...Happy Reading......
...Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Vote jika berkenan. Sertakan juga pendapat kalian di kolom komentar ya, agar Vi's bisa interaksi dan juga baca pesan, kesan, atau bahkan masukan positif dari kalian...🥰...
...Thank you....
Hal yang mengejutkan untukku ketika sudah berada didalam kabin pesawat adalah, tempat duduk ku yang berada tepat disebelah pak Hansel. Entah karena kebetulan atau disengaja, aku merasa kurang nyaman dengan formasi duduk kami. Pak Hansel terlihat sangat mencolok menunjukkan sikapnya kepadaku.Termasuk bagaimana kekehnya dia meminta agar aku ikut di perjalanan kali ini yang sempat ditolak oleh atasan.
Kepala perusahaan sempat menolak, meskipun pada akhirnya memberi izin karena pak Hansel memaksa dan bersikukuh untuk mengajakku, atau dia tidak ikut sama sekali. Jika kalian penasaran mengapa pak Hansel dengan mudah membuat kepala perusahaan luluh, itu terjadi karena pak Hansel adalah pria kompeten yang memang diinginkan dan dibutuhkan perusahaan. Pak Hansel juga di gadang akan menjadi manager pengganti dari manager yang sekarang.
Aku kembali berdiri, membuat manik pak Hans mengikuti gerakan ku yang kini menoleh ke belakang.
“Kenapa, Nad?”
Aku menatapnya sekilas. “Bapak duduk disini?” tanyaku memastikan, dan dia tanpa ragu duduk di tempatnya setelah selesai meletakkan tas kerjanya ke dalam bagasi pesawat.
“Ya, kenapa?”
Disana, mbak Nana dan mbak Titi menatapku lurus. Entah hanya perasaanku saja, atau memang benar, mereka tidak suka dengan keikutsertaan ku dalam perjalanan luar kota mereka kali ini.
Perlahan, aku kembali duduk kembali di tempatku, disamping pak Hans. Kelas bisnis yang diambil, membuat perasaanku sedikit tenang karena tidak terlalu banyak orang disekitar kami. Perjalanan akan berlangsung selama lebih kurang satu jam lebih sepuluh menit, dan selama itu juga aku akan duduk disamping pak Hans.
“Udah makan siang Nad?”
“Sudah.” jawabku sekenanya, karena mood ku tiba-tiba saja berubah setelah mendapat tatapan tidak ku mengerti dari dua seniorku tadi.
“Santai saja,” katanya sambil menoleh ke arah ku. “Nggak perlu nanggapi mereka. Sebelum berangkatpun, mereka sudah mengultimatum saya dengan tatapan tidak suka. Bodo amat. Gue lebih punya kedudukan dibanding mereka.” sumbarnya, mengedikkan bahu dengan wajah acuh, nggak peduli pada tatapan dua wanita yang terlihat tidak menyukai kedekatan antara kami berdua. “Bajumu, cocok.” lanjut pak Hans tiba-tiba yang tentu saja membuatku melongo saking kagetnya. Aku benar-benar nggak menduga jika dia akan memujiku seperti itu.
Refleks aku memperhatikan penampilanku sendiri. Kemeja maroon ber-kra lipat sedikit turun membentuk huruf V, dengan aksen lipatan dikedua sisi, lengan pendek tidak mencapai siku, dan aku lengkapi dengan choker necklase warna senada, serta rambut yang aku ikat menjadi satu, celana jeans, serta sepatu berheels rendah. Oh tidak, jangan tersipu. Aku menyembunyikan wajah dengan cara menunduk. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama lantaran, aku merasakan telapak tanganku diraih pelan kemudian aku mengangkat wajah untuk menatap si pemilik telapak besar dan putih itu.
“Kalau mereka macem-macem sama kamu, bilang ke saya.” Katanya.
***
Kami landing dengan selamat di bandara Ahmad Yani sesuai jadwal yang direncanakan oleh pihak penerbangan. Setelah itu, kami menuju ASTON Inn Pandanaran hotel yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan untuk kami, setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit. Setelah cek-in dan lain-lain, kini aku bisa duduk nyaman beristirahat di dalam kamar yang ukurannya terlalu berlebihan untuk aku tempati seorang diri. Kepalaku sedikit pening, dan pendengaranku sedikit berdenging karena sudah lama tidak menggunakan pesawat sebagai kendaraan jarak jauh karena ada pandemi yang mengharuskan kami tidak pergi keluar atau melakukan perjalanan jauh. Aku mengalami jet lag, dan semoga besok sudah membaik agar tidak menggangu pekerjaan.
Jam menunjuk pukul lima sore ketika aku ingat harus memberi kabar untuk Bagas. Pasti dia sedang menunggu pesan dariku sekarang karena aku sudah janji akan memberinya kabar jika sudah sampai.
Alih-alih memberi kabar Bagas, aku malah tertarik pada satu balon pesan yang datang lima menit lalu. Pesan dari pak Hans.
Pak Hansel: Kamarnya luas, Nad. Balkonnya juga lumayan buat berjemur pagi-pagi.
Pak Hansel ini kenapa sih? Kenapa mengirim pesan random begini?
Membaca pesan itu, refleks aku berjalan menuju salah satu sisi bangunan yang masih tertutup gorden, lalu menyibaknya kecil untuk menengok karena penasaran. Dan memang benar, balkonnya lumayan cocok untuk santai sore-sore, atau berjemur dipagi hari seperti yang dikatakan pak Hans sebelumnya di pesan yang dia kirim padaku.
Haruskah aku balas pesan pak Hans? Oh, come on...
Iya, pak. Pemandangannya juga lumayan. Perusahaan sangat totalitas.
Balasku yang ku akhiri dengan emotikon menutup mulut dengan telapak tangan dan pipi bersemu merah. Maksudku, aku tersipu karena dimanja oleh perusahaan dengan fasilitas mewah seperti ini. Bukan tersipu karena berbalas pesan dengan atasanku.
Nggak lama, balasan lainnya datang. Jarak kami memang tidak jauh, hanya terpisah tembok bangunan, tapi entah mengapa berbalas pesan seperti ini membuat aku merasa tidak sendirian disini karena jauh dari Bagas.
Oh, aku hampir lupa. Bagas.
Kemudian aku segera mencari ruang obrolanku bersama Bagas. Terakhir dilihat, empat jam yang lalu. Bagas tidak On, atau membuka WhatsApp setelah kami berbalas pesan sebelum aku flight ke Semarang tadi siang.
Aku sudah sampai di hotel. Kamu udah pulang?
Tanyaku ingin tau. Apa Bagas masih sibuk? Dan itulah alasannya nggak Online sejak tadi? Lalu, aku kembali membuka kolom obrolan dengan pak Hans.
Pak Hansel: Ya, semoga kamu suka.
Aku diam-diam mengulum senyuman. Aku suka hotelnya, sangat nyaman dan berkelas.
Ya, bapak juga. Selamat istirahat.
Aku kembali mengecek ruang obrolanku bersama Bagas. Nggak ada atau belum ada balasan. Namun ponselku kembali bergetar singkat.
Pak Hansel: Ntar, makan malam sama aku ya? Aku tunggu di depan kamar kamu jam tujuh.
Gila. Mengapa sampai makan malam berdua? Eh, jangan ke-GR-an dulu Nad. Kali aja pak Hans juga ngajak satu tim, kayak pas baru masuk kantor dulu, satu divisi ditraktir sama dia.
Aku mencoba mewaraskan otakku sendiri agar tidak berfikiran yang macam-macam. Okey, mari balas pesannya.
Iya, pak.
Ajakan itu bukan apa-apa, jadi iyakan saja.
Akupun berjalan kembali ke arah ranjang dan mulai merebahkan diri disana. Aku disini, di semarang, tapi otakku malah sibuk memikirkan Bagas di jakarta.
Lalu, secara bersamaan wajah pria lain muncul dalam benakku. Ini tidak benar, aku menggeleng untuk menghapus satu bayangan lain yang seharusnya tidak boleh hadir dalam imajinasi ku.
Ya, seharusnya aku tidak menciptakan ruang agar dia bisa hadir. Tapi, perlakuan dan sikap yang ia tujukan untukku, berhasil membuat space tersendiri yang selama ini tidak muncul ketika aku bersama Bagas.
Aku mencintai Bagas sebagai seorang sahabat dan suami. Tapi untuk dia, entah benar atau tidak sikapku ini. Aku memandangnya seperti seorang wanita kepada laki-lakinya. Perasaan yang dari dulu ingin aku musnahkan untuk sosok Bagas agar persahabatan kami tidak hancur, yang kini malah muncul untuk orang lain. Kalian pasti bisa menebak siapa yang aku maksud, 'kan? []
^^^to be continued.^^^
Bagaimana pendapat kalian pada bab ini teman-teman? Apa sudah mulai suka sama Hansel?😉
Eits, dilarang emosi ke Nadya ya... 😁
...🖤🖤🖤...
Jangan lupa mampir juga,
—Vienna (Fiksi Modern)
—Another Winter (Fiksi Modern)
—Adagio (Fiksi Modern)
—Dark Autumn (Romansa Fantasi)
—Ivory (Romansa Istana)
—Green (Romansa Istana)
—Wedding Maze (Romansa Modern)
—WHITE (Romansa Modern)
Atas perhatian dan dukungannya, Vi's ucapkan banyak terima kasih.
...See You....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ratna Sari Dewi
sepertinya nadya mulai tertarik dgn hansel ya
2022-12-04
1
YuWie
makanya jangan sesumbar tho nad nad..gayane gak akan selingkuh..ehhh belum2 sdh tersipu dan asyik sendiri dg suami org. podho wae ternyata..kukira karakter nadya kuat gak taunya krn bkm ada kesempatan aja. begitu ada kesempatan 11-12 ma bagas
2022-08-29
1
Seriani Yap
Emosi ku sih ke bagas dp nadya
Huh!!!
Semangat
2022-08-23
1