Wanita cantik itu masih berdiri dan terus berteriak memanggil nama Yiwen.
"Yiwennnn....."
"Yiwennnn kamu di dalam apa tidak.."
"Jangan bohongi aku..."
"Ley usir dia pergi " ucap Lian yin beranjak pergi.
"Baiklah" Ley
"Lebih baik kamu pergi dari sini" Leymenarik kasar tangan wanita itu keluar dari rumah.
"Tunggu" teriak Yiwen berlari menuruni tangga menuju ke depan rumah.
"Jangan bawa dia pergi, dia itu teman aku yang juga mau numpang tinggal juga di sini" ucap yiwen dengan napas masih terenga enga.
"Siapa yang menyuruh kamu bawa teman ke sini" Lian yin berbalik arah dan mendekati Yiwen .
"Aku mohon dia butuh tumpangan juga... orang tuanya sudah tidak ada. Dan dia juga tidak punya apa apa lagi." Yiwen menarik narik tangan Lian yin. Ya, meskipun dia berbohong, ia harus membuat Lian yin mempercayainya.
"Apa urusan ku, aku tidak izinkan " ucap Lian yin melempar wajahnya berlainan arah.
"Ya, kali ini saja aku mohon padamu" Yiwen terus memohon pada Lian yin lelaki bengis itu.
"Tapi dengan satu syarat kamu harus mau nuruti apa kataku.." ucap Lian yin dengan nada dinginnya bergegas pergi.
Yiwen sangat bahagia langkah pergi Lian yin menunjukan. Ia membolehkan temannya tinggal di rumahnya. Yiwen hanya terdiam ia menghiyakan ucapan Lian yin. Dan menarik tangan teman perjuangan itu masuk ke dalam kamarnya. Tak langsung berbincang taupun berkenalan. Yiwen segera membantu temannya menata baju ke dalam lemari besar di depannya.
Hari ini adalah awal dari semuanya. Yiwen sudah mendapatkan bantuan dari ketua agen Intelejen dan akan segera melaksanakan tugas secepat mungkin. Tak hanya berdiam ia berbincang tentang rencana mereka untuk segera mendapatkan dokumen.
Ia juga berencana untuk melaksanakn tugas diam diam tanpa sepengetahuan deretan lelaki aneh itu. "Oya kenalkan aku Mia.." ucap mia melempar senyum manisnya. Ia mengulurkan tangan pada Yiwen di yang duduk di samping antara koper besarnya.
Yiwen tersenyum menerima uluran tangan Mia. "Ssssttt. udah jangan bilang nama kamu.. aku sudah tahu siapa nama kamu" ucap Mei
Tak lama terdengar suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar mereka.
"Tok...Tok....Tok..."
"Siapa" teriak Yiwen berjalan mendekati pintu.
"Aku Lie Wei, kalian cepat keluar, ayo kita makan bersama" teriak Lie Wei di balik pintu kayu yang menghalangi mereka.
"Iya kamu pergi saja dulu, nanti kita menyusul" teriak Yiwen
Yiwen mendekati mia dan menariknya untuk segera keluar makan. Ia yakin jika mia masih belum makan daei tadi. Ya, tapi Yiwen sudah makan ia berniat pergi untuk mencari lian yin. Ia ingin mencari inti lebih dalam tentang dirinya. Di balik wajah dinginnya menyimpan banyak rahasia di dalam dirinya.
Yiwen semakin penasaran pada lian yin. terkadang dia cuek terkadang tiba-tiba baik hal itu yang membuat Yiwen curiga padanya. Ia harus berusaha mendekati lian yin untuk mendapatkan informasi. Di balik kisah hidupnya pasti ada hubungannya dengan dokumen itu. Ia menggunakan kemampuan analisannya yang tidak di ragukan lagi untuk mencari tahu tentang diri seseorang.
Sebenarnya Yiwen tak ingin cari tahu kehidupan orang. Karena ia bukan tipe wanita kepo pada kehidupan siapa pun. Namun pemikirannya berubah seketika ia ingin mencari tahu tentang jati diri lian yin karena sebuh dokumen penting yang akan ia curi itu.
"Kamu makan dulaan aku ada urusan" ucap Yiwen menyentuh pundak mia mendorongnya segera duduk di kursi.
"Kalian jaga temanku ini awas jika berani macam macam" ucap Yiwen pada Ley dan Lie Wei yang duduk di depan mia.
"Kamu mau kemana, apa gak butuh bantuanku" ucap mia menarik tangan yiwen.
"Aku bisa sendiri kalian makan saja bertiga. Aku tadi sudah makan dengan Lian yin" ucap Yiwen bergegas pergi dengan langkah terburu-buru.
Ia segera mencari kamar Lian yin rumah yang begitu luas dengan banyak kamar di dalamnya membuat ia bingung harus membuka satu persatu pintu dari ruangan di sana.
Ia menemukan salah satu ruangan mungkin sangat rahasia dan tidak bisa di buka dengan tangan biasa. Ruangan itu tertutup menggunakan kunci berbentuk bulan. Yiwen menganalisa bagaimana cara membuka pintu tersebut tanpa menggunakan kunci. Ia menatap sekeliling pintu itu dari atas hingga bawah.
"Sepertinya ini ruangan berlapis tiga pintu. Pintu pertama kunci bulan. Ke dua menggunakan kode. Dan ke tiga sidik jari" ucap Yiwen berpikir sejenak ia memegang dagunya mencoba memikirkan cara sebelum Lian yin tahu.
"Ini ruangan apa kenapa begitu banyak pintu yang terkunci. Semakin panasaran pasti ada rahasia besar di dalam nya" batin Yiwen.
"Tak...tak..tak.." suara hentakan sepatu berjalan mendekatinya.
Yiwen segera bersembunyi di balik lemari barang-barang antik kecil di sampingnya.
Wanita itu mengintip di balik lemari siapa yang berjalan mendekatinya. Ia ingin tahu cara membuka pintu itu dengan mudah.
"Lian yin...??"
Lian yin menoleh melihat sekelilingnya yang tidak ada tanda tanda ada seseorang namun, ia melihat jari kaki seorang wanita di balik lemari. Ia tersenyum tanpa memanggil Yiwen yang diam diam mengintip di balik lemari itu. dan ia begegas membuka pintu berlapis satu persatu masuk ke dalam .
"Sepertinya aku harus berhati hati jika masuk ke sana" ucap Yiwen, ia melihat situasi yang terlihat sudah aman. Wanita itu mencoba mencari cara matanya tertuju pada kalung bulan yang masih menempel di pintu.
"Kenapa dia meninggalkan kuncinya... apa dia lupa atau sengaja.." batin Yiwen.
Namun ia tidak perduli rasa penasaran semakin kuat melihat isi di dalam ruangan itu.
Ia segera membuka pintu pertama dengan mudah. Dan pintu ke dua itu sangat mudah ia pecahkan kodenya. Dan pintu ke tiga ia harus berfikir keras untuk membukanya. Ia teringat alat seperti lembaran kertas kecil untuk menirukan sidik jari seseorang. Ia segera menempelkan sidik jarinya di atas kertas itu. Pintu terbuka dengan mudah.
"Yeaaahhh" Yiwen tersenyum girang berjalan masuk perlahan . Semua terlihat sangat gelap. Dan tiba-tiba pintu tertutup dengan sendirinya membuat Yiwen sontak terkejut.
"Kenapa semua gelap" ucap Yiwen terus berjalan perlahan . Ia tidak bisa melihat apapun di sana semua gelap dan sangat gelap.
Ada seseorang menarik tangan Yiwen memepetkan ke tembok yang terlihat sangat gelap. "Aaargggh hantu...." teriak Yiwen tepat di telinga orang itu.
"Jangan sakiti aku hantu sialan..." teriak Yiwen berkali kali.
Lampu menyala seketika. Yiwen masih menutup ke dua matanya, ia menyangka jika dia di tarik hantu penunggu rumah Lian yin.
"Terrnyata benar dugaanku" .
Suara berat lelaki yang sangat familiar di telingannya.
Yiwen perlahan mendongakkan kepalanya menatap seseorang lelaki di depan itu.
"Kamu??" mata Yiwen terbelalak seketika melihat Lian yin mengetahui jika dia membututinya.
"jadi dari tadi kamu tahu jika aku mengikutimu dan sengaja meninggalkan kunci bulan di pintu" ucap yiwen menepis tangan Lian yin yang masih memegang erat tangannya.
"Kamu pintar juga... tapi kenapa dari awal kamu tidak curiga.." ucap Lian yin beranjak menuju ke sofa di dekat meja pojok kanan.
Pandangan Yiwen mulai terpanah melihat berbagai senjata tertata rapi di lemari kgusus untuk senjata api di ruangan itu. Mulai dari senapan . Dan berbagai macam pistol ada juga berbagai senjata lainnya yang di gunakan untuk penembak jitu. Semua senjata itu sangat langka. Yiwen yang juga ahli menembak ia bisa tahu macam senjata yang bagus dan tidak .
"Senjata ini unik juga, boleh buwat aku" ucap Yiwen mencoba senjata itu dengan menyipitkan mata kanannya seakan akan membidik sasaran.
"Pistol itu sangat langka, dan jika mengenai sasaran tak tanggu dia akan mati di tempat. Peluru di dalam mampu mencabik-cabik organ dalam sasaran dan lapisan racun di balik isi pelu pistol ini." ucap Yiwen memaikan memutar pistol itu di jemari tengahnya.
"Kamu tenyata pintar juga mengenali jenis pistol. Aku akan memberikan itu padamu" ucap Lian yin membaringkan badannya.
"Tapi tolong badan aku sekarang terasa capek kamu harus pijiti aku sekarang. Jika kamu ingin pistol itu" ucap Lian yin memejamkan matanya perlahan.
"Shiit.. sebuah pistol harus pijiti kamu" ucap Yiwen beranjak mendekati Lian yin dengan wajah nampak sangat marah.
Lian yin menarik tangan Yiwen mendekatkan tubuhnya ke wajanya ia membisikkan sesuatu di telinga kanan Yiwen.
"Iya, tapi pijit plus-plus" .
Mendengar ucapan Lian yin dan Yiwen sontak mendorong kasar tubuh Lian yin ke sofa.
"Dasar otak mesum." ucap Yiwen beranjak pergi tak menghiarukan Lian yin yang masih berbaring. Ia bejalan keliling melihat dan menyentuh serta menganalisa berbagai tipe senjata di ruangan itu yang belum pernah ia lihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Nadzifah
cerita nya mirip kayak dikomik manga ini.....
2022-05-15
0
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
Yi yg tak pernah berhati hati selalu gegabah dlm bertindak bhs jawa nya grusa grusu. payah
2021-01-23
0
Aam Sumiati
Teman masa kecil ketika dewasa di pertemukan lg oleh keadaan yg berbeda.
2020-12-20
0