"Yud, temen-temen preman kamu udah siapkan? Tadi aku lihat Yasmin lagi di stand Indonesian food, kamu coba suruh temen premanmu itu buat gangguin dia, buat dia ketakutan kalau perlu lecetpun tak masalah" kata Riska kepada Yuda melalui telfon.
"Beres Ris, aku juga sekarang lagi di lokasi bazar nih, nanti aku susul dia" kata Yuda.
Riska mengakhiri telfonnya, kemudian matanya tak sengaja menangkap sosok pria yang pernah ia lihat di minimarket.
"Dia kan cowok yang kemarin di minimarket? samperin deh" gumam Riska pada dirinya sendiri lalu berjalan ke arah Yusuf fan Wildan.
"Halo mas, boleh kenalan nggak?" Sapa Riska pada Yusuf.
"Eh, iya" jawab Yusuf singkat sambil melihat ke arah Riska lalu melihat Wildan di sampingnya dan Wildan hanya mengangkat bahunya.
"Kenalin namaku Riska, nama masnya siapa?" tanya Riska
"Namaku Yusuf, maaf yah mbak, kami lagi buru-buru mau pulang" kata Yusuf dingin lalu menarik Wildan pergi meninggalkan Riska.
"Eh kok malah ditinggal sih? ck dasar cowok dingin" gerutu Riska sedikit kecewa karena ditinggal begitu saja.
--
"Lama banget sih Anna, atau aku kembali aja kali yah ke stand Korean food tadi?" ucap Yasmin berbicara sendiri sambil menghabiskan es cendolnya.
"Permisi mbak" sapa Yuda saat Yasmin hendak berjalan.
"Eh, iya mas, ada apa?" tanya Yasmin.
"Apa mba tau stand tempat makanan Arab dimana? katanya sih ada, tapi dari tadi saya cari-cari nggak dapat" bohong Yuda.
"Oh kalau stand makanan khas Arab ada di sebelah sana mas" kata Yasmin menunjuk ke arah stand makanan Arab yang memang agak jauh dari tempatnya.
"Apa boleh mbak anterin saya ke sana? pusing saya dari tadi muter-muter" ucap Yuda pura-pura bingung.
"Gimana yah mas? saya lagi nunggu teman saya soalnya" kata Yasmin bingung.
"Sebentar aja kok mbak, nnti mbak kan bisa balik lagi ke sini" kata Yuda
Yasmin berpikir sejenak, ia tak ingin berburuk sangka pada pria tersebut, tapi ia juga harus tetap waspada.
Akhirnya Yasmin memiliki ide, dia menelpon Anna melalui video call lalu membawa hape ke belakang tubuhmya sehingga menampilkan gambaran jalan dibelakang Yasmin yang saat ini akan Yasmin lalui. Tentu tanpa sepengatuan pria tersebut.
"Baik mas, masnya jalan disamping saya saja" kata Yasmin agar Yuda tidak mengetahui apa yang dilakukan Yasmin.
Merekapun akhirnya pergi.
--
Disisi lain,
"Duh, pasti Yasmin udah ubanan nih nungguin aku" kata Anna saat berjalan mencari tempat Yasmin membeli es cendol.
"Nah itu dia.. eh Yasmin lagi ngomong sama siapa tuh?" tanya Anna berbicara sendiri saat melihat Yasmin sedang berbicara dengan seorang pria.
Tring.. (suara hape Anna)
"Kok Yasmin video call aku?" monolog Anna merasa heran.
Anna pun mengangkat VC Yasmin tanpa bersuara sedikitpun untuk memastikan apa yang dilakukan sahabatnya itu.
"Loh! Yasmin mau kemana sama tu orang?" tanya Anna dalam hati saat melihat Yasmin pergi bersama seorang pria. Kemudian ia kembali melihat hapenya yang sedang tersambung dengan Yasmin dan memperlihatkan jalan yang dilalui Yasmin.
"Oh, sekarang aku ngerti maksud Yasmin VC aku" katanya masih dalam hati.
Dengan hati-hati Anna mengikuti kemana Yasmin pergi bersama pria itu. Dan seketika Anna terkejut ketika Yasmin tiba-tiba dibekap oleh pria tersebut saat berada ditempat yang tidak ramai.
"Astaghfirullah Yasmin!" kata Anna berbisik lalu mengikuti kemana pria tersebut membawa Yasmin.
Ternyata pria itu membawa Yasmin yang sedang memberontak ke gang yang sepi. Terlihat ada lima orang preman yang sedang menuggunya.
--
"Kalian siapa? kenapa membawaku kesini?" tanya Yasmin takut namun berusaha tetap tenang. Jangan lupakan hapenya yang masih setia dibelakangnya.
"Siapa kami itu tak penting nona, yang jelas sekarang kami ingin bermain dengan nona" kata salah seorang pria bertubuh besar tersebut.
Mendengar jawaban pria itu, Yasmin tersenyum sinis.
"Kenapa tersenyum nona? apa yang lucu?" tanya pria lainnya yang melihat Yasmin justru tersenyum alih-alih merasa takut.
"Lucu aja lihat kalian, kalian para pria dewasa bertubuh besar, tapi sayang mental kalian tak lebih dari mental anak kecil yang beraninya sama perempuan" sarkas Yasmin.
"Berani sekali kau berbicara begitu pada kami nona?" emosi pria tersebut mulai tersulut.
"Kenapa dengan perkataanku? betulkan? asal kalian tahu yah, ulah kalian yang seperti ini sama sekali tidak menunjukkan sikap gentle dan berani kalian, justru itu menunjukkan sikap kalian yang pecundang, dan secara tidak langsung mengatakan bahwa kalian lemah karena untuk melawan seorang yang lemah sepertiku saja harus main keroyokan. kata Yasmin tersenyum sinis.
"Kurang ajar kau" amarah pria tersebut hendak menampar Yasmin namun langsung di tahan oleh Anna yang datang diwaktu yang tepat.
"Jangan berani sentuh sahabatku yah, dasar preman cap kadal" kata Anna kesal.
-Bersambung-
Yuk dukung karya author dengan like, koment dan vote novel ini agar author lebih semangat lagi update cerita selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ria dardiri
la bener ni mak lampir nya
2022-12-17
1