6. Bagaskara Adewangsa

Happy Reading...

Nadya benar. Aku tidak pernah lelah jika menyangkut urusan ranjang, karena bagiku, Nadya itu candu. Candu dalam segala hal yang menurutku tidak aku temui pada siapapun selain dia. Nadya itu definisi sempurna yang sebenarnya, menurutku.

Aku menatap bahu terbuka Nadya yang udah terlelap setelah melakukan dua ronde tanpa jeda. Tiba-tiba ada rasa yang nggak aku mengerti memukul telak hatiku yang membuat kedua lenganku melingkar lebih erat di perut Nadya. Kukecup bahu sempit itu beberapa kali ketika pikiranku melayang.

Hansel,

Apa mereka orang yang sama?

Hansel Tiono, apakah itu dia? Jika iya, aku takut sesuatu terjadi dengan kami, dengan pernikahan kami.

***

Sepertinya aku bermimpi buruk. Aku terlonjak kaget ketika bangun tidur dan tidak menemukan Nadya disampingku. Aku berlari keluar kamar seperti orang kehilangan akal. Tidak peduli ketika lututku menendang keras nakas yang ada di sebelah pintu kamar. Aku terus berlari, mencari keberadaan Nadya yang...meninggalkan aku.

Aku juga memanggil nama Nadya beberapa kali, tapi tidak ada jawaban membuat aku semakin dirundung ketakutan. Aku berlari menuju dapur, dimana biasanya Nadya menghabiskan waktu untuk memasak ketika pagi hari. Nihil, tidak ada Nadya disana. Aku berlari ke arah belakang, juga tidak ada. Hingga aku berjalan cepat ke depan, aku menemukan Nadya berdiri di ruang tamu sambil menenteng satu kantong plastik berwarna hitam berisi sayuran. Ah, dia baru selesai belanja. Aku lega dia masih disini.

“Ada apa? Kenapa muka kamu pucat begitu?” tanyanya, lalu mengambil langkah yang aku tau betul kemana arahnya.

“Nyariin kamu. Kenapa nggak pamit sih?” cercaku sambil meraih dan memeluk Nadya tanpa ragu.

“Kenapa sih?! Aneh banget deh kamu Gas. Bangun-bangun kok—”

“Aku mimpi buruk.” tembakku langsung agar Nadya berhenti meronta. Sejujurnya tidak ada yang aku karang, mimpi buruk itu memang menyapa mimpiku semalam dan aku nggak bisa tenang.

Tapi, Nadya tertawa dan membalas pelukanku dengan tepukan ringan di punggung. “Itu cuma mimpi, Gas. Bunga tidur. Ngapain kamu sampe kayak gini sih? Lepasin lah. Aku mau masak. Ntar kesiangan.”

“Kamu nggak nanya aku mimpi apa?”

Kami diam beberapa saat. Nadya berhenti melawan, dan aku menjauhkan diri untuk meraih kedua bahunya. “Memangnya, kamu mimpi apa? Aku mati?”

Aku melotot tajam. Kenapa bawa-bawa mati sih si Nadya ini?

“Nggak Nad. Tapi kamu ninggalin aku.”

Semburan tawa Nadya membuatku tercenung penuh kejut. “Kok ketawa?”

“Iya, aku ninggalin kamu. Ke rumah teh Ari buat belanja.” kelakarnya yang sukses membuat aku mendengus sebal. Candaan Nadya nggak lucu sama sekali. “Udah ih. Aku mau masak Gas. Kamu bisa telat ngantor nanti.”

“Please jangan tinggalin aku.”

Mata kami bertemu. Lalu Nadya mengusap pipiku lembut. “Enggak. Aku nggak akan tinggalin kamu. Udah, lepas.”

Aku berdecak dan melepas Nadya untuk pergi kedapur. Mataku melirik jam dinding yang masih menunjuk angka lima. Jam lima pagi dan aku sudah berfikiran buruk sebelum Nadya pergi ke kantor.

Nama Hansel benar-benar membuatku tidak bisa tenang dan tidur nyenyak.

“Aku masak tumis kangkung. Kamu mau di bekalin apa nggak?” teriak Nadya membuyarkan lamunanku dan berjalan ke arah dapur.

“Ya. Bekalin yang banyak. Nanti aku pulang telat.”

Nadya membeku mendengar jawabanku. Dia tidak menoleh dan terlihat menahan sesuatu yang ingin ia katakan. Namun suaranya terdengar sesaat kemudian. “Makan malam dirumah apa nggak? Kalau nggak, aku mau makan fast food aja.”

“Nggak tau. Nanti aku telepon.”

Nggak ada jawaban dari Nadya. Dia menuju meja dapur dalam diam dan mulai mengeluarkan tiga ikat kangkung dan mulai memetikinya.

“Nad,”

“Hmm.”

Okey, mari bicara.

“Hansel, apa kamu akan terlibat banyak kerjaan sama dia?”

Nadya kembali terdiam beberapa saat, lalu menunduk setelah sempat melirik ke arahku. “Eumm. Aku asistennya, tentu saja aku akan terlibat banyak kerjaan sama dia. Dia kepala Devisi baru Gas, jadi nggak mungkin dia langsung sat-set dan bisa menghandle semuanya di tempat kerjanya yang baru. Kamu pasti tau hal itu 'kan?”

“Aku...”

“Kamu nggak perlu takut aku selingkuh. Aku nggak mungkin ngelakuin itu.”

Aku tau Nadya nggak mungkin ngelakuin itu, cukup lega mendengarnya, tapi ada rasa takut jika firasat itu nanti bisa saja benar terjadi. Aku takut Nadya merasa nyaman disamping Hansel. Detik berikutnya ada rasa nyess menyakitkan ketika kalimat itu terucap dari bibir Nadya. Seolah dia sedang mengatakan kenyataan dengan sebuah sindiran padaku yang memperlakukan dia dengan tidak fair dalam pernikahan kami.

“Ya. Aku percaya sama kamu. Tapi,” aku menjeda kalimat yang kali ini ngebuat jantungku rasanya ingin meledak karena perasaan aneh yang terus memenuhi otak. “...aku tidak bisa menebak jika atasanmu itu tidak akan tertarik padamu.”

Nadya meletakkan pisau kecil di atas meja marmer dan menoleh sepenuhnya padaku. “Gas, kamu kenapa sih?! Kalau ini semua tentang mimpimu, tolong lupain, itu hanya—”

“Aku kenal satu orang yang bernama Hansel,”

“Hansel? Siapa?”

“Namanya, Hansel Tiono. Dia kakak tingkat dua semester di kampusku dulu.”

Nadya diam dan tidak menjawab, lalu berbalik dan melanjutkan pekerjaannya. “Intinya, nggak usah takut aku selingkuh. Aku bukan kamu.”

***

Ucapan Nadya sedikit banyak menyakiti perasaanku dan membanting mood ku pagi ini.

Dia menolak ku antar dan memilih membawa motor dengan alasan ingin mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu dan takut jika aku telat sampai di kantor. Aku nggak maksa dan melepas dia begitu aja.

Sepanjang perjalanan menuju kantor, berbagai pikiran berkelebat tanpa ampun di dalam otak. Nadya dan Hansel berada dalam satu ruangan yang selalu melibatkan mereka untuk bersama. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika ketakutan ku terjadi. Aku takut Nadya lebih memilih Hansel yang sempurna. Aku takut Nadya melepas ikatan kami, memilih berpisah, dan bersandar pada Hansel.

“Shit!!” umpatku keras saat sebuah motor menyalip dan menukik tepat didepan body depan mobilku. “Sial!!”

Entah untuk siapa aku mengumpat dua kali. Untuk motor itu, atau untuk pikiranku yang nggak mau diajak kompromi dan tenang.

Ponselku bergetar. Nadya mengirim pesan.

Nadya: Aku ada lembur sejam hari ini. Jadi kamu pulang jam berapa?

Aku menepikan mobil, berhenti sejenak untuk membalas pesan Nadya. Dia sudah sampai kantor ternyata.

Nggak terlalu malam. Cuma ada jadwal Gym sampai jam enam.

Nggak ada balasan setelah aku menunggu semenit, lalu aku memutuskan untuk kembali menginjak pedal gas dan menuju tempat kerja.

Okey. Mari percaya sama Nadya dengan ucapannya. Dia tidak akan ninggalin kami, dan dia tidak akan selingkuh seperti apa yang aku lakukan padanya. Sampai satu ide terbesit dalam otakku. Antara. Aku ingin meminta tolong pada teman Nadya itu untuk memberiku informasi tentang Nadya dan Hansel. Licik memang, tapi semua demi ketenangan hati yang terus meracau tidak jelas akan kehancuran hubungan aku bersama Nadya.

Aku tidak ingin pernikahan kami menguar terbang diudara seperti debu. []

^^^to be continued.^^^

🖤🖤🖤

Mampir juga ke cerita Vi's yang lainnya ya.

—Vienna (Fiksi Modern)

—Another Winter (Fiksi Modern)

—Adagio (Fiksi Modern)

—Dark Autumn (Romansa Fantasi)

—Ivory (Romansa Istana)

—Green (Romansa Istana)

—Wedding Maze (Romansa Modern)

—WHITE (Romansa Modern)

Atas perhatian dan dukungannya, Vi's ucapkan banyak terima kasih.

...See You....

Terpopuler

Comments

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

ceritanya bagus. menarik untuk di baca

2022-12-04

1

MACA

MACA

Sampe bab ini..masih penuh esmosi bacanya😡

2022-10-31

1

YuWie

YuWie

sampe bab ini..aku masih blm klik dg pikiran nadya dan bagas. seperti biasaaa karya othor memang begituuu..penuh puzzle 😀

2022-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Nadya Ayunda
2 2. Bagaskara Adewangsa
3 3. Nadya Ayunda
4 4 Bagaskara Adewangsa
5 5. Nadya Ayunda
6 6. Bagaskara Adewangsa
7 7. Nadya Ayunda
8 8. Bagaskara Adewangsa
9 9. Nadya Ayunda
10 10. Bagaskara Adewangsa
11 11. Nadya Ayunda
12 12. Bagaskara Adewangsa
13 13. Nadya Ayunda
14 14. Bagaskara Adewangsa
15 15. Nadya Ayunda
16 16. Bagaskara Adewangsa
17 17. Nadya Ayunda
18 18. Bagaskara Adewangsa
19 19. Nadya Ayunda
20 20. Bagaskara Adewangsa
21 21. Nadya Ayunda
22 22. Bagaskara Adewangsa
23 23. Nadya Ayunda
24 24. Bagaskara Adewangsa
25 25. Nadya Ayunda
26 26. Bagaskara Adewangsa
27 27. Nadya Ayunda
28 28. Bagaskara Adewangsa
29 29. Nadya Ayunda
30 30. Bagaskara Adewangsa
31 31. Nadya Ayunda
32 32. Bagaskara Adewangsa
33 33. Nadya Ayunda
34 34. Bagaskara Adewangsa
35 35. Nadya Ayunda
36 36. Bagaskara Adewangsa
37 37. Nadya Ayunda
38 38. Nadya Ayunda
39 39. Nadya Ayunda
40 40. Nadya Ayunda
41 41. Nadya Ayunda
42 42. Bagaskara Adewangsa
43 43. Nadya Ayunda
44 44. Bagaskara Adewangsa
45 45. Nadya Ayunda
46 46. Other side's Garden (Senior High School period)
47 47. Other side's Garden (Before Wedding)
48 48. Other side's Garden (Decision)
49 49. Bagaskara Adewangsa
50 50. Nadya Ayunda
51 51. Bagaskara Adewangsa
52 52. Nadya Ayunda
53 53. Nadya Ayunda
54 54. Bagaskara Adewangsa
55 Bukan hanya Nadya Dan Bagas, tapi Kita.
56 EXTRA PART (Eveana dan Evander)
57 Me Gustas Tu
58 My Angel Baby
59 We
60 Nightfall
61 Recognize You
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Nadya Ayunda
2
2. Bagaskara Adewangsa
3
3. Nadya Ayunda
4
4 Bagaskara Adewangsa
5
5. Nadya Ayunda
6
6. Bagaskara Adewangsa
7
7. Nadya Ayunda
8
8. Bagaskara Adewangsa
9
9. Nadya Ayunda
10
10. Bagaskara Adewangsa
11
11. Nadya Ayunda
12
12. Bagaskara Adewangsa
13
13. Nadya Ayunda
14
14. Bagaskara Adewangsa
15
15. Nadya Ayunda
16
16. Bagaskara Adewangsa
17
17. Nadya Ayunda
18
18. Bagaskara Adewangsa
19
19. Nadya Ayunda
20
20. Bagaskara Adewangsa
21
21. Nadya Ayunda
22
22. Bagaskara Adewangsa
23
23. Nadya Ayunda
24
24. Bagaskara Adewangsa
25
25. Nadya Ayunda
26
26. Bagaskara Adewangsa
27
27. Nadya Ayunda
28
28. Bagaskara Adewangsa
29
29. Nadya Ayunda
30
30. Bagaskara Adewangsa
31
31. Nadya Ayunda
32
32. Bagaskara Adewangsa
33
33. Nadya Ayunda
34
34. Bagaskara Adewangsa
35
35. Nadya Ayunda
36
36. Bagaskara Adewangsa
37
37. Nadya Ayunda
38
38. Nadya Ayunda
39
39. Nadya Ayunda
40
40. Nadya Ayunda
41
41. Nadya Ayunda
42
42. Bagaskara Adewangsa
43
43. Nadya Ayunda
44
44. Bagaskara Adewangsa
45
45. Nadya Ayunda
46
46. Other side's Garden (Senior High School period)
47
47. Other side's Garden (Before Wedding)
48
48. Other side's Garden (Decision)
49
49. Bagaskara Adewangsa
50
50. Nadya Ayunda
51
51. Bagaskara Adewangsa
52
52. Nadya Ayunda
53
53. Nadya Ayunda
54
54. Bagaskara Adewangsa
55
Bukan hanya Nadya Dan Bagas, tapi Kita.
56
EXTRA PART (Eveana dan Evander)
57
Me Gustas Tu
58
My Angel Baby
59
We
60
Nightfall
61
Recognize You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!