Nur terlihat berulang kali menarik napas saat hendak menemui Idris di taman belakang. Ia sangat penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan pria itu dengannya. Kakinya terasa gemetar saat menapaki jalan setapak menuju gazebo tempat Idris berada.
Nur yang gugup itu, tak bisa lagi menikmati indahnya taman yang dipenuhi bunga yang lagi bermekaran bermacam warna di taman itu. Saking fokusnya memikirkan hal apa yang ingin dibicarakan Idris padanya.
"Pak,!" Idirs tak menyadari kedatangan Nur. Sehingga wanita itu menyapa Idris, yang sedang terlihat sibuk main hape.
"Oouuhh.. kamu sudah datang, ayo silahkan duduk!" Idris memberi kode dengan tangannya, agar Nur duduk di kursi yang ada di hadapan pria itu.
Nur Mendudukkan bokongnya di kursi berbahan kayu jati itu. Ia terlihat canggung, apalagi Idris menatapnya lekat saat ini.
"Sebelumnya saya minta maaf, karena tadi sempat membuka pintu kamar tanpa permisi."
"Apaa..?" Nur dengan cepat menutup dadanya dengan tangan nya. Ia cukup terkejut dengan pembukaan pembicaraan di antara mereka.
"Ja--di itu bapak!" tanya Nur tergagap.
"Iya, maaf ya, saya salah. Tadinya saya gak mau membahas ini. Tapi, aku takut kamu menilaiku buruk." Ujar Idris sopan.
"Apa pentingnya penilaian aku pada Bapak. Emang aku ini siapa?" ujar Nur heran.
"Aku suka masakanmu." Ujar Idris serius. Ya Idris, adalah tipe pria yang mementingkan makanan sehat. "Kata Bibi Tuti, kamu tadi memasak tanpa MSG."
Nur mengangguk dengan kedua sudut bibir menyungging. Ia senang karena dapat pujian. Akankah tujuannya akan cepat terlaksana. Karena seperti nya target, sudah mulai masuk perangkap.
"Terima kasih pak!" kini ia memberanikan diri menatap Idris. Dan kebetulan sekali Idris juga sedang menatapnya. Akhirnya jadilah acara beradu pandang hingga sepersekian detik. Dan, Nur yang ingin terlihat jadi cewek polos. Memutus kontak mata penuh arti itu.
"Siapa yang bersamamu tengah malam di hutan belantara itu?" kini pria itu terlihat menaikkan satu kaki, menimpa satu kaki lainnya dengan kedua tangan saling tertaut, bermain main di dagu lancip pria itu. Tak sabar menunggu penjelasan Ruby, terkait kejadian ia yang turun dari mobil sang Paman di tengah hutan.
"Itu keluarga besar saya pak." Menjawab dengan air muka murung. Pertanyaan itu jadi mengingatkan Nur kepada sang ibu yang baru saja meninggal.
"Koq tega, keluargamu membiarkan kamu naik dengan mobil saya. Padahal kamu dan keluargamu tak tahu mobil siapa yang kamu tumpangi." Masih menampilkan ekspresi wajah seriusnya. Ia ingin mengorek informasi banyak tentang Nur. Karena ia tertarik mempekerjakan Nur di rumahnya. Yaitu sebagai tukang masak pribadi.
"Iya pak." Jawab Nur singkat dan padat. Ia malas membahas kejadian itu dan tentang keluarga sang Paman.
"Kamu masih gadis atau janda?"
Deg
Apa maksudnya pertanyaan itu? kenapa ia malah diinterogasi. Apa pria ini benar akan menjadikan istri simpanan? koq nanya status segala.
"Aku masih gadis, tapi saya sudah tidak perawan lagi." Jawab Nur dengan lirih. Ia menunduk, malu sudah dengan ucapan sendiri. Ia mengungkapkan aib sendiri. Seolah itu bukan hal yang tabu.
"Apa...?" Idris cukup terkejut dengan pernyataan Nur yang frontal itu. Kenapa pula pembicaraan mereka seprivasi ini. Seperti sedang mau mengajak menikah segala.
"Aku bertanya seperti itu, hanya ingin tahu statusmu. Karena aku ingin menawarkan kamu pekerjaan. Yaitu sebagai koki di rumah ini."
Nur mengangkat kepalanya. Menatap serius Idris.
"Koki..?" dengan mata membola.
"Iya, itupun kalau kamu mau. Aku akan gaji kamu, sebesar gaji koki di restauran bintang lima. Dengan ketentuan, masakanmu harus enak, tanpa MSG." Jelas Idris, memperhatikan Nur yang nampak berfikir keras.
"Kamu keberatan?" menilik Nur yang nampak masih berfikir itu.
"Gak pak, kirain tadi aku mau ditawari untuk dinikahi. Karena dari tadi bapak bahas status dan masakan." Hehehe.. Nur bicara dengan berseloroh.
"Kenapa kamu terlihat rendahan sekali?" Idris menampilkan ekspresi wajah tak simpatik. Ia bisa menilai Nur sekarang. Seperti nya wanita di hadapannya bukanlah wanita baik baik.
"Karena aku memang wanita rendahan. Aku sudah tak virgin lagi. Jadi apalagi yang mau dibanggakan " Ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca. Entahlah Nur merasa tak punya harga diri lagi di hadapan pria yang baru dikenalnya ini.
"Jadi, kamu mengira aku akan tertarik menikahimu?"
"Aku kan gak ada bilang mau dinikahi bapak. Aku hanya nanya?" Nur memanyunkan bibirnya.
Hahahhaha ...
"Kamu wanita yang menarik, penasaran saya. Koq bisa kamu kehilangan keperawananmu?" Idris merasa terhibur bicara dengan Nur. Ia suka wanita yang supel dan enak diajak bicara seperti Nur. Bukan seperti istrinya yang bicara angkuh dan terlalu mendominasi. Sehingga kini bahasa tubuh Idris berubah drastis, yang tadinya terlihat cool, jadi slengek an.
"Aku ditipu buaya. Ia meninggalkanku disaat aku mengandung anaknya." Nur menitikkan air mata.
"Gak usah dilanjut cerita nya. Kalau hal itu membuatmu jadi sedih."
"Itu kenyataannya Pak. Itu kebodohan saya. Hidupku hancur, aku kehilangan kedua orang tuaku. Karena kesalahan itu. Dan gara gara kesalahan itu, aku sudah tiga kali gagal menikah. Karena tak akan ada pria lajang yang mau menikah dengan wanita yang sudah tidak perawan lagi. Seburuk buruknya pria, ia tetap inginkan wanita yang masih suci ." Jelas Nur dengan lemah. Air mata yang sedari tadi berusaha dibendung tak terelakkan lagi.
"Iya itu benar. Itu resiko nya. Maaf ya, tak ada niat. Untuk mengorek luka hatimu. Tadinya aku ingin tahu saja, statusmu. Kalau masih gadis, ya kalau kamu mau jadi koki di sini. Kamu tinggalnya di sini. Kalau kamu sudah janda, dan ada anak. Boleh bawa anaknya tinggal di sini. Itu sih tujuan dari pertanyaan aku tadi." Jelas Idris, terlihat beranjak dari duduknya.
Nur memperhatikan Idris yang kini berdiri di hadapannya. Ia pun bangkit juga dari tempat duduknya.
"Malam ini, aku akan makan malam di sini. Kalau kamu tetap masih di rumah ini, memasak makan malam untuk ku. Aku anggap kamu mau bekerja di rumah ini jadi koki." Pria itu langsung melangkah lebar, meninggalkan gazebo itu. Padahal Nur masih ingin bicara. Dan akan menawarkan diri, jadi istri pria itu. Tapi, belum sempat ia bicara. Pria itu sudah melangkah kan kakinya lebar.
Sepeninggalan Idris, Nur kembali mendudukkan bokongnya di kursinya itu. Ia sedang memikirkan niatnya. Yang akan menawarkan diri jadi istri simpanan Idris. Tapi, kalau ia kena tolak. Itu sangat memalukan sekali. Hal itulah yang membuat wajah Nur terlihat berlipat karena memikirkan itu.
"Ya Allah.... Benarkah niatku ini jahat? kalau niatku ini suatu kejahatan. Tak apa apa, biarkan ia menolakku nanti. Disaat aku menawarkan diri, untuk dinikahinya." Nur menatap angkasa yang terlihat sangat cerah. Seolah sedang mengajak sang pencipta bertukar pikiran.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nur cahaya
aduh Nur jgn menawarkan diri utk dinikahi tuan idris,, buang jauh" pikiran dan hasrat kamu itu... jgn bikin nama kita jelek Nur... dimna harga diri kita sbgai wanita baik"🤣santuy selowww ikuti dlu alurnya sesuai yg ditawarkan tuan idris,,, aku yakin Nur dgn tangan jenius kamu yg menghasilkan olahan masakan yg uenakk dijamin tuan idris akan klepek" pada wktunyaaa,,, okkay smgt Nurrr,,, smgt jg kak othorrrr sukses karyanya😍
2023-05-22
0
Lia Wildan
aduuh nur nawarin diri untuk diperistri sepeeti judul istri simpanan
2022-10-09
0
Cika🎀
hadehhh
2022-09-27
0