11. Berpisah

Jihan duduk dengan cepat di samping Aisyah, perasaannya menjadi tak menentu saat ingin mengatakan semua yang dikatakan Yusuf kemarin, perpisahan ini cukup menyedihkan baginya juga. "Aisyah, kita ke taman masjid yuk. Kak Yusuf udah nungguin kayanya," ujar Jihan sambil membuka mukena nya.

Aisyah terlihat kebingungan, dia melirik sekilas ke arah Rani yang tampak penasaran lalu kembali pada Jihan. "Ihh nanti siang aja."

"Gak bisa Aisyah, harus sekarang," ucap Jihan yang terdengar begitu cemas.

Rani yang melihat kejanggalan itu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah tempat yang diduduki Aisyah. "Kenapa sih?" tanya Rani penasaran.

"Kak Yusuf ngajak ketemuan di taman masjid," jawab Aisyah.

"Gak ke subuh-an?" tanya Rani.

Aisyah langsung mengangguk. "Iya," sahutnya menatap Jihan.

"Ada sesuatu yang mau kak Yusuf kasih tahu ke kamu, aku gak boleh bilang dulu. Ini penting banget Aisyah, kamu yakin nanti siang kak Yusuf masih ada di sini?" Aisyah mengerutkan keningnya bingung.

"Maksudnya? Emang kak Yusuf mau kemana?" tanya Aisyah panik.

"Makannya temuin aja dulu, lagian ada aku sama Rani yang nemenin kok. Kamu jangan sampai nyesel, setiap pertanyaan kak Yusuf harus kamu jawab jujur, ini kesempatan terakhir kamu," ucap Jihan.

"Kesempatan terakhir maksudnya?" tanya Rani.

"Kak Yusuf kan pernah ngirim surat tentang perasaannya, kesempatan pertama kamu waktu kamu cerita kalian ketemu di perpustakaan dan kak Yusuf nanya jawaban tentang ta'aruf. Kesempatan kedua itu kemaren sore, waktu kak Yusuf nanya perasaan kamu kedianya kan? Cuma kamu bilang jawabannya besok. Dan sekarang itu kesempatan terakhir kamu."

"Tau dari mana di perpustakaan aku ketemu kak Yusuf?" Jihan melirik Rani, sedangkan Rani hanya tersenyum manis. "Ihh, emang kak Yusuf mau kemana?" tanya Aisyah kembali.

"Udah kesana aja dulu," kekeh Jihan yang entah kenapa merasa senang melihat kekhawatiran Aisyah.

"Samperin sekarang aja, gue jadi penasaran," ujar Rani yang langsung berdiri dari duduknya.

"Ya udah aku samperin. Tapi kalian ikut gabung obrolan aku sama kak Yusuf," ucap Aisyah pada akhirnya.

"Beneran gak apa-apa kita gabung?" tanya Jihan. Aisyah mengangguk pasti.

"Ya udah, yuk kita ke taman sekarang," dengan semangat Rani mengambil mukena milik Aisyah dan Jihan yang sudah rapi dan menyimpannya di dalam lemari masjid.

_

Aisyah menggosokkan kedua telapak tangannya, mencoba untuk menghilangkan hawa dingin yang menyelimutinya.

"Kak Yusuf mana?"

"Iya nih mana? Gue kedinginan nih," protes Rani sambil menoleh ke arah kanan dan kiri, sesekali dia mengepalkan dan meregangkan jemarinya.

"Gak tau, soalnya kemaren kak Yusuf bilang tungguin di taman beres sholat subuh," jawab Jihan yang tak kalah kedinginan.

"Eh iya, denger dari Mega 2 bulan lagi ulang tahun kak Yusuf ya? Yang ke 20 atau 21?" tanya Rani.

"21. Kenapa emang?" Aisyah balik bertanya.

"Engga, gue cuma kepo doang. Lo juga 19 mau ke 20?" Aisyah menggelengkan kepalanya.

"Engga, bulan kemaren, dua hari sebelum kesini itu ulangtahun ke 19"

"Assalamualaikum. Maaf saya telat." Suara seorang pria membuat ketiganya menoleh kearah belakang.

"Waalaikumsalam. Iya gak apa-apa kak," jawab Aisyah.

Yusuf tersenyum. "Sudah ada jawabannya, Aisyah?" Aisyah menundukkan kepalanya. Yusuf tersenyum melihatnya, ia tau Aisyah masih ragu untuk menjawabnya. "Saya gak minta kamu jawab sekarang kok, jika belum siap tak apa. Empat tahun mungkin cukup untuk memantapkan hati mu untuk siapa, saya juga akan menambah tabungan dulu agar lebih cukup untuk kedepannya," lanjut Yusuf sambil tertawa kecil berusaha mencairkan suasana.

Aisyah mengangkat wajahnya. "Empat tahun?" tanya Aisyah bingung.

Yusuf tersenyum paksa, ia sedikit ragu untuk mengatakannya. Dengan berat hati Yusuf mengeluarkan sebuah surat dengan amplop berwarna merah muda dengan hiasan yang terukir indah dari sebuah tinta hitam karya Yusuf dan memberikan nya pada Aisyah, Aisyah semakin menatap Yusuf bingung. "Aisyah, saya janji akan selalu menghubungi kamu. Tunggu 4 tahun lagi dan saya akan mendatangi kedua orangtua kamu dengan Kyai, Mama dan bapak," ujar Yusuf lihir.

"Maksud kakak apa sih? Kenapa harus empat tahun?" tanya Aisyah, jantungnya berdetak tak karuan.

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

yusuf berhutang janji pada aisyah nih....

2022-08-17

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

bye bye Aisyah karna Yusuf mau pergi

2022-08-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!