15. Nadya Ayunda

...Happy Reading......

...Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Vote jika berkenan. Sertakan juga pendapat kalian di kolom komentar ya, agar Vi's bisa interaksi dan juga baca pesan, kesan, atau bahkan masukan positif dari kalian...🥰...

...Thank you....

Hal yang mengejutkan untukku ketika sudah berada didalam kabin pesawat adalah, tempat duduk ku yang berada tepat disebelah pak Hansel. Entah karena kebetulan atau disengaja, aku merasa kurang nyaman dengan formasi duduk kami. Pak Hansel terlihat sangat mencolok menunjukkan sikapnya kepadaku.Termasuk bagaimana kekehnya dia meminta agar aku ikut di perjalanan kali ini yang sempat ditolak oleh atasan.

Kepala perusahaan sempat menolak, meskipun pada akhirnya memberi izin karena pak Hansel memaksa dan bersikukuh untuk mengajakku, atau dia tidak ikut sama sekali. Jika kalian penasaran mengapa pak Hansel dengan mudah membuat kepala perusahaan luluh, itu terjadi karena pak Hansel adalah pria kompeten yang memang diinginkan dan dibutuhkan perusahaan. Pak Hansel juga di gadang akan menjadi manager pengganti dari manager yang sekarang.

Aku kembali berdiri, membuat manik pak Hans mengikuti gerakan ku yang kini menoleh ke belakang.

“Kenapa, Nad?”

Aku menatapnya sekilas. “Bapak duduk disini?” tanyaku memastikan, dan dia tanpa ragu duduk di tempatnya setelah selesai meletakkan tas kerjanya ke dalam bagasi pesawat.

“Ya, kenapa?”

Disana, mbak Nana dan mbak Titi menatapku lurus. Entah hanya perasaanku saja, atau memang benar, mereka tidak suka dengan keikutsertaan ku dalam perjalanan luar kota mereka kali ini.

Perlahan, aku kembali duduk kembali di tempatku, disamping pak Hans. Kelas bisnis yang diambil, membuat perasaanku sedikit tenang karena tidak terlalu banyak orang disekitar kami. Perjalanan akan berlangsung selama lebih kurang satu jam lebih sepuluh menit, dan selama itu juga aku akan duduk disamping pak Hans.

“Udah makan siang Nad?”

“Sudah.” jawabku sekenanya, karena mood ku tiba-tiba saja berubah setelah mendapat tatapan tidak ku mengerti dari dua seniorku tadi.

“Santai saja,” katanya sambil menoleh ke arah ku. “Nggak perlu nanggapi mereka. Sebelum berangkatpun, mereka sudah mengultimatum saya dengan tatapan tidak suka. Bodo amat. Gue lebih punya kedudukan dibanding mereka.” sumbarnya, mengedikkan bahu dengan wajah acuh, nggak peduli pada tatapan dua wanita yang terlihat tidak menyukai kedekatan antara kami berdua. “Bajumu, cocok.” lanjut pak Hans tiba-tiba yang tentu saja membuatku melongo saking kagetnya. Aku benar-benar nggak menduga jika dia akan memujiku seperti itu.

Refleks aku memperhatikan penampilanku sendiri. Kemeja maroon ber-kra lipat sedikit turun membentuk huruf V, dengan aksen lipatan dikedua sisi, lengan pendek tidak mencapai siku, dan aku lengkapi dengan choker necklase warna senada, serta rambut yang aku ikat menjadi satu, celana jeans, serta sepatu berheels rendah. Oh tidak, jangan tersipu. Aku menyembunyikan wajah dengan cara menunduk. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama lantaran, aku merasakan telapak tanganku diraih pelan kemudian aku mengangkat wajah untuk menatap si pemilik telapak besar dan putih itu.

“Kalau mereka macem-macem sama kamu, bilang ke saya.” Katanya.

***

Kami landing dengan selamat di bandara Ahmad Yani sesuai jadwal yang direncanakan oleh pihak penerbangan. Setelah itu, kami menuju ASTON Inn Pandanaran hotel yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan untuk kami, setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit. Setelah cek-in dan lain-lain, kini aku bisa duduk nyaman beristirahat di dalam kamar yang ukurannya terlalu berlebihan untuk aku tempati seorang diri. Kepalaku sedikit pening, dan pendengaranku sedikit berdenging karena sudah lama tidak menggunakan pesawat sebagai kendaraan jarak jauh karena ada pandemi yang mengharuskan kami tidak pergi keluar atau melakukan perjalanan jauh. Aku mengalami jet lag, dan semoga besok sudah membaik agar tidak menggangu pekerjaan.

Jam menunjuk pukul lima sore ketika aku ingat harus memberi kabar untuk Bagas. Pasti dia sedang menunggu pesan dariku sekarang karena aku sudah janji akan memberinya kabar jika sudah sampai.

Alih-alih memberi kabar Bagas, aku malah tertarik pada satu balon pesan yang datang lima menit lalu. Pesan dari pak Hans.

Pak Hansel: Kamarnya luas, Nad. Balkonnya juga lumayan buat berjemur pagi-pagi.

Pak Hansel ini kenapa sih? Kenapa mengirim pesan random begini?

Membaca pesan itu, refleks aku berjalan menuju salah satu sisi bangunan yang masih tertutup gorden, lalu menyibaknya kecil untuk menengok karena penasaran. Dan memang benar, balkonnya lumayan cocok untuk santai sore-sore, atau berjemur dipagi hari seperti yang dikatakan pak Hans sebelumnya di pesan yang dia kirim padaku.

Haruskah aku balas pesan pak Hans? Oh, come on...

Iya, pak. Pemandangannya juga lumayan. Perusahaan sangat totalitas.

Balasku yang ku akhiri dengan emotikon menutup mulut dengan telapak tangan dan pipi bersemu merah. Maksudku, aku tersipu karena dimanja oleh perusahaan dengan fasilitas mewah seperti ini. Bukan tersipu karena berbalas pesan dengan atasanku.

Nggak lama, balasan lainnya datang. Jarak kami memang tidak jauh, hanya terpisah tembok bangunan, tapi entah mengapa berbalas pesan seperti ini membuat aku merasa tidak sendirian disini karena jauh dari Bagas.

Oh, aku hampir lupa. Bagas.

Kemudian aku segera mencari ruang obrolanku bersama Bagas. Terakhir dilihat, empat jam yang lalu. Bagas tidak On, atau membuka WhatsApp setelah kami berbalas pesan sebelum aku flight ke Semarang tadi siang.

Aku sudah sampai di hotel. Kamu udah pulang?

Tanyaku ingin tau. Apa Bagas masih sibuk? Dan itulah alasannya nggak Online sejak tadi? Lalu, aku kembali membuka kolom obrolan dengan pak Hans.

Pak Hansel: Ya, semoga kamu suka.

Aku diam-diam mengulum senyuman. Aku suka hotelnya, sangat nyaman dan berkelas.

Ya, bapak juga. Selamat istirahat.

Aku kembali mengecek ruang obrolanku bersama Bagas. Nggak ada atau belum ada balasan. Namun ponselku kembali bergetar singkat.

Pak Hansel: Ntar, makan malam sama aku ya? Aku tunggu di depan kamar kamu jam tujuh.

Gila. Mengapa sampai makan malam berdua? Eh, jangan ke-GR-an dulu Nad. Kali aja pak Hans juga ngajak satu tim, kayak pas baru masuk kantor dulu, satu divisi ditraktir sama dia.

Aku mencoba mewaraskan otakku sendiri agar tidak berfikiran yang macam-macam. Okey, mari balas pesannya.

Iya, pak.

Ajakan itu bukan apa-apa, jadi iyakan saja.

Akupun berjalan kembali ke arah ranjang dan mulai merebahkan diri disana. Aku disini, di semarang, tapi otakku malah sibuk memikirkan Bagas di jakarta.

Lalu, secara bersamaan wajah pria lain muncul dalam benakku. Ini tidak benar, aku menggeleng untuk menghapus satu bayangan lain yang seharusnya tidak boleh hadir dalam imajinasi ku.

Ya, seharusnya aku tidak menciptakan ruang agar dia bisa hadir. Tapi, perlakuan dan sikap yang ia tujukan untukku, berhasil membuat space tersendiri yang selama ini tidak muncul ketika aku bersama Bagas.

Aku mencintai Bagas sebagai seorang sahabat dan suami. Tapi untuk dia, entah benar atau tidak sikapku ini. Aku memandangnya seperti seorang wanita kepada laki-lakinya. Perasaan yang dari dulu ingin aku musnahkan untuk sosok Bagas agar persahabatan kami tidak hancur, yang kini malah muncul untuk orang lain. Kalian pasti bisa menebak siapa yang aku maksud, 'kan? []

^^^to be continued.^^^

Bagaimana pendapat kalian pada bab ini teman-teman? Apa sudah mulai suka sama Hansel?😉

Eits, dilarang emosi ke Nadya ya... 😁

...🖤🖤🖤...

Jangan lupa mampir juga,

—Vienna (Fiksi Modern)

—Another Winter (Fiksi Modern)

—Adagio (Fiksi Modern)

—Dark Autumn (Romansa Fantasi)

—Ivory (Romansa Istana)

—Green (Romansa Istana)

—Wedding Maze (Romansa Modern)

—WHITE (Romansa Modern)

Atas perhatian dan dukungannya, Vi's ucapkan banyak terima kasih.

...See You....

Terpopuler

Comments

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

sepertinya nadya mulai tertarik dgn hansel ya

2022-12-04

1

YuWie

YuWie

makanya jangan sesumbar tho nad nad..gayane gak akan selingkuh..ehhh belum2 sdh tersipu dan asyik sendiri dg suami org. podho wae ternyata..kukira karakter nadya kuat gak taunya krn bkm ada kesempatan aja. begitu ada kesempatan 11-12 ma bagas

2022-08-29

1

Seriani Yap

Seriani Yap

Emosi ku sih ke bagas dp nadya
Huh!!!
Semangat

2022-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Nadya Ayunda
2 2. Bagaskara Adewangsa
3 3. Nadya Ayunda
4 4 Bagaskara Adewangsa
5 5. Nadya Ayunda
6 6. Bagaskara Adewangsa
7 7. Nadya Ayunda
8 8. Bagaskara Adewangsa
9 9. Nadya Ayunda
10 10. Bagaskara Adewangsa
11 11. Nadya Ayunda
12 12. Bagaskara Adewangsa
13 13. Nadya Ayunda
14 14. Bagaskara Adewangsa
15 15. Nadya Ayunda
16 16. Bagaskara Adewangsa
17 17. Nadya Ayunda
18 18. Bagaskara Adewangsa
19 19. Nadya Ayunda
20 20. Bagaskara Adewangsa
21 21. Nadya Ayunda
22 22. Bagaskara Adewangsa
23 23. Nadya Ayunda
24 24. Bagaskara Adewangsa
25 25. Nadya Ayunda
26 26. Bagaskara Adewangsa
27 27. Nadya Ayunda
28 28. Bagaskara Adewangsa
29 29. Nadya Ayunda
30 30. Bagaskara Adewangsa
31 31. Nadya Ayunda
32 32. Bagaskara Adewangsa
33 33. Nadya Ayunda
34 34. Bagaskara Adewangsa
35 35. Nadya Ayunda
36 36. Bagaskara Adewangsa
37 37. Nadya Ayunda
38 38. Nadya Ayunda
39 39. Nadya Ayunda
40 40. Nadya Ayunda
41 41. Nadya Ayunda
42 42. Bagaskara Adewangsa
43 43. Nadya Ayunda
44 44. Bagaskara Adewangsa
45 45. Nadya Ayunda
46 46. Other side's Garden (Senior High School period)
47 47. Other side's Garden (Before Wedding)
48 48. Other side's Garden (Decision)
49 49. Bagaskara Adewangsa
50 50. Nadya Ayunda
51 51. Bagaskara Adewangsa
52 52. Nadya Ayunda
53 53. Nadya Ayunda
54 54. Bagaskara Adewangsa
55 Bukan hanya Nadya Dan Bagas, tapi Kita.
56 EXTRA PART (Eveana dan Evander)
57 Me Gustas Tu
58 My Angel Baby
59 We
60 Nightfall
61 Recognize You
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Nadya Ayunda
2
2. Bagaskara Adewangsa
3
3. Nadya Ayunda
4
4 Bagaskara Adewangsa
5
5. Nadya Ayunda
6
6. Bagaskara Adewangsa
7
7. Nadya Ayunda
8
8. Bagaskara Adewangsa
9
9. Nadya Ayunda
10
10. Bagaskara Adewangsa
11
11. Nadya Ayunda
12
12. Bagaskara Adewangsa
13
13. Nadya Ayunda
14
14. Bagaskara Adewangsa
15
15. Nadya Ayunda
16
16. Bagaskara Adewangsa
17
17. Nadya Ayunda
18
18. Bagaskara Adewangsa
19
19. Nadya Ayunda
20
20. Bagaskara Adewangsa
21
21. Nadya Ayunda
22
22. Bagaskara Adewangsa
23
23. Nadya Ayunda
24
24. Bagaskara Adewangsa
25
25. Nadya Ayunda
26
26. Bagaskara Adewangsa
27
27. Nadya Ayunda
28
28. Bagaskara Adewangsa
29
29. Nadya Ayunda
30
30. Bagaskara Adewangsa
31
31. Nadya Ayunda
32
32. Bagaskara Adewangsa
33
33. Nadya Ayunda
34
34. Bagaskara Adewangsa
35
35. Nadya Ayunda
36
36. Bagaskara Adewangsa
37
37. Nadya Ayunda
38
38. Nadya Ayunda
39
39. Nadya Ayunda
40
40. Nadya Ayunda
41
41. Nadya Ayunda
42
42. Bagaskara Adewangsa
43
43. Nadya Ayunda
44
44. Bagaskara Adewangsa
45
45. Nadya Ayunda
46
46. Other side's Garden (Senior High School period)
47
47. Other side's Garden (Before Wedding)
48
48. Other side's Garden (Decision)
49
49. Bagaskara Adewangsa
50
50. Nadya Ayunda
51
51. Bagaskara Adewangsa
52
52. Nadya Ayunda
53
53. Nadya Ayunda
54
54. Bagaskara Adewangsa
55
Bukan hanya Nadya Dan Bagas, tapi Kita.
56
EXTRA PART (Eveana dan Evander)
57
Me Gustas Tu
58
My Angel Baby
59
We
60
Nightfall
61
Recognize You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!