...🦋...
Tanyakan saja pada hati mu sendiri, jika kau lebih ingin bersamanya lepaskan aku dan suatu saat nanti jika dia tidak sesuai dengan harapan mu jangan pernah lagi mengusik ku yang sudah berbahagia dengan seseorang yang berhasil mengobati luka hati ku.
...🦋...
Sesampainya di rumah Yuli langsung memasak di dapur. Dia menoleh saat mendengar Yusuf memanggilnya. "Kenapa sayang?" tanya Yuli dengan lembut, dia sedikit bersyukur karena Yusuf tidak pernah rewel dan menanyakan keberadaan Ayahnya.
Yusuf kecil menatap Yuli dengan sorot mata gembira, dia terlihat bersemangat dengan mobil mainan yang ada di tangannya. "Bu, Yusuf main ya," ucap Yusuf.
"Sama siapa sayang?"
"Sama temen-temen di depan," jawab Yusuf sambil menunjuk ke arah pintu rumah yang sedikit terbuka, di sana memang terlihat ada beberapa anak kecil yang sedang bermain di dekat kolam ikan.
Yuli pun tersenyum pada Yusuf, dia menganggukkan kepalanya. "Boleh, tapi jangan jauh-jauh ya mainnya," kata Yuli memberikan peringatan kecil.
"Iya Ibu," ucap Yusuf lalu berlari dengan semangat keluar rumah menemui teman barunya.
Tak berapa lama, namanya kembali dipanggil dan Yuli berbalik melihat Lukman yang berjalan tergesa ke arahnya. "Yuli!" panggil Lukman sedikit berteriak, wajahnya tampak panik seakan mendapatkan berita buruk.
"Bapak? Pulang cepet?" tanya Yuli bingung pada ayahnya saat sang ayah masuk kedalam dapur dengan kaos kotor penuh lumpur di bagian bawah celananya.
"Bukan pulang cepet, tadi pas Bapak nyampe sawah banyak yang ngucapin turut berduka cita, katanya menantu bapak meninggal. Bener?" tanya Lukman.
Yuli menghela nafasnya pelan. "Mantan menantu bapak!" koreksi Yuli. "Tadi Dedeh nanya suami aku kemana, Yuli jawab di laten bumi. Dedeh salah ngartiin," jawab Yuli santai dia kembali berbalik dan meneruskan kegiatannya.
"Jelasin lagi Yul, biar gak salah paham," perintah Lukman.
Yuli menggelengkan kepalanya malas. "Udah pak, biarin aja. Gak mungkin juga kan Mas Roni kesini."
Lukman pun hanya bisa menghela nafasnya pelan, ia menggelengkan kepalanya. "Terserah kamu lah Yul, bapak balik lagi kesawah ya," ucap Lukman pada akhirnya.
"Iya pak," jawab Yuli.
__
Sore harinya, "Ibu," panggil Yusuf.
Yuli keluar dari kamarnya. "Udah mainnya sayang?" tanya Yuli lembut.
Yusuf mengangguk pelan, dia menatap Yuli seolah ingin bertanya. "Udah Bu, tadi ada yang meluk Yusuf bu. Nanya, sedih gak waktu ditinggalin Ayah. Ayah ninggalin kita ya Bu? ayah gak akan ketemu kita lagi?" tanya Yusuf pelan.
"Iya sayang, Ayah udah bahagia sama Istri barunya. Yusuf kalo udah gede setia sama satu perempuan aja ya, jangan bercabang. Istikharah sebelum memilih," pesan Yuli.
Kedua alis Yusuf bertaut pelan. "Bercabang sama Istikharah itu apa Bu?"
"Nanti kalo Yusuf udah gede pasti tau. Sekarang Yusuf mandi ya, bau keringet"
___
Dua bulan kemudian,
Rintikan hujan mulai turun, tercium bau khas tanah yang tersiram air. Cuaca siang ini begitu gelap disertai angin yang begitu kencang, seperti akan turun hujan dengan deras. Yuli menutup jendela rumah dengan gorden, sebelum ditutup ia melihat awan hitam bergulung-gulung seakan tak sabar ingin menumpahkan air yang dibawanya. "Allahumma Shoyyiban Naafi'an," gumam Yuli.
"Yul, Yusuf mana?" tanya Ayah saat keluar dari kamarnya.
"Tidur pak, di kamar. Untung bapak gak ke sawah hari ini," jawab Yuli.
Lukman mengangguk setuju. "Iya Yul, kalo bapa ke sawah neduh dimana? Saung bocor," ucap Lukman.
"Ya udah pak, bapa tidur lagi aja. Yuli juga mau tidur."
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
untung yusuf ketemu aisyah pas aisyah udah nikah ya🤭 klo g bisa poligami 🙈🙈
jadi suami yg sholeh ya yusuf....
2022-08-15
0
Triiyyaazz Ajuach
mgkn ingat pesan ibunya makanya Yusuf saat dulu memilih pendamping hidupnya dia sholat istikharah
2022-08-14
1
Entin Fatkurina
semoga kehidupan yuli dan yusuf semakin baik.
2022-08-14
1