Lian yin menarik tangan Yiwen melemparkan tubuhnya kasar ke sofa putih di depannya. Ia menarik dagu manis Yiwen secara kasar. "Tidak ada yang bolehkan kamu pergi kecuali aku yang menyuruhmu ingat itu" nada dingin Lian yin tidak membuat Yiwen goyah sedikitpun.
Yiwen merasa sudah mulai muak dengan wajah Lian yin, batang hidungnya mulai berkerut, bibir atas naik tipis. Memandang wajah Lian yin semakin membuat ia ingin sekali memukulnya.
Yiwen menepis kasar tangan lian yin di dagunya menarik bibirnya sedikit dan tersenyum tipis.
"Jangan harap kamu bisa menyuruh aku sesuka hatimu" ucap Yiwen dengan nada datarnya
Lian yin tertawa kecil mendengar ucapan manda, "Kamu milikku, sekarang. Tidak ada yang bisa menyelamatkamu meskipun pacar kamu sekalipun gak usah munafik gadis cantikku. Sebenarnya kamu mebikmati saat bersamaku kan. Aku yakin pacar kamu tidak pernah memuaskanmu ya?" Lian yin mendekatkan wajahnya.
"Itu tidak ada hubungannya denganmu, dan Feng yin itu lebih baik dari pada kamu tahu gak. Dia sangat menghargaiku tidak pernah sekalipun menyentuhku" Yiwen mendorong karas tubuh Lian yin menjauh darinya.
"Eh.. Kamu jaga itu lelaki kamu, jangan suka goda wanita lain jika sudah punya tunangan jangan tergiur cantiknya wanita lain" ucap Yiwen menunjuk ke arah Yhing yhi yang masih duduk di atas meja.
Yiwen menghentakan kakinya duduk kembali di sofa putih menyilangkan kakinya dengan wajah terlihat memerah. Ke dua tangan di lipat ke dada dengan bola mata menyala nyala menandakan emosinya mulai memuncak.
Tak jauh beda dengan Yhing yhi nampak mengernyitkan bibirnya. Ia terlihat sangat kesal. Pada Lian yin dan Yiwen.
Suara dering ponsel Lian yin terdengar jelas ke telinga. Lelaki itu berjalan tegap menuju ke meja kerjanya mendorong kasar tubuh Yhing yhi agar ia pergi dari mejanya.
"Pergi dari sini aku tidak mau melihat wajahmu lagi" nada tinggi Lian yin sontak membuat yhing yhi menghela napas, kedua alisnya terangkat .
"Shittt..." ia menghentakkan kaki bergegas pergi dengan penuh kemarahan. Ia terus berdecak kesal menatap tajam wajah Yiwen.
"Awas kamu!!" Batin Yhing yhi menutup kasar pintu ruangan lian yin.
"Braaaakkkkk..."
Suara pintu yang terdengar keras itu Sontak membuat semua mata di luar ruangan Lian yin tertuju padanya bingung. Seakan gak punya wajah Ia tidak perdulikan pandangan kesal mereka. Hatinya terasa sangat kecewa marah jadi satu. Ia terus berjalan menelusuri para pegawai yang terus memandangnya.
"Bukannya itu artis.."
"Sepertinya dia lagi marah karena ceo Lian yin tidak suka dengannya"
"Iya, sepertinya begitu.."
"Dan kabarnya juga ceo. Lian yin bawa wanita tinggal di rumahnya"
"Lagian juga cantikkan wanita yang ceo Yin bawa dari pada artis itu wajahnya hanya penuh make up"
Terdengar jelas Suara gosip para pegawai itu di telinga Yhing yhi. dengan tatapan tajam ke arah Yhing yhi. Gak bisa menahan emosinya Yhing yhi menghampiri gerombolan para pegawai itu.
Ia berjalan penuh marah bola matanya mulai melebar menarik kerah salah satu pegawai itu.
"Apa yang kamu bilang, katakan lebih keras. Jika aku kendengar kalian berbicara tentang aku di belakangku. Aku tidak akan segan segan menyakiti kalian semua..ingat itu" Yhing yhi semakin mencengkram erat kerah pegawai itu yang mulai gemetar ketakutan.
"Lepaskan tanganmu itu.. jangan bikin onar di kantor ini" Ley datang menghampiri Yhing yhi.
Ia menggeram bibirnya menarik kembali membentuk huruf o. Yhing yhi mendengus kesal beranjak pergi
----------------
----------------
Sementara di dalam kantor Yiwen masih nampak terdiam di sofa, ia mulai bosan menyangga dagunya di atas meja. Ia tidak suka berdiam diri terus di dalam. Bola matanya memutar ke atas ke bawah tanda ia mulai merasa malas. dengan kaki menghentak hentakan ke lantai untuk menghilangkan rasa bosan yang semakin melunjak di tubuhnya.
Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan Lian yin. Sebenarnya ia ingin pergi bukannya dia tidak bisa pergi namun karena dia tidak mau rumah ayahnya akan di ledakan seperti ancaman Lian yin. Sebelum ia bisa mengambil dokumen dan remot pengendali itu ia berencana akan pergi dari hadapan Lian yin lelaki ganas dan bengis yang haus dengan belaian para wanita itu semakin membuat Yiwen merasa jijik.
Yiwen merasa ingin menghubungi Feng yin agar ia bisa membantunya melepaskan perangkap peledak di rumahnya. Hanya Feng yin yang bisa membantunya. Kecerdikannya dan kejelihannya membuat ia pasti sangat mudah untuk melepaskan perangkap itu.
"Kenapa kamu diam?" tanya Lian yin
Membuat yiwen mendongakan dagunya menatap Lian yin yang sudah berdiri tepat di depannya.
"Apa kamu tidak bisa jika tidak mengejutkan ku terus" ucap Yiwen beranjak dari duduknya.
"Sekarang ikut aku" tanpa persetujuan Yiwen lelaki itu menarik kasar tangannya pergi dari ruangan.
"Sebanarnya kamu mau membawaku kemana??" ucap Yiwen meronta-ronta mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Lian yin yang semakin erat.
Ia meringis kesakitan namun mulutnya seperti terkunci tidak bisa bersuara sama sekali di hadapan Lian yin sialan itu.
Pandangan para pegawainya tertuju pada wanita cantik di samping Lian yin itu. Semua nampak sangat antusias melihat mereka.
"Mereka serasi ya...."
"Aku lebih suka tuan yin dengan gadis itu dia sangat polos dan juga cantik natural tanpa make up..."
"Iya,, dari pada artis itu udah suka marah marah..."
"Iya, menurutku sih di banding artis itu lebih cantikan nona itu."
Celoteh para pegawai dengan tatapan penuh senyum ke arah Yiwen dan Lian yin.
Yiwen mebelalakan matanya mendenagr ucaoan pegawai itu. Kenapa smeua bisa menggosipkan dia dengan Lian yin sialan itu.
"Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri" ucap Yiwen menarik tangannya.
"Jangan banyak bicara...." sesampai tepat di parkiran mobil ia membuka pintu mobil dan mendorong kasar Yiwen duduk di kursi depan Di sampingnya.
Mereka segera pergi keluar dari kantor.
Hingga mobil melaju keluar menuju jalan raya Suasana hening tak saling bicara dan saling menatap satu sama lain. Hanya hembusan ac dan suara lagu klasik yang menghilangkan rasa jenuh di benak Yiwen.
Mereka berdua nampak saling canggung satu sama lain tidak ada yang mencoba saling sapa. Atau mulai pembicaraan lebih dulu.
Yiwen memandang di balik kaca mobil dengan tatapan kosongnya. Ia terkejut tiba tiba Feng yin berdua di dalam mobil bersama Yhing yhi. Mereka berbincang terlihat sangat akrab satu sama lain. Senyum lepas Feng yin membuat Yiwen merasa sangat kecewa. Ia tidak pernah seperti itu sebelumnya.
"Lihat tu pacar yang kamu damba-dambakan . apa kamu masih mau bertahan dengan dia?? Lian yin melirik ke arah Yiwen.
Yiwen hanya terdiam hatinya merasa sangat terluka ternyata diam diam Feng yin juga berkencan dengan Yhing yhi. Ia mengira Feng yin adalah tipe lelaki yang setia perduli padanya dan tanggung jawab namun kenyataan berbalik arah. Ia sekarang tahu yang sebenarnya tentang Feng yin dengan mata kepalanya sendiri. Tak hanya sama dengan lelaki bengis di sampingnya ini mereka sama sama pecinta wanita.
Lian yin seakan tahu apa isi pikiran Yiwen.
"Sekarang kamu tahu kan gimana kelakuan lelaki kesayanganmu itu.." ucap Lian yin yang masih fokus pada jalan di depannya. Lian yin tersenyum tipis melirik Yiwen yang tak hentinya memandang Feng yin.
Ia melanjutkan pembicaraannya lagi.
"Mau sampai kapan kamu menatap mereka, kenapa kamu tidak tunjukan pada mereka jika kamu tidak perduli dengan hubungan mereka. Seorang wanita yang terkenal kuat sebagai agen itelijen ternyata bisa sedih seperti itu." ucapan lian yin sontak membuat Yiwen bisa berpikir sejenak.
Cara bicaranya tak seperti biasa yang terlihat dingin dan bengis. Kini ia merasa Lian yin seperti teman sekaligus musuh. Lian yin tenyata bisa menasehatinya membuatnya bisa berpikir sejenak.
"Ada benarnya apa yang di katakan Lian yin, sepertinya ia harus membuat Feng yin berfikir jika dia itu salah dan aku tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan di belakangku. Aku harus bisa menunjukan pada mereka semua" batin Yiwen ia melirik sejenak ke arah Lian yin. Menatap wajah Lian yin dari ujung kepala hingga kakinya.
Ia masih menimang nimang tentang pikirannya itu. Yiwen memegang dagunya mengangguk anggukan kepalanya pelan menatap lian yin.
"Yeaahhh.... aku ada ide..." teriak Yiwen sontak lian yin mengerem mobilnya mendadak.
"Shiiiittt" berhenti tepat di tengah jalan.
Yiwen terbentur dasboard mobil.
"Apa kamu mau membunuhku?? kenapa kamu berhenti mendadak seperti itu" yiwen menyentuh dahinya yang terasa sakit.
"Tit...tit...."
"Titt..Tittt..."
"Woy kenapa berhenti di tengah jalan"
"Minggir woy..."
"Titt....Titt..."
Teriakan dan Suara klakson mobil terus terdengar keras semakin keras namun Lian yin tidak perdulikan itu. Ia berhenti tepat di tengah jalan membuat deretan mobil roda 4 berbaris di belakangnya. Menimbulkan kemacetan yang sangat panjang. Kejadian itu di manfaatkan para pejalan kaki orang tua dan anak anak berbaris untuk menyeberang ke bahu jalan.
"Kamu membuatku terbentur dan jatungku seakan mau copot katakutan" ucap Yiwen mengehela nafasnya lega. Ia menyentuh dadanya yang berdegup sangat kencang.
"Kamu yang lebih membuat aku terkejut teriakanmu apa tidak bisa lebih pelan. Suara cempreng mu membuat gendang telingaku mau pecah" ucap Lian yin.
Yiwen meringis "hehehe.. maaf habisnya aku ada ide sih... sekarang kamu minggir ke bahu jalan aku lihat semua sudha memarahimu. Aki akan membicarakan ide itu dengan mu" ucap Yiwen tersenyum simpul menggaruk belakang kepalanya.
Suara klakson mobil terus menerus berbunyi di belakang membuat telinga Yiwen sangat risih..
" Tit....tit....tiiittt....tit...."
Tak perdulikan klakson dan teriakan orang di belakangnya mobil sport hitam tanpa minta maaf Lian yin menancap gas dengan kecepatan tinggi seperti pembalap internasional. Ia tak berhenti di bahu jalan seperti kata Yiwen. Tujuannya untuk membawa Yiwen makan bersama. 10 menit kemudian mereka sampai di sebuah restauran yang tidak jauh dari tempat ia berhenti tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
🏵🌸Blooming flower🌹🌷
awalnya Yi berteguh hati tetap setia pd feng meski dia secara fisik sudah berhianat terlebih dulu.karna Yi selalu menikmati setiap Lian menyentuh tubuhnya. setelah tau dng mata kepala sendiri pasti Yi akan berpaling hati. akan berpikir untuk membuka hatinya untuk Lian. pasti akan sama² bucin Lian sama Yi.
2021-01-23
1
Aam Sumiati
Pria itu kalau melihat sesuatu yg sangat indah pasti napsu lah, gak munafik itu sih. Begitu pun wanita kan, gak jauh beda.
2020-12-20
1
Jenny
dah tau dari pertama juga si Tao mata keranjang, pura" so alim sm si Wey padahal sm cewe lain nafsu banget, najis gue
2020-10-23
2