7. Aisyah

...🍁...

...Jika diam mu bijak, maka diam lah. ...

...Namun jika diam mu di injak, maka bicaralah agar mereka diam....

...🍁...

Di ruangan Kyai Abdullah semuanya berkumpul. Kyai Abdullah, Yusuf, Aisyah dan ayahnya. Yusuf menundukkan kepalanya, mengalihkan pandangan dari sosok wanita dihadapannya. Aisyah, seorang wanita cantik dan solehah yang telah berhasil membuat hatinya tergetar saat pandangan pertaman. Yusuf membuka Al-qur'an lalu mulai membacanya.

Flashback,

Yusuf mempersiapkan dirinya untuk menyambut santri baru di pesantren. Kyai Abdullah sudah memberinya amanah agar dia menunggu di dalam ruangan dan membacakan ayat suci Al-Quran.

'Klek'

"Assalamu'alaikum." Yusuf mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu terbuka diikuti dengan salam.

"Waalaikumsalam," jawab Yusuf, dia berdiri menyambut Kyai Abdullah yang berjalan dengan seorang pria berumur 40 tahun-an.

"Pasti ini Yusuf?" tanya pria itu. Yusuf tersenyum sambil mengangguk. "Alhamdulillah saya bisa ketemu kamu, saya Hasan Al Lukman, kemaren saya nonton di tv suara ngaji kamu bagus."

"Alhamdulillah, terima kasih Pak," jawab Yusuf sopan.

Tak berapa lama, suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. 'Klek'

"Assalamu'alaikum," ucap seorang perempuan dengan begitu lembut. Yusuf menoleh kearah sumber suara, deg. Jantungnya seakan berhenti saat pandangan matanya bertemu dengan sepasang mata milik perempuan berwajah anggun itu.

"Aisyah kemari nak, ini Yusuf," ujar Hasan. Aisyah menoleh pada pemuda yang di tunjuk Hasan. Aisyah tersenyum manis lalu menundukkan kepalanya.

"Mari kita duduk," tawar Yusuf, entah mengapa dia salah tingkah saat Aisyah memberikan nya sebuah senyuman.

Mereka pun mengangguk lalu duduk. "Yusuf, Aisyah sangat mengagumi suara kamu kemarin," ucap Hasan membuat Aisyah semakin menundukkan kepalanya.

"Ayah," bisik Aisyah malu.

Yusuf tersenyum, kini hatinya bagai taman yang semua bunga nya tengah bermekaran. "Alhamdulillah," jawab Yusuf.

"Nah, sekarang mari kita mendengarkan Yusuf membaca al-qur'an," ucap Kyai Abdullah ramah.

Flashback off.

Yusuf mengatur nafasnya lalu membuka Al-Quran. "Audzubillahiminasyaitonirrojim." Yusuf menarik nafasnya perlahan, mulai membaca surat Ar-rahman. Aisyah tersenyum tipis menatap wajah Yusuf yang tengah khusyuk membaca ayat suci al-qur'an.

"Shadaqallahul azhim."

Tepat saat Yusuf selesai membaca al-qur'an terdengar suara pintu terbuka. "Assalamu'alaikum," ujar seorang perempuan dengan jilbab berwarna biru.

"Waalaikumsalam," jawab semuanya.

"Jihan kemari nak," ucap Kyai Abdullah. Jihan tersenyum mendekati semuanya dan duduk disebelah Aisyah. "Kenalkan. Ini Jihan yang akan membantu nak Aisyah di sini," lanjut Kyai Abdullah. Jihan tersenyum pada Aisyah dan dibalas senyuman oleh Aisyah. "Nanti Jihan yang mengantar nak Aisyah ke kamar santri ya," ujar Kyai Abdullah.

"Iyah Pak Kyai," jawab Aisyah pelan.

"Ya udah Ayah pergi dulu ya sayang, jaga diri baik-baik," pesan Hasan pada Aisyah. Aisyah mengangguk lalu mencium tangan sang Ayah.

"Ayah juga hati-hati ya di jalan."

"Iya sayang. Pak Kyai, nak Yusuf, nak Jihan saya pamit ya. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam," jawab semuanya.

__

"Nah, ini kamar kamu," ucap Jihan didepan sebuah pintu berwarna putih. "Yuk masuk," lanjutnya. Jihan membuka pintu kamar lalu masuk dan diikuti Aisyah. Pertama kali yang Aisyah lihat adalah Tempat tidur yang sudah ditata rapi berjumlah 6 saling berhadapan dan hanya dibatasi oleh meja kecil untuk menyimpan buku dan peralatan sholat. Lemari panjang seperti menyatu dengan tembok berwarna putih dengan enam pintu. Kamar yang begitu nyaman dan simple, hiasan kamar hanya ada sebuah kaligrafi dan sekotak mading kecil berisikan tulisan jadwal pesantren dan note kertas warna-warni seperti catatan tugas harian. "Satu kamar buat 6 orang, InsyaAllah semuanya baik. Kecuali satu."

Aisyah mengerutkan dahinya bingung. "Kecuali satu?" tanyanya.

Jihan tersenyum lembut sambil menggelengkan kepalanya. "Nanti juga tau ajaibnya dia gimana. Dia juga santri baru."

"Udah berapa hari emang?" tanya Aisyah.

"Baru seminggu sama sekarang," jawab Jihan.

'Brak' suara pintu kamar yang dibuka paksa menampilkan seorang perempuan yang langsung masuk dan duduk di ranjangnya, dia membuka kerudung blus nya dan mengipaskan pada wajah lelahnya, nafas nya tersenggal-senggal bagai atlet lari. "Kenapa ke sini? Udah beres bersih-bersih nya?" tanya Jihan.

"Males ah, cape," jawabnya santai.

"Baru juga 2 jam masa udah cape?"

"Ya cape lah, lo enak gak ikut Roan," keluh nya dengan nada protes.

"Kakak kan harus nemenin santri baru. Nih kenalin, Aisyah," ucap Jihan, Rani menatap Aisyah beberapa detik lalu tersenyum.

"Kenalin, gue Rani. Sering dipanggil Ran, jadi hobby gue lari," ujarnya santai.

Aisyah tersenyum dan tertawa kecil. "Nama aku Aisyah."

"Kenapa lo mau ke pesantren?" tanya Rani kembali mengenakan kerudungnya.

"Pingin aja sih, lebih nyaman sama lingkungan pesantren," jawab Aisyah.

"Coba tanya kenapa dia ada di pesantren," ucap Jihan sambil terkekeh.

Rani mendengus kesal sementara Aisyah mengerutkan keningnya bingung. "Sebenernya gue gak mau ada di sini, banyak aturan. Tapi mau gimana lagi, gue udah di DO dari dua sekolah. Mamah gue marah-marah, gak mau masukin gue ke SMA mana pun. Katanya bikin malu keluarga, dan ya udah, gue dibuang kesini," jawab Rani.

"Kamu bukan dibuang, tapi kamu di masukin ke tempat yang benar. Anak sebandel kamu insyaallah bisa berubah jadi lebih disiplin disini," komentar Aisyah.

"Tuh dengerin, anak bandel," ejek Jihan.

"Udah woy, jangan bully gue dong. Gue gak menderita kok tinggal disini, bahagia malah. Apa lagi kalo udah ngerjain Yusuf," ucap Rani dengan senyum bangga.

"Yusuf? Kak Yusuf yang tadi ada di ruangan pak Kyai?" tanya Aisyah.

Rani dengan cepat menganggukkan kepalanya. "Iya, siapa sih yang gatau dia di pesantren ini, guru ngaji yang katanya paling ganteng," jawab Rani dengan nada mengejek.

"Kamu jailin dia apa? Jangan lah, kasian. Dia lebih tua dari kamu, harusnya kamu hormatin."

Rani langsung menggelengkan kepalanya kencang. "Masa kalo Yusuf lewat gue harus kasih hormat ke dia. Kaya anak lagi upacara aja," ejeknya sambil memperagakan apa yang dia ucapkan.

"Astaghfirullah hal'adzim, kalo orang ngomong tuh dengerin yang serius. Malah bercanda, Aisyah lebih tua dari kamu Ran!" ucap Jihan yang cukup merasa kesal, bagaimana pun dia selalu merubah Rani menjadi lebih penurut dan tidak senakal ini, setidaknya dia tidak bercanda saat seseorang memberitahunya sesuatu.

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

semangat aisyah❤️

2022-08-16

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

ya ampun kelakuan Eani mmg ajaib

2022-08-14

1

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

rani benar benar lucu, lanjut lanjut

2022-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!