh, baiklah."
"Kalau begitu, saya tinggal ke kelas dulu ya?"
"Silahkan, tapi makasih ya Christ atas bantuannya,"
Sebelum pergi meninggalkan Maria, Christ sempat melambaikan tangannya. Maria yang melihatnya lantas membalas lambaian seraya tersenyum lebar padanya.
Kemudian Christ pun pergi dari sana untuk kembali ke kelasnya.
Setibanya ia di kelas, ia melihat 2 orang yang tadinya berniat untuk mengerjainya, justru malah ketakutan melihat kedatangan Christ.
"Eh jangan dekat dekat ama dia deh,"
"Iya, mending kita pindah yuk."
Christ hanya terdiam seraya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah keduanya.
"Haha rasain loh, memangnya enak dihajar langsung ama spirit," gumam Christ didalam hatinya.
Sembari mengambil dan duduk di kursinya, kini Christ mulai diam dan tengah memikirkan perihal kompetisi yang dibicarakan oleh Aaron sebelumnya.
"Hm------"
"Apa saya harus ikut dalam kompetisi itu ya?"
"Tapi saya merasa sangat malas bertarung, apalagi bila kekuatan yang saya gunakan berpotensi untuk melukai orang orang," gumam Christ dalam hatinya.
Setibanya ia di dalam kamarnya, tanpa pikir panjang Christ pun langsung membaringkan tubuhnya di ranjang.
Masih dalam keadaan berbaring, ia teringat akan ucapan dari Aaron.
"Ahh----- saya harus apa!?"
Karena diliputi oleh kegelisahan begitu mendalam, lantas ia pun menanyakan hal tersebut kepada rekannya, yakni Spirit Lightning of the Master.
"Nah spirit, aku punya pertanyaan nih tapi apakah kau mau untuk mendengarkannya?"
"Memangnya apa yg kau ingin tany......."
"Bentar-bentar, jangan bilang kau mau menanyakan mengenai kompetisi, right?"
Owh iya, sepertinya Christ memiliki keunikan berupa dapat berkomunikasi dengan spirit/roh pemilik daripada kekuatan tersebut.
Oke kita lanjut.
"Hebat juga engkau bisa tahu. Memang benar, saya ingin bertanya mengenai kompetisi itu. Menurutmu apa yang semestinya saya lakukan?" tanya Christ dengan ekspresi lumayan serius.
"Engkau ini sifatnya unik ya,"
"Hah? Maksudnya?" tanya Christ yang tampak memasang muka tak tahu apa-apa.
"Semua itu tergantung dari dirimu sendiri. Kalau kau berminat, silahkan, kalau tidak mau ya terserah engkau. Namun kalau saya boleh kasih saran, kamu sepertinya harus mengikutinya deh.
"Soalnya ini bukan mengenai keberanian, tetapi ini adalah ajang agar dirimu mengetahui dengan pasti akan kekuatan yg engkau miliki tersebut."
"Hm----- Kupikir pikir dulu ya,"
"Ya-ya..... terserah engkau."
Singkat cerita, setelah mendengarkan saran dari Spirit dan memikirkannya begitu matang, diputuskanlah bahwa Christ akan ikut serta di dalam pertandingan nan bergengsi tersebut.
Sepakat, akhirnya mulai mengajukan surat pendaftaran sebagai peserta. Tak butuh waktu lama, ia dinyatakan lolos dalam tahap seleksi.
Selepas lolos, Christ bersama peserta yang sebelumnya dinyatakan lolos lalu diminta untuk berkumpul oleh panitia yang ada disana. Tujuannya tak lain untuk menentukan lawan setiap peserta yang ada.
"Aa---- aku mesti melawan orang ini dulu ya?"
"Oke oke, akan ku turuti,"
Sehabis pembagian lawan setiap peserta, panitia pertandingan lalu memberi tahu kepada semuanya bahwa kompetisi itu akan diadakan beberapa bulan kemudian.
Sembari menunggu jadwal pertandingan dibuka, Christ terus berlatih menggunakan kekuatannya. Setiap pulang sekolah, Christ selalu pergi berlatih di sebuah ruangan khusus asramanya dengan tujuan agar dapat melatih sekalian memaksimalkan kekuatan listrik miliknya.
Untuk mencegah akan hal hal yg tak terduga, Christ selalu ditemani oleh beberapa guru yang senantiasa mengawasi serta memberikan pelajaran penting padanya.
Maria yang mengetahui bahwa Christ selalu latihan akhir-akhir ini, memutuskan untuk selalu mensupport Christ supaya ia bisa semangat latihan dan meraih gelar juara di dalam kompetisi tersebut.
Jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan telah berlalu, akhirnya hari dimana kompetisi itu akan dilaksanakan akan tiba pada keesokan harinya.
Selama ini Christ sudah melatih kekuatan yg dimilikinya agar ia dapat memenangkan pertandingan tersebut. Kini ia telah siap.
Berbekal semangat dari semuanya, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Kompetisi tersebut.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
J‘Qasalinth
kalo ada kesalahan kata dalam Novel ini, mohon untuk memberitahunya ya kawan :)
2022-08-29
2