17. Mogok

Pintu kamar mandi terbuka dan Vina langsung tersenyum dengan lebar. "Eh sayang? Kenapa sih pada ribut-ribut?" tanya Vina yang langsung menyadari bahwa Maura tengah menatap tajam ke arah Vina.

"Lo ngajakin dia? Inikan acara kita," tanya Maura ketus.

Vina hanya tersenyum kecil karena merasa bersalah. "Hehe maaf ya gue ngajakin pacar gue, soalnya jarang-jarang gue bisa main sama dia," ujar Vina. "Eh iya yang, tadi ada kak Meli gak dibawah?"

"Ada yang. Tadi kak Meli nyuruh langsung ke atas aja, soal nya ada temen kamu juga katanya, eh taunya dia."

Maura terbatuk kecil, dia mengibaskan rambutnya ke belakang. "Ekhem. Yang haus, yang haus," sindir Maura. "Ya udah berangkat sekarang aja. Lo sama gue kan?" tanya Maura.

Vina tersenyum kaku sambil menggeleng. "Lo nyetir sendiri aja. Kan kasian Ryan udah jemput gue," gumam Vina pelan sambil tersenyum kaku.

Maura yang mendengar itu langsung menatapnya malas. "Jadi lo gak kasian sama gue?" tanya Maura datar.

Tawa Ryan langsung terdengar saat itu juga, dia menolah ke arah Maura seakan mengejeknya. "Sabar ya, nyetir sendiri. Awas kalo dibelakang ada yang ngajak ngobrol jangan dijawab, itu hantu," canda Ryan.

"Wah, kurang ajar. Ya udah, kita bertiga perginya pake mobil lo aja," protes Maura.

Vina langsung menoleh dan berjalan mendekati Maura. "Eh, gak bisa dong. Plis deh Ra, jangan ganggu orang mau pacaran," ujar Vina sambil tertawa.

"Wahh, dasar. Gue do'a in kalian gak langgeng, tau rasa."

"Yee sirik ya?" goda Ryan.

"Udah ah, kasian Maura. Mending kita berangkat sekarang aja, udah jam 11," ucap Vina.

"Tau ah. Bodo!" pekik Maura.

Ia keluar dari kamar Vina dengan kesal dan menuruni anak tangga tak sabaran. "Kak Melii!" teriak Maura saat melihat seorang perempuan sedang berbaring di atas sofa dengan mata yang fokus menonton tayangan televisi.

Matanya teralih kan pada sosok yang memanggilnya. "Maura, cantik banget. Pulang jam berapa nanti?"

"Pulang subuh kayanya kak. Soalnya, mulai pesta nya jam 12," jawab Maura santai, tanpa rasa bersalah karena telah berbohong.

"Siapa sih yang punya pesta ulangtahun nya? Kok malem banget, gak dimarahin orang tua nya?" tanya Mira, sesekali tangannya mengambil cemilan didalam toples.

"Firda kak. Pestanya juga di halaman rumah nya kok, ada orang tuanya juga."

"Ohh. Syukur deh kalo di rumah, kakak kira di club gitu."

"Engga lah kak. Tuh pasangan pengantin udah turun. Kita berangkat sekarang ya kak," pamit Maura.

"Kak kita berangkat ya. Pintu jangan di kunci", pamit Vina.

"Iya kalo gak lupa."

"Ihh kakak! Nanti gue tidur dimana?"

"Iya, iya, gak akan dikunci. Rusuh amat," gumam kak Mira. "Yan, jagain dua adik gue yang cantik ini ya."

"Iya, siap kak. Kita pamit ya," ucap Ryan.

"Oke. Bye."

"Byee," jawab semuanya. Mereka berjalan keluar dari rumah, Vina dan Ryan langsung masuk kedalam mobil Ryan yang sudah diparkirkan didepan pintu sedangkan Maura terus berjalan menuju garasi mobil.

Tin

"Bye Maura. Ketemu disana ya," teriak Vina. Mobilnya terus berlaju keluar halaman rumah.

"Woy! Parah nih anak dua, liatin aja disana," pekik Maura kesal. Dengan cepat ia masuk kedalam mobilnya dan mulai melajukan mobilnya perlahan.

Jalanan agak sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Maura mencoba melewati jalan tercepat menuju club, yaitu melewati 1 komplek. Ia tersenyum kepada seorang security yang langsung membukakan portal untuk nya. Suasana komplek sangat sepi, tak ada satupun kendaraan yang terparkir diluar. Namun saat ditengah perjalanan mobilnya tiba-tiba mati.

"****! Mogok lagi!" pekik nya, tanpa sadar ia menekan klakson mobilnya. Maura mengeluarkan ponsel ditas kecil nya.

To: Vina

Vin lo dimana? Mobil gue mogok!.

"Ck, apa nya sih yang rusak?" gumamnya kesal. Maura membuka pintu mobilnya dan berjalan menuju bagian depan mobil dan membuka kap mobil. Ia menyalakan senter diponselnya dan mengarahkannya pada mesin-mesin. "Pliss deh, gue gak ngerti yang ginian"

"Assalamualaikum. Ada yang bisa saya bantu?" tubuh maura seketika menegang saat mendengar suara pria disampingnya. Dengan syok ia langsung mengarahkan senter hpnya kedepan wajah pria itu.

"Lo?!"

...*****...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***