Sore itu di sebuah rumah mewah, seorang pria tampan sedang mondar mandir di kamarnya membereskan barang-barang untuk ia bawa ke apartemen barunya.
"Kamu yakin mau pindahan sekarang Yusuf? kenapa nggak disini aja sih bareng Abi dan Ummi? sekarang di rumah ini tinggal Abi dan Ummi saja loh, sepi tau nak" rengek Ummi Ulfa pada anak pertamanya yaitu Yusuf.
Yusuf memang berencana pindah ke apartemennya sore ini setelah melalui pertimbangan yang matang. Ingin lebih mandiri dan tinggal di dekat RS A tempat ia bekerja agar lebih memudahkannya datang ke RS saat ada panggilan darurat sudah pasti merupakan alasan utamanya. Namun sebenarnya, ia juga ingin menghindari berbagai macam pertanyaan keramat yang akhir-akhir ini sering dilontarkan Ummi padanya. Yah apalagi kalau bukan
'kapan bawa calon menantu ke rumah?,
kapan nikah?,
umur Abi dan Ummi sudah semakin tua, kapan kami bisa menimang cucu?'
Sungguh pertanyaan yang begitu sulit untuk di jawab mengingat sampai detik ini belum ada satupun wanita yang berhasil dekat dengannya, mengingat sifatnya yang dingin dan kaku.
"Ummi.. Ummi tenang saja, Yusuf akan sering mengunjungi Abi dan Ummi saat akhir pekan" bujuk Yusuf sambil berlutut memegang tangan Umminya yang sedang duduk di pinggir ranjang Yusuf.
Abi hanya tersenyum sambil geleng kepala melihat tingkah istrinya yang tak rela jauh dari putra kesayangannya itu.
Tok tok tok
"Assalamu 'alaikum Abi, Ummi" seorang pria yang merupakan sahabat Yusuf tiba-tiba muncul di depan kamar Yusuf dan mengalihkan perhatian mereka.
"Eh nak Wildan, masuk nak" ajak Abi mempersilahkan
"Iya Abi" jawab Wildan lalu melangkah masuk sambil menciumi tangan Abi dan Ummi secara bergantian.
"Wildan kok tumben baru nongol? Ibumu apa kabar nak?" tanya Ummi dengan lembut.
"Iya maaf Ummi, kemarin lagi sibuk sekali di restoran soalnya. Alhamdulillah kabar Ibu baik Ummi, tadi Ibu titip salam" jawab Wildan dengan sopan.
"Wa'alaikum salam" jawab Ummi.
"Wil, mobil kamu udah siapkan? aku numpang mobil kamu dulu soalnya mobil aku lagi di bengkel nih" kata Yusuf.
"Siap tuan, apa mau langsung berangkat tuan?" canda Wildan yang seketika mendapat tabokan oleh Ummi di lengannya.
"Hehe bercanda Ummi, peace" lirih Wildan cengar cengir sambil mengangkat dua jari membentuk Peace kepada Ummi.
Abi dan Ummi mengantar putra dan sahabatnya sampai ke halaman, setelah berpamitan mereka pun pergi meninggalkan rumah kediaman kedua orang tua Yusuf.
Di dalam mobil
"Wil, kita singgah di minimarket dulu yah, aku mau beli bahan makanan biar nanti nggak bolak-balik lagi" ajak Yusuf.
"Okey okey" jawab Wildan masih tetap fokus nyetir.
Wildan pun memarkirkan mobilnya di halaman minimarket. Mereka berdua masuk ke dalam untuk berbelanja.
"Wil, kamu dorong trolinya yah, aku mau pilih bahan makanan dulu" kata Yusuf sambil memberikan troli ke Wildan.
"Ya elaa Yus, ngapain bawa troli segala sih, kamu bawa keranjang aja, nanti kita disangka pasangan yang sedang belanja bersama lagi, ogah ah" elak Wildan.
"Ya Allah Wil aku masih normal kali, pikiran kamu aja yang kejauhan mikirnya" kata Yusuf.
"Yang bilang kamu gak normal siapa Bambaang, aku kan cuma bilang nanti orang sangkaannya gitu". Kesal Wildan.
"Ah kamu aja yang terlalu suudzhon sama orang lain. Lagian berkat perdebatan ini, sekarang kita malah terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar di depan troli tau nggak" ucap yusuf malu sambil melihat sekeliling saat orang-orang mulai memperhatikan mereka.
"Ya udah gini aja, kamu belanja bawa keranjang sendiri, dan aku juga bawa keranjang sendiri, kita belanja terpisah aja biar keadaan lebih tenang" kata Wildan menawarkan solusi.
"Jadi, kamu beli bahan dapur, aku beli kebutuhan rumah dan toilet, gimana Yus?" lanjut Wildan yang kemudian disetujui oleh Yusuf.
Mereka pun berpisah mencari kebutuhan masing-masing.
"Selai sudah, mentega juga sudah, sekarang waktunya mencari roti" monolog Yusuf sambil mencari keberadaan roti yang ia maksud.
"Nah, itu dia rotinya" gumam Yusuf sambil berjalan mengambil roti yang ia sudah keker sejak tadi.
Namun siapa sangka, roti yang saat ini sedang ia pegang secara bersamaan juga di pegang oleh seorang gadis asing.
Seketika pandangan Yusuf terkunci pada sosok gadis cantik dan anggun dengan balutan hijab Syar'i di hadapannya, membuat jantung Yusuf seketika berdebar hebat. Perasaan aneh yang baru kali ini ia rasakan membuat tubuhnya seakan tak bisa bergerak.
"Maaf, rotinya buat masnya aja" kata gadis itu sambil menunduk yang seketika membuyarkan lamunan Yusuf.
"Eh, i-iya makasih" ucap Yusuf singkat seakan tak mampu berkata lebih panjang dari itu.
Karena semakin salah tingkah, ia pun segera berbalik dan pergi meninggalkan gadis tersebut dan temannya. Tanpa ia sadari seutas senyum tipis terukir di bibir Yusuf, entah apa yang ia rasakan saat itu.
Di sisi lain, Wildan telah selesai berbelanja, ia sedang menunggu Yusuf tidak jauh dari tempat kasir.
"Mana sih tuh bocah? lama amat belanja bahan makanannya kayak mau buka restoran aja" gerutu Wildan berbicara sendiri.
"Eh, itu dia orangnya" lanjut Wildan saat melihat Yusuf berjalan ke arahnya. Namun, ia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu, karena sepanjang perjalanan sampai berhenti di depan Wildan ia tak pernah berhenti senyum-senyum sendiri. Sesuatu yang sangat jarang terjadi melihat Yusuf tersenyum sendiri seperti itu.
Wildan mendekatkan tangannya pada kening Yusuf.
"Humm? tidak demam" lirih Wildan namun masih belum menyadarkan Yusuf dari lamunan dan senyum bahagianya.
Tanpa aba-aba...
"A'uudzubillaahi minasysyaithoonirrojiim, bismillahirrohmaanirrohiim, Allahulaa ilaaha illahu wal hayyul qoyyum, laa..."
pembacaan ayat kursi Wildan terputus saat Yusuf langsung menepis tangan Wildan yang sudah berada di ubun-ubunnya seolah ingin meruqyah Yusuf yang menurutnya sedang kerasukan.
"Astaghfirullah Wil, kamu pikir aku kesurupan apa!" kata Yusuf kesal.
"Yaa habisnya kamu sih melamun sambil senyum-senyum dari tadi, seperti orang kesurupan saja" balas Wildan agak legah karena ternyata sahabatnya itu tidak kesurupan.
Sontak tingkah mereka menjadi bahan tontonan orang sekitar, ada yang tertawa, ada yang geleng kepala dan parahnya ada yang sampai merekam mereka.
Di sisi lain, ada sepasang mata yang memperhatikan tingkah Yusuf dari kejauhan sambil tersenyum.
"Ganteng dan lucu juga tuh cowok" kata gadis itu berbicara sendiri.
-Bersambung-
Yuk dukung karya author dengan like, koment dan vote novel ini agar author lebih semangat lagi update cerita selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ria dardiri
😘😘😘😘
2022-12-17
1
Ria dardiri
😀😁😂
2022-12-17
1
Ria dardiri
palingan dag dig dug Gitu😀😁
2022-12-17
1