Nur benar benar jadi bahan gunjingan karyawan kantor. Apa lagi penyebabnya kalau bukan peristiwa penyambutan direktur baru tadi. Adegan saat Nur hendak jatuh dan refleks diselamatkan sang bos. Tontonan romantis itu membuat para karyawan wanita geram pada nur. Mereka mengatakan nur itu sedang tebar pesona dan cari perhatian karena memang di kantor itu penggemarnya sangat banyak. Tapi, Nur tak merespon setiap pria yang ingin menggodanya. Karena ia memang sejatinya bukanlah wanita genit.
"Syukur tadi kamu gak makan siang ke kantin. Sempat kamu makan di kantin. Bisa naik darah kamu, dengar omongan para karyawan tentangmu." Ujar Dinda, meletakkan kresek putih berisi makanan yang dititipkannya pada Dinda.
"Sudahlah Dinda, aku gak akan naik darah dengar omongan mereka. Sudah kebal ini kuping dari dulu selalu di omongin." Ujar santai, mulai melahap makan siangnya.
Nur tahu, siapa orang yang selalu menyebar gosip tentangnya. Siapa lagi kalau bukan Dila. Putri pamannya sendiri. Wanita itu tak tahu balas budi. Nur telah membantunya agar bisa bekerja di perusahaan itu. Tapi, lihatlah Dila selalu menjelek jelekkannya.
"Nur, bener kamu gagal nikah lagi?"
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Nur sangat terkejut mendengar pertanyaan Dinda. Ia sampai keselek makanan yang sedang ia kunyah.
"Minum, Minum dulu!" Dinda menyodorkan botol minumnya pada Nur. Dengan cepat Nur menyambarnya. Ia pun akhirnya menarik napas panjang, guna menenangkan dirinya yang panik itu.
Dila sang keponakan benar benar cari masalah dengan nya. Untuk kali ini, ia tak akan membiarkan Dila lagi sesuka hatinya.
"Benar Nur kamu gagal nikah lagi? aduuhhh sobat, kenapa takdir sekejam itu padamu." Ujar Dinda dengan polosnya.
Huufftt..
"Kamu ngeledek?!" Nur jadi sensitif, karena mengatakan takdir yang ia jalani terbilang kejam memang.
Dinda cukup terperanjat dengan sikap Nur yang terlihat emosi dengan ucapannya.
"Hanya kamu sobatku di sini. Please... Jangan ikut ikutan sumpahi takdir yang ku jalani ini kejam." Ujar nya dengan mata berkaca kaca. Nur sedih, ia tahu hidupnya tak akan pernah merasakan kebahagiaan lagi. Apalagi kini ia sudah jadi istri simpanan, yang ternyata bos nya sendiri.
Dinda memeluknya, berusaha menenangkan sobatnya itu. "Maaf, bukan mau sumpahi. Aku terkejut saja tadi dengar Dila cerita di kantin. Kalau kamu ternyata gagal nikah. Calon suamimu tak hadir di acara pernikahan itu."
"Iya gak apa apa Dinda. Terima kasih sudah tetap mau berteman dengan ku." Nur mengurai Pelukan mereka. Ia mengucek mata nya cepat, guna menghalau air mata nya yang hendak jatuh.
"Kalau gagal nikah, ini cincin?"
Kedua mata nya Dinda fokus ke jemarinya Nur. Tepatnya di jemari manisnya Nur.
"Sudahlah Dinda, aku lagi balas bahas semuanya." Nur membersihkan mejanya dari sisa makan siangnya. Ia melirik Dinda, memberi kode agar kembali bekerja ke mejanya.
Hari itu Nur habiskan waktu nya dengan banyak ngelamun. Padahal ia sedang banyak kerajaan yang harus diselesaikan. Sesekali ia dengar berita tentang suaminya yang sibuk dan melakukan rapat dengan para manager setiap Divisi.
Hingga waktu pulang pun tiba, Dila mencegatnya di lobby. Menarik tangan Nur. Agar mengikuti nya ke sebuah lorong sepi.
"Kamu kenapa gak pulang ke kost an? kamu gak tahu, orang tua ku sibuk cariin kamu!" ketus Dila kesal pada Nur.
"Bukan urusanmu!" Menghempaskan kuat tangan Dila, yang memegangi tangannya.
"Iihh... Berani kamu, aku laporin kamu ke ayah." Ancam Dila dengan telunjuknya mengacung ke wajahnya Nur. Ia kesal pada Nur.
"Suka suka loe!"
Nur membalas tatapan tajamnya Dila. Menyeret kakinya menuju Lobby.
"Iihh.. Berani kamu!" mengejar langkah Nur. Ia yang suka semena mena pada Nur yang selalu sabar menghadapi nya. Menjambak rambut Nur dari belakang.
Huuuhhh
Perlakuan Dila, membuat Nur menghentikan langkahnya. Rasanya kepala Nur Sudah mengeluarkan asap. Muncul sudah tanduk dua di kepalanya. Dada naik turun karena sudah tersulut emosi.
Bruuggkkk..
Nur dengan cepat mengayunkan kakinya kuat ke belakang. Tepat sasaran mengenai paha Dila. Hingga Dila ambruk.
"Ku pastikan kamu hari ini terakhir bekerja di kantor ini." Menunjuk dengan penuh kekecewaan pada Dila. sepupu yang tak tahu diri itu. "Nyesel aku bantu kamu agar bisa masuk kerja di kantor ini. Kamu tak bosan bosannya menyebar aibku."
Ya, sebelum Dila kerja di kantor itu. Tak ada orang yang tahu masa lalu Nur.
Huufftt..
Nur menyeret kakinya dengan penuh emosi daei lorong kantor itu.
Aaauuuwww...
"Aduuhhh....!"
Nur terjatuh, karena di sandung Dila. Wanita itu tak terima dilawan.
Dila hendak menendang Nur. Tapi, nur menangkis tendangan itu dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menarik kakinya Dila. Tak bisa menyeimbangkan tubuhnya Dila terjatuh dengan bokong menghantam lantai.
"Awwuuuu... Tolong...!" teriak Dila sekencang kencangnya. Dan seketika tempat itu jadi ramai. Nur dan Dila, diamankan petugas keamanan. Tapi, Dila tak bisa untuk bangkit. Saat itu juga, Idris sang Direktur baru melintas di tempat yang masih ramai itu. Mata langsung tertuju pada sang istri.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nur cahaya
kannn Nur sdh mulai tunjuk taringnyaaa.... mulai skrg dia akan hempaskan hama" yg mengganggunyaaa💪Nur.... tenang hubby akan melindungimu
2023-05-22
0
Lia Wildan
dila ini tdk tau trimakasih emang iya
2022-10-09
0
Iis Sulis
dasar Dila si pengacau
2022-10-01
0