Bermain api

Sat Idris keluar dari kamarnya. Ia dikejutkan dengan sang tamu yang sudah duduk di sofa dengan senyum tak bisa diartikan.

"Hai Abang ipar? masih pagi, kok sudah masuk kamar. Emang ada apa di kamar itu? ada barang mainan kah? " tanya pria itu dengan senyum lebar, langsung menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Idris.

Deg

Tentu saja Idris dibuat sport jantung, dengan ucapan sang adik ipar yang kesannya sedang menyindir.

"Eemmmhh... Apa kabar Rangga. Setelah tujuh tahun, kamu akhirnya mau juga pulang ke Indonesia." Idris menyambut tangan sang adik ipar dengan senyum mengembang, berusaha menutupi kegugupannya. Dan mereka pun berpelukan. Idris tak mau menanggapi ucapan Rangga soal, ia yang keluar dari kamar.

"Aku gak mau lah semua perusahaan kamu yang megang. Kamu perlu diwaspadai Abang ipar." Ujar Rangga tersenyum tipis, menatap Idris, yang terlihat tegang itu. "Santai bro, aku kesini gak mau ikut campur dalam usaha bisnis keluarga yang sudah kalian kelolah." Jelasnya lagi masih memperhatikan lekat Idris yang masih tegang itu.

"Aku gak keberatan jikalau kamu yang teruskan semuanya. Aku lebih senang jika memulai usaha dari nol lagi." Ujar Idris, yang kini mulai terlihat santai. Entah kenapa setelah ia kenal Nur. Ia merasa seperti dapat kehidupan baru dan semangat yang menggebu-gebu untuk keluar dari bayang bayang keluarga Anne.

"Aku tak yakin, kamu bisa lepas dari kak Anne yang perfect itu." Ledek Angga masih menertawakan Idris.

"Eemmm... Kamu sudah tahu, tapi sok tidak tahu." Idris mulai memeriksa kembali berkas yang ada di hadapannya. Ia tak boleh menunjukkan sikapnya, yang sudah tak nyaman membina biduk rumah tangga dengan Anne.

"Waahhh... Apa ini bekal yang dimasak kakak?" Angga memeriksa wadah makanan di hadapannya, bahkan ia mencicipinya. "Enak, waduh... Ini, masakan ini, rasa ini, mengingatkan aku pada seseorang." Angga malah menghabiskan bekal miliknya Nur.

"Banyak cerita kamu, bilang saja kamu lapar." Ujar Idris, yang sesekali menatap ke arah kamarnya.

"Masakan ini mengingatkan aku pada wanita yang sangat kucintai." Ujarnya tersenyum tipis, menyimpan banyak tanda tanya di wajah tampannya. "Kedatanganku kali ini, mau mencarinya ke kampungnya." Ujarnya lemah, ekspresi wajahnya mendadak murung.

"Huuuhh... Aku tak yakin, pria sepertimu bisa mencintai seorang wanita." Ujar Idris menatap remeh Angga, yang selama tinggal di Australia sering bergonta ganti pasangan.

"Eemmm... Sudahlah, sepertinya hari ini Abang sibuk benar. Gak bisa diajak cerita. Bawaannya jadi serius." Angga beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya ke arah kamarnya Idris. Tentu saja pria itu dibuat panik. Ia pun menghentikan Angga yang mau menuju kamar nya. Menahan tangan pria kuat.

"Abang kenapa?" tanya Angga heran. Baru kali ini dia dilarang masuk ke kamar pribadi itu. Dulu ia sering tidur di kamar pribadinya Idris, saat Idris masih memimpin perusahaan di luar kota lainnya

"Ka--mar mandi di, di kamar itu, sedang di renov. Kamu gak boleh masuk ke dalam. Kamu tahu sendiri, aku baru di sini. Jadi, aku ubahlah interior nya sesuai dengan seleraku." Ujar Idris dengan gugup karena takut. Jangan sampai Angga maksa masuk ke dalam, sempat itu terjadi, tamatlah riwayatnya. Ia akan ketahuan menyimpan wanita di kamarnya. Permainan baru dimulai. Ia tak mau secepatnya semua berakhir.

"Abang kenapa? aku, aku curiga ini? Abang gak sedang cari masalah kan dengan kak Anne?" tanya Angga penuh selidik.

"Kamu bicara apa? jangan mikir macem macem, aku gak mungkin melakukan hal seperti yang kamu tuduhkan." Ujarnya dengan wajah tegang nya. Langsung membuang muka dari tatapan Angga.

"Santai bang.." Menepuk pelan bahu Idris. Gak usah panik gitu, kalau gak ada apa apa di dalam sana. Aku juga yakin, Abang gak akan berani sakitin Kak Anne. Karena Abang pasti tahu konsekuensi jika melakukan itu." Ujar Angga tegas.

Idris diam dan tak berani menatap matanya Angga.

"Baiklah aku pamit." Angga kembali menepuk pelan bahu Idris. Ia pun keluar dari ruangan itu dengan langkah lebarnya. Tadinya ia akan numpang mandi di kantor barunya Idris itu, sebelum berangkat ke kampung wanita yang ia cintai dan telah ditinggalkan nya tujuh tahun terakhir ini.

TBC

Saat

Terpopuler

Comments

Nur cahaya

Nur cahaya

sdh terlambat kamu angga... kmn ajj slma 7 thn ini.... kk iparmu sdh 1 langkah didepanmu...

2023-05-22

0

Tri Soen

Tri Soen

Udah telat Rangga kamu nyari Nur sekarang...hellooo udah 7 tahun baru ingat sok amnesia kamu Rangga

2023-03-05

0

Lia Wildan

Lia Wildan

ikut degdegan

2022-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!