Nur selesai memasak, tepat pukul 12.30 wib. Ia pun meminta izin pada si Bibi untuk mandi. Sekalian minjam baju si bibi. Soalnya kopernya si Nur ketinggalan di dalam mobil pamannya. Ia hanya membawa tas selempangnya saat turun dari mobil pamannya.
Tadinya Nur, ingin mandi di kamar ART, yaitu kamar si Bibi Tapi, si BIbi melarang. Jadilah Nur kembali ke kamarnya setelah menerima daster yang dipinjamkan si bibi. Tentu saja daster itu, daster model yang cocok untuk nenek nenek. Karena si bibi sudah berumur 55 tahun.
"Siang tuan....!" Si Bibi langsung memberi hormat pada sang majikan, yang ternyata sudah ada di ambang pintu ruang makan.
Pria yang gagah itu berjalan ke arah meja makan. Keningnya langsung mengerut melihat menu makan siang yang ada di hadapannya.
"Ini Bibi yang masak?" tanya si empunya rumah, Yang bernama Idris dengan sedikit tercengang.
"Eemmm... " Si bibi terlihat berfikir keras mencari jawaban. Ia takut kalau jujur, bakal kena marah. Lagian kenapa sih tuannya itu menanyakan hal itu. Biasanya juga, langsung makan gak banyak nanya." I- ini yang masak, si Enon." Jawabannya tergagap.
"Si Enon? siapa itu si Enon?" tanya Idris heran
"Itu tuan, nona yang dibawa tuan kemarim malam." Jawab Si Bibi tersenyum tipis.
"Oouuhh... Dia belum pulang juga." Tanya Idris dengan herannya. Tadi sih ditelpon ia sempat nanyain wanita itu. Dia pikir sudah pergi dari rumah nya.
"Belum tuan, mungkin setelah mengucapkan terima kasih langsung dengan tuan. Ia akan pergi." Jawab si bibi ramah.
"Sekarang dia di mana bi?"
"Ada di kamar tamu tuan."
Idris menyeret kakinya ke lantai dua. Tempat Nur berada saat ini. Idris sebenernya sedikit penasaran dengan Nur. Karena wanita itu menyetop mobilnya di tengah hutan. Dan entah kenapa ia merasa tertarik untuk mendengar penjelasan dari Nur. Koq bisa menyetopnya di tengah hutan di waktu dini hari
Ceklek..
Pria tampan nan gagah itu menekan handle pintu, tanpa memberi aba aba terlebih dahulu. Hal itu membuatnya, terpaksa menutup pintu itu kembali dengan gelagapan. Karena wanita yang ada di kamar itu sempat terlihat olehnya dalam keadaan polos, tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya.
"Siapa.. Siapa itu..?" Nur tak sempat melihat dengan jelas siapa orang yang membuka pintu kamar itu. Karena ia sedang konsentrasi memakai dalaman. Dan sudah kebiasaan Nur, memakai dalaman dalam keadaan polos. Apalagi disaat memasang penyangga gunung kembarnya yang lumayan besar dan montok. Harap maklum, ia dan kekasihnya dulu sudah sering berbuat maksiat. Bahkan ia sempat hamil. Tapi, itu masa lalunya. Sejak ditinggal sang kekasih, ia sudah taubat. Bahkan ia sudah menerima karma dari perbuatan kejinya. Ia selalu gagal menikah.
Ada sih yang mau menikah dengannya. Tapi, tidak pria baik baik. Tentu saja ia tak mau.
Nur mulai merasa tak tenang dan ketakutan. Sekilas matanya tadi sempat menangkap bayangan seorang pria.
Apakah pria itu, pemilik rumah ini?
Nur membatin dengan bergidik ngeri. Tiba tiba saja bulu kuduknya meremang. Ia beranggapan pria yang akan jadi targetnya berbahaya juga. Tapi, kalau berbahaya, kenapa malah pergi. Kenapa gak menutup pintu, dan langsung menerkamnya. Kan ia sedang bu-gil tadi.
Ekspresi wajah takut itu kini berubah jadi tersenyum penuh maksud. Ia yakin seribu persen kalau tuan di rumah ini, adalah pria baik. Terbukti ART nya juga baik.
"Ya Allah.... Salahkah niat buruk yang sudah terpatri di hari ini?" ujarnya lirih, menatap langit-langit kamar megah itu.
Kadang Nur belum yakin dengan misinya. Tapi, jikalau mengingat penderitaan yang ia alami. Karena kelakuan kakak adik itu. Kepalanya langsung bertanduk.
"Tekad sudah bulat, aku harus bisa menggoda pria itu." Ujarnya dengan wajahnya tegang.
Huufftt..
Ia pun menghela napas panjang sebelum memutuskan turun ke lantai bawah.
Saat sampai di ruang makan dengan daster yang kedodoran. Nur terlihat tak percaya diri. Ia terus saja menaikkan kerah daster motif janda bolong itu. Dan kehadirannya di ruang makan itu cukup menarik perhatian Idris.
"Enon, tuan lagi makan. Yuk kita ke belakang." Ujar si Bibi setelah menghampiri Nur yang berdiri di ambang pintu.
"Oohh.. Iya Bi, maaf. Aku gak tahu." Jawabnya sopan, menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat pada Idris, yang sedang menatap ke arahnya. Nur terlihat sangat gugup saat ini. Karena ia yakin seribu persen. Memang benar orang yang sempat membuka pintu kamar nya adalah si empunya rumah.
"Bi, persilahkan tamu kita untuk ikut makan. Kan ini dia juga yang masak." Ujar Idris tersenyum ramah pada Nur, yang masih berdiri di ambang pintu ruang makan.
"Yuk non ikut makan." Si bibi menarik lembut tangan Nur.
"Gak usah bi, nanti saja kita makannya." Tolaknya ramah, mana mungkin ia satu meja makan dengan tuan di rumah ini.
"Ayolah, sama. ini juga sekalian ikut makan." Ujar Idris lagi.
Kejadian di dalam kamar kembali melintas di pikiran Nur. Hal itu membuatnya jadi malu. Apalagi kini pria yang sempat melihat kemolekan tubuhnya ada di hadapannya.
"Masakanmu enak sekali. Pas dengan seleraku." Ujar Idris ramah. Melirik sekilas Nur dan kembali fokus ke makanannya.
"Ouww.... Iya makasih pak." Jawabnya dengan sedikit kikuk.
"Aku pikir kamu sudah pergi dari rumah ini. Ternyata masih betah saja di sini."
"Ini, setelah makan aku akan pergi pak. Maaf sudah merepotkan. Dan terimakasih kasih banyak sudah mau menolongku." Jawab Nur dengan cepat. Ia merasa disindir.
Ya biasalah kalau ada niat tak baik di hati, kitanya jadi cepat merasa. Nur kan sudah punya niat, mau menggoda pria di hadapannya.
Hehhee...
"Jangan salah paham, aku bukan mau mengusirmu." Ujar Idris, meraih tisu dan melap bibirnya yang sexy. Ia sudah selesai makan. "Ada yang ingin ku bicarakan denganmu. Setelah kamu selesai makan, jumpai saya di taman belakang." Ujar Idris dengan tatapan tak bisa diartikan. Yang membuat Nur penasaran tingkat dewa. Tak mungkin kan dia akan diajak nikah, karena pria itu sempat melihat bodynya yang aduhai menggodanya.
Nur sih berharap seperti itu. Jadi dia tak perlu lama lama untuk menggoda pria itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Safa Almira
1000perseen suka ceritanya
2024-12-08
0
Nur cahaya
Nur aku ingatkan niat kamu hrs baik yaa sma tuan idris krn dia yg menolongmu.. jgn bikin nama kita tercela Nur..... 🤣aku g mau kita sma" ditimpuk sma emak" disini krn ulah kamu jdi pelakor👍
2023-05-22
0
Tri Soen
Emak dukung niat kamu ya Nur 🤭😂
2023-03-05
0