...🍀...
...Cari allah dulu untuk bersujud, sebelum cari manusia untuk bersandar ...
...🍀...
Yuli memastikan terlebih dahulu gorden jendela tertutup rapat lalu berbalik dan masuk ke dalam kamarnya. Senyumnya muncul saat melihat Yusuf sedang tertidur lelap, perasaan bersalah kembali muncul karena Yusuf tidak sebahagia anak lainnya. Tekad Yuli semakin kuat, dia akan terus berusaha menjadi ibu yang baik bagi Yusuf, merawatnya dan memberikan apapun yang terbaik untuk Yusuf meski harus seorang diri.
__
Sayup-sayup terdengar suara yang tidak biasa, orang-orang tampak panik dan berteriak. "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" Yuli terbangun dari tidurnya saat mendengar suara gaduh masyarakat dari luar disertai suara gemuruh.
'Tok Tok Tok' suara ketukan pintu berulang kali terdengar dan tampak tidak sabaran. Dengan cepat Yuli turun dari ranjangnya sambil menggendong Yusuf yang tengah tertidur lalu membuka pintu. "Deh, ini ada apa?" tanya Yuli saat melihat raut wajah Dedeh yang khawatir.
Nafas Dedeh terlihat tidak beraturan, dia menunjuk ke arah kanan dengan sedikit bergetar. "Longsor Yul. Kita semua disuruh pindah ke tempat pengungsian, banyak batu jatoh dari tebing," jawab Dedeh.
Yuli yang mendengar itu langsung terkejut, jantungnya berdebar tak menentu, dia memberikan Yusuf dengan cepat. "Astagfirullah, Aku nitip Yusuf. Kamu duluan kesana ya, nanti aku nyusul."
Dedeh mengerutkan keningnya bingung. "Eh, mending sekarang aja. Ngapain nyusul?" tanya Dedeh bingung.
"Bapak masih dikamar nya, cepet kamu bawa Yusuf," ucap Yuli sambil cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Langkahnya terhenti diambang pintu kamar sang Ayah, terlihat Lukman yang tengah sholat Dzuhur.
"Bapak," panggil Yuli pelan. Dia bingung harus menarik paksa sang ayah atau menunggunya.
__
"Assalamualaikum," ucap seorang laki-laki dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam, maaf sebelumnya ini siapa?" tanya Kyai Abdullah.
"Ini saya Rahmat pake nomor anak saya, saya sudah di pesantren. Kyai dimana?" tanya Rahmat.
"Astagfirullah. Maaf, saya lupa kasih kabar. Saya sedang di perjalanan menuju lokasi longsor kemarin dengan pak Hilman," jawab Kyai Abdullah.
"Ya sudah tidak apa-apa Kyai. Saya dengar di sana banyak korban?" tanya Rahmat.
"19 korban meninggal. Hampir semua rumah rusak berat."
"Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun."
"Nanti saya hubungi lagi, saya sudah sampai. Assalamualaikum," pamit Kyai.
"Waalaikumsalam."
"Bismillahirrahmanirrahim," terdengar suara berat pak Hilman yang hendak membuka handle pintu mobil.
Kyai Abdullah mengusap pelan bahu Hilman. "Kuatkan hati dan tabah" ucap Kyai Abdullah lembut.
"Iya kyai," jawabnya sendu.
Hilman menguatkan hatinya lalu membuka pintu mobil, Hilman keluar di ikuti Kyai Abdullah dan berjalan menuju posko. "Dedeh!" teriak Hilman saat melihat sang anak tengah terisak sambil memeluk seorang anak laki-laki yang menangis memanggil sang ibu. Di samping Dedeh terdapat Ridho, suami Dedeh yang tengah merangkulnya.
"Bapak!" panggil Dedeh kencang sambil berdiri, Hilman berjalan lalu memeluk Dedeh.
"Maaf bapa jarang pulang kesini Deh."
"Mas," panggil seorang perempuan lihir di belakangnya.
"Sarti." Pak Hilman langsung memeluk sang istri kencang.
"Mas, Alhamdulillah keluarga kita selamat. Tapi.." ucapan itu tergantung.
Hilman mengerutkan keningnya keras, hatinya mulai tak tenang. "Tapi kenapa Sarti?"
"Pak Lukman," ucap nya sendu.
"Pak Lukman? Kenapa sama pak Lukman?" tanya Hilman panik.
"Pak Lukman sama anaknya jadi korban longsor Mas, padahal baru 2 bulan Yuli pindah ke sini," ucap Sarti sambil terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
😭😭😭😭 kasihan sekali yusuf...
2022-08-15
0
Triiyyaazz Ajuach
Ya Allah dlm sekejap Yusuf kehilangan ibu dan kakeknya sungguh kasihan Yusuf
2022-08-14
1
Entin Fatkurina
yang tabah ya yusuf, semoga nanti kamu akan mendapatkan kebahagiaan walaupun tidak dengan ibu dan kakek mu.
2022-08-14
1