"Kamu mau kemana bodoh?" teriak Lian yin mencegah Yiwen pergi.
Langkah yiwen terhenti mendengar kerasnya suara Lian yin yang membuat telinganya berdenging seketika.
Yhing yhi nampak muram, ke dua alisnya tertarik ke atas secara bersamaan dengan kelopak matanya. Tatapan tajam tidak suka tertuju pada Yiwen.
"Siapa wanita itu beraninya deketin tunanganku" batin Yhing yhi menatap tajam pada Yiwen.
Ia seakan menemukan saingan baru untuk mendapatkan Lian yin.
-------------
"Bodoh!!" ucap Lian yin menarik bahunya membuat yiwen memutar badannya tepat di dada bidang Lian yin. Ia mencengkram kasar bahu Yiwen membuat Yiwen meringis kesakitan.
"Dasar pria mata keranjang" ucap Yiwen menginjak keras kaki kiri Lian yin.
"Arrrgggg.. sialan kamu?" teriak Lian yin meringis kesakitan melepaskan cengkraman tangannya.
Yiwen tersenyum senang menggoda Lian yin yang semakin marah di buatnya.
"Jangan seenaknya menyentuhku, urus saja calon istri kamu" Yiwen senyum girang bergegas pergi meninggalkan Lian yin menuju ke toilet yang nampaknya tak jauh dari tempat ia berdiri tadi.
Dengan berjalan hati hati memutar mata. Ia menoleh keluar ke arah toilet. Saat situasi sudah aman ia merasa sudah aman dari Lian yin bisa mengeluarkan ponselnya.Tangannya mencari ponsel di dalam tas kecil yang ia bawa.
Sebenarnya Yiwen memang ingin berusaha menghindar dari Lian yin yang dingin dan kasar itu untuk membuka ponselnya dan menghubungi Feng yin, tanpa sepengetahuannya. Ya, karena sifat dinginnya membuat Yiwen takut berbuwat bodoh di depannya. Jika dia tahu pasti akan membuang ponsel Yiwen dan tidak akan membiarkan yiwen menghubungi siapapun lagi.
Dengan jemari seakan sangat panik. Yiwen segera mencari nama Feng yin di dalam ponselnya. dengan segera ia menghubungi Feng yin.Ia terus berdecak kesal tak kunjung ada jawaban dari Feng yin.
"Feng yin...kamu di mana cepat angkat!" ucap Yiwen bergumam dengan wajah nampak panik matanya menatap sekeliling toilet itu. Yiwen mencoba berkali kali menelfon Feng yin namun kasih tetap tak ada jawaban. Ia terus bergumam kesal Feng yin, tidak segera mengangkat telfonnya.
Tak lama Feng yin menerima panggilannya daei sekian puluhan panggilan tak terjawab.
"Kenapa lama sekali angkatnya?" ucap Yiwen lirih.
"Yiwen kamu di mana sekarang, kenapa kamu baru menghubungiku"ucap Feng yin. Dengan nada nampak sangat khawatir pada Yiwen.
"Tenang saja aku sekarang di tempat yang aman, aku akan menyelesaikan misiku sendiri. Nanti jika ada yang mencariku suruh temui aku di perusahaan Lian yin. Biar dia temani aku disini untuk melaksanakan tugas bersama. Dan bilang pada ayah jangan khawatirkan diriku. Aku baik baik saja di sini" ucap Yiwen berbicang dengan mata nampak melirik ke arah luar toilet. Ia takut jika Lian yin akan segere menemukannya di dalam.
"Kenapa kamu di sana apa kamu tahu siapa pemilik perusahaan itu. Sangat berbahaya bagi kamu sendiri di sana demi misi itu kamu rela korbankan dirimu sendiri" ucap Feng yin nampak sangat khawatir pada keselamatan Yiwen.
"Tenang saja aku bisa jaga diri, jangan remehkan aku lagian aku ahli dalam hal beladiri kan" Yiwen mencoba menenangkan Feng yin agar tidak terlalu khawatir padanya
"Baiklah, jaga diri kamu baik baik. Dan jangan lupa makan jangan suka makan mie instan lagi" ucap Feng yin mulai memperhatikan kekasihnya itu.
"Siap bos?"
Pandangan Yiwen tertuju pada luar toilet. Membuat matanya terbelalak seketika. Melihat Lian yin berjalan tegap dengan tatapan dinginnya menuju ke toilet khusus wanita tanpa malu maupun ragu untuk masuk.
"Udah ya. Aku sekarang lagi sibuk nanti malam aku hubungi kamu lagi" ucap Yiwen finish. Ia segera mematikan telfonnya memasukan ponselnya ke dalam tas kecil. Ia berlari menuju ke dalam toilet berpura pura untuk buang air kecil.
Tanpa sepengetahuan Yiwen, Lian yin berdiri dengan ke dua tangan di lipat ke dada. Wajah dinginnya mulai tak sabar menunggu Yiwen yang tak kunjung keluar dari kamar mandi. Ia terus berdecak kesal dengan kaki kanan di hentakkan ke lantai. Tanpa kesabaran lagi. Lelaki dingin itu bergegas masuk ke dalam toilet .
"Brukkk..." ia menabrak yiwen tepat di depannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini" ucap Yiwen mengibaskan badannya bekas tabrakan dengan Lian yin.
Tanpa banyak bicara lian yin manarik tangan Yiwen kasar melewati beberapa pegawai yang masih sibuk dengan pekerjaan masing masing.
"Kamu mau membawaku kemana?" Yiwen meronta terus memukul tangan lelaki dingin di depannya itu.
Tanpa menjawab cengkraman Lian yin semakin erat membuat Yiwen meringis kesakitan. Ia terdiam seketika seakan mulutnya terkunci rapat tidak mau banyak bicara lagi. Cengkramannya sangat kuat Yiwen tak sanggup menahannya.
Meskipun Yiwen ingin sekali memukuli wajah Lian yin berkali-kali dan mendangnya. Ia mengurungkan niatnya itu di perusahaan Lian yin banyak pegawainya. Pasti dengan segera polisi akan datang dan menangkapnya karena kasus penganiayaan. "Ahh tidak .... tidak....aku tidak mau di penjara" ucap Yiwen sontak terbangun dari lamunannya.
"Apa yang kamu katakan berisik, jika kamu terus meronta aku akan semakin mencengkram erat tanganmu tak tanggung aku akan mematahkan tanganmu dengan mudah" Lian yin nampak sangat dingin terus berjalan menuju ke ruangannya.
Nampak seorang artis itu duduk santai di sofa. Gaunnya terlihat sangat pendek saat duduk hingga terlihat paha yang sangat mulus. Namun Lian yin tak sedikitpun melirik ke arah wanita itu.
"Dia sangat seksi namun, ia tidak melihatnya sama sekali. Lelaki ini normal atau tidak sebenarnya" batin Yiwen menatap dari samping wajah dingin lian yin.
Yhing yhi senyum menggoda manatap nakal mata lian yin.
"Lian yin sini aku sudah menunggu mu dari tadi, kenapa kamu bawa wanita kumel itu lagi" Yhing yhi menarik miring bibir kanannya. Ia terlihat sangat tidak suka dengan Yiwen selalu di sampingnya.
"Lihat tu pacar seksi kamu lama-lama bikin muntah lihat dia" bisik Yiwen tepat di telinga kanan Lian yin.
"Kamu kemari!!" ucap Lian yin dengan nada datarnya.
"Dan kamu Yiwen, duduk di sofa jangan pergi kemana mana" ucap lian yin dengan nada semakin tinggi.
Yiwen memutar matanya malas, ia menggertakan kaki. Ia terlihat sangat kesal dan duduk di sofa melempar pandangannya berlawanan arah.
Lian yin duduk di kursinya dengan tangan memegang pinggang langsing Yhing yhi di atas meja
Yiwen melotot seketika melihat aksi Lian yin dengan Yhing yhi di depan matanya. Yhing yhi duduk di atas meja kerja Lian yin dengan tangan melingkar ke leher lelaki dingin itu.
Tanpa rasa malu wanita ****** itu mencium lembut bibir Lian yin di depannya. Ia berdesah menikmati ciuman panas dengan lelaki dingin dan jutek itu.
Lian yin menerima ciuman Yhing yhi dan turun ke bawah dada Yhing yhi. Terlihat Yhing yhi nampak sangt menimati ia terus berdesah.
"Dasar pria munafik. Matanya tidak melirik saat di sampingku tidak melirik sama sekali tubuh Yhing yhi tapi dia juga menikmatinya juga" batin Yiwen mengerutkan bibir seksinya. Ia merasa sangat tidak nyaman berada di sana semakin lama mereka semakin liar . Desahan Yhing yhi semakin terdengar jelas membuat telingannya merasa sangat gatal di buatnya.
Yiwen berdecak kesal ia sontak berdiri dari duduknya. Wajahnya terlihat memerah dengan rahang mulai mengeras. Amarahnya sekaan meluap melihat mereka bermesraan di depannya.
"Kalau kalian mau mesum atau berhubungan intim aku akan keluar . Kalian berdua sama sama menjijikan yang satunya mata keranjang yang wanita murahan. Memang kalian benar benar cocok" bentak Yiwen melangkahkan kakinya pergi
"Kamu mau kemana, jangan pergi dari sofa atau aku akan meledakkan rumah kamu" ucap Lian yin dengan tangan masih memegang milik Yhing yhi.
"Cepat kemari kalau tidak aku akan mempraktekan ini juga padamu nanti" ucap lian yin.
"Dasar lelaki gila!!" ucap Yiwen pergi.
Lian yin melepaskan tangannya di bahu Yhing yhi dengan segera ia beranjak berdiri berlari menuju pintu mencegah Yiwen untuk membuka pintu.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi" dengan sigap lian yin memegang kepala Yiwen dan menciumnya kasar .
Yiwen mendorong keras tubuh Lian yin.
"Pakkkk..." sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan lelaki dingin itu. Bekas tangan nampak jelas di wajah Lian yin.
"Kamu berani menamparku. Lihat saja aku akan berbuwat lebih dari itu dada datar" ucap Lian yin tepat di telinga kiri Yiwen sontak membuat Yiwen refleks mendorong tubuh Lian yin membentur ke pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Aam Sumiati
Bagus Yiwen lawan dia jangan mau kalah sama pria aneh
2020-12-19
0
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
heran dehhh ... aneh smua ....
🤷🤷🤷🤷
2020-11-19
1
Jenny
muak gue sm si lian yin
2020-10-23
2