"Baiklah aku pamit." Angga kembali menepuk pelan bahu Idris. Ia pun keluar dari ruangan itu dengan langkah lebarnya. Tadinya ia akan numpang mandi di kantor barunya Idris itu, sebelum berangkat ke kampung wanita yang ia cintai dan telah ditinggalkan nya tujuh tahun terakhir ini.
Huuufft..
Idris menarik napas panjang. Kedatangan sang adik ipar, membuat stok oksigen di paru parunya terasa kosong. Karena tadi ia .merasa kesulitan menghela napas saat Angga menaruh kecurigaan padanya.
Merasa sedikit tenang. Idris bergegas masuk ke kamarnya. Saat itu juga, ia mendapati sang istri, terduduk lemah di lantai dengan berurai air mata. Ia mendekati Nur dengan panik nya. Ia heran dengan sang istri yang tiba tiba saja jadi bersedih itu, padahal tadi istri nya itu ceriah sekali.
"Apa kamu sedih karena dengar pembicaraan tadi?" tanya Idris menatap lekat Nur, yang masih memilih diam. "Aku gak mungkin mengakui tuduhan dia, tentang hubungan kita. Ku harap kamu bisa mengerti. Aku bukannya tak mau mengakuimu sebagai istri."
"Ia hubby, aku ngerti koq. Bukan karena itu aku sedih." Ucapnya lirih, berjalan ke wastafel. Ia membasuh wajahnya yang sembab itu
"Terus kamu kenapa?"
Sikap Nur yang mendadak berubah membuat Idris penuh tanda tanya.
"Aku kangen ibuku, Hubby." Nur merapikan pakaiannya. Kemudian keluar dari ruang kerjanya Idris. Sikap dinginnya Nur kali ini membuat pria itu jadi bingung.
Sesampainya di meja kerjanya. Yang da di luar ruangan Idris. Nur terlihat mulai bekerja. Walau pikiran tidak tenang. Nur tetap profesional dalam mengerjakan tugasnya.
Tiba tiba saja, Nur merasa misinya akan gagal. Kenapa suaminya itu harus jadi bos nya? Dan pria itu kenapa tiba tiba muncul. Dan mengatakan ingin menjumpai wanita yang ia cintai yang sudah ia tinggalkan sejak tujuh tahun yang lalu. Apakah ia wanita yang dimaksud?
"Tidak... ia tak mungkin mencintaiku. Kalau ia benar mencintaiku. Kenapa ia meninggalkanku begitu saja. Tidak...!". Nur bermonolog dengan penuh rasa kekhawatiran.
"Kamu kenapa Nona?" kedatangan Mark, mengagetkannya. Ia sampai memegangi dadanya yang jantung nya terasa sudah copot dari tempat nya.
"Gak, gak apa apa." Nur memutus kontak dari Mark.
"Bos berpesan kamu boleh pulang."
"Apa? pulang?" tanya Nur heran, melirik jam yang melingkar di tangannya. Masih pukul 11.45 Wib. Waktu istirahat saja masih kurang 15 menit dan ia sudah diminta pulang.
"Iya, kamu gak pulang ke rumah, tapi kamu harus ke tempat ini." Mark menyodorkan catatan yang berisi alamat yang harus dituju Nur.
"Kenapa harus ke tempat ini?" tanya Nur heran, menampilkan ekspresi wajah masam, setelah membaca alamat yang diberikan oleh Mark.
"Bos nanti siang ada di tempat itu. Bos ingin kamu menemani dia di sana."
"Kan nanti bisa pergi bareng." Tanya nur heran, kenapa ia disuruh pergi terlebih dahulu.
"Nyonya besar akan sampai di tempat ini lima belas menit lagi. Makanya kamu harus cepat pergi dari kantor ini." Mark terlihat penuh kekhawatiran.
"Baiklah." Nur merapikan mejanya. Ia pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang berkecamuk.
Ngenes banget, jadi istri simpanan.
Sesampainya di tempat tujuan. Nur langsung melemparkan tubuhnya di atas ranjang yang tengah dihias, layaknya ranjang pengantin. Ia takjub dengan kejutan yang diberikan suaminya itu.
"Pasti ia penasaran, tadi kan gagal gara gara adik iparnya datang " Nur bermonolog, Keuda matanya setia menatap langit-langit kamar. Sedangkan tangan nya yang terlentang di atas ranjang memainkan kumpulan bunga mawar yang masih segar dan wangi itu.
"Ini sih namanya siang pertama. Hadeuuhh... Gini amat nasib jadi pelakor." Nur mengumpat penuh kekesalan. Menyayangkan dirinya yang telah salah ambil keputusan untuk balas dendam pada Anne.
"Sudah terjun dalam misi, harus berhasil. Semangat ..!"
Nur mengepal kan kuat tangan kanannya. Ia menyemangati diri sendiri. "Misi balas dendam harus berhasil." Teriaknya lagi, ia merasa perlu meluapkan kesedihannya. Apalagi tadi ia sempat mendengar suara pria yang telah menghancurkan masa depannya.
Saat memikirkan itu semua. Ponsel dalam tas nya berdering keras. Dengan malasnya ia merogoh tas jinjingnya yang teronggok di atas nakas.
"Nur.. Kamu lagi di mana itu?" Nur yang sedang tak mau diganggu. Mengangkat saja telepon itu, tanpa mau melihat siapa yang nelpon. Ia juga sudah lupa, kalau ia sedang di kamar hotel. Ternyata yang nelpon adalah Dinda.
Nur gelagapan, ia langsung mematikan ponsel nya. Ia sedang malas diinterogasi oleh Dinda. Ia sedang tak mood bahas masalah pribadinya.
"Ya Tuhan, sebaiknya aku berhenti kerja aja deh." Ujarnya bingung memikirkan nasibnya. Ia pun mulai berendam di bathtub. Ia harus wangi. Agar Idris klepek klepek dalam pelukan nya.
"Kalau aku berhenti kerja. Terus misi balas dendamku gagal. Gimana dengan kelanjutan hidupku?" Nur terus saja memikirkan jalan yang ia sudah tempuh ini. Jangan sampai ia jadi hancur. Gara gara ada niat mau jadi pelakor. Padahal mental tak kuat melakoni pelakor. Karena ia sejatinya wanita baik baik.
"Bodoh.... " Hidupku sudah hancur. Orang tua juga gak punya lagi. Los lah, moga suatu saat Hubby Idris tetap mempertahankanku." Nur bicara sendiri dengan tangan sibuk bermain busa. Sedangkan otak kembali memikirkan masa lalu dan masa depan yang menegangkan di depan mata.
Nur merasa lebih rileks setelah berendam. Ia pun mengenakan baju haram yang ada di lemari. Seperti nya semua nya sudah disiapkan suaminya itu.
"Segitu pinginnya si Hubby. Sampai gak bisa menunggu nanti malam?" Nur senyam senyum, mengingat ekspresi wajah sang suami yang mupeng itu. "Dasar cowok, sebelum dapat genjar lakukan segala cara. Nanti sudah merasakan, lupa deh." Nur memang suka bicara sendiri. Karena itu membuatnya sedikit tenang.
"Ya Allah... Ini baju untuk apa ya? gak ada gunanya sama sekali di pakai." Baru kali ini Nur memaki baju haram itu. Yang ditutupi hanya segepok lahan gambut itu.
Hahahha..
Tadinya ia heran dengan baju haram itu. Tapi, setelah ia pakai, ia sangat suka. Tubuhnya yang putih mulus terlihat jadi semakin menggoda dibalut lingerie warna merah itu. Ia saja suka, apalagi matanya pria
Nur berputar putar di depan cermin. Mengagumi kemolekan tubuhnya. Ia menyemprotkan parfum ke leher, dan tangannya. Ia juga merias tipis wajahnya agar tidak terlihat pucat. Siang ini, acara mantap mantap mereka harus sukses. Agar Idris tergila gila padanya. Ia sudah berpengalaman dalam hal itu. Dan ia juga sangat merawat kewanitaan nya.
Ceklek
Sang suami telah masuk ke kamar yang mereka pesan. Kedua matanya Idris dibuat membulat melihat Nur yang menggoda iman nya.
TBC
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
💞Nia Kurnaen💞
Untuk kali ini aku dukung PEL4K0R sesuai judulnya...🤣🤣🤣
Ayo semangat Nur,hancurkan kesombongan Anne...😂
2023-05-23
1
Nur cahaya
dag dig dug serrrr,,,Nur mau melakukan siang pertama bersma hubby.... 😂
smgt kak othor.... 🥰
2023-05-22
0
Lia Wildan
candu nih idris
2022-10-09
0