Bab 18

Alexa duduk canggung di meja ruang privat itu. Setelah menyelesaikan salah paham dari pihak restoran tadi. Josh dan John pun tertawa, karena John mengira kalau ada orang lain yang mengaku-ngaku sebagai dirinya hanya untuk makan malam di restoran mewah yang memang ramai itu. Karena restoran itu pasti akan penuh kalau tidak reservasi tempat dulu.

Josh yang datang bersama dengan Helena tadi sempat tak mendapatkan tempat duduk. Namun saat ingat kalau ada reservasi atas nama tuan Alensio, seorang pelayan segera mengantarnya ke ruang privat. Meski sebenarnya Josh bingung dengan sikap pelayan dia pun menurut tanpa banyak membantah. Helena sendiri tidak keberatan untuk mencari restoran lain jika memang sudah penuh.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memakai satu ruang privat itu bersama dengan John dan Alexa juga Josh dan Helena. Dan pihak restoran berjanji akan memberikan diskon lima puluh persen kepada mereka karena kesalahan pelayan tersebut. Namun John menolak karena mereka juga tidak salah. Dia yang salah dengan menggunakan nama Alensio, seharusnya dia menggunakan namanya saja. Karena akan ada Alensio yang lain.

Kedua pelayan dan manager tadi sangat berterima kasih pada John karena kebaikan hati john dan berkali-kali membungkukkan badannya berterima kasih. Karena jika mereka memberikan diskon itu akan ditanggung oleh manager dan juga kedua pelayan tadi yang tidak mungkin memiliki gaji sebesar harga restoran mahal tempat mereka bekerja itu.

"Hai John!" Sapa Helena yang juga mengenal kakak kember Josh.

"Kau... Helena?" Ucap John tak percaya melihat seorang gadis yang dikenalnya saat kuliah di Oxford university tempat mereka mengenyam pendidikan lima tahun lalu.

"Syukurlah kau masih mengingatku." Jawab Helena tersenyum senang.

"Bagaimana aku bisa melupakan gadis yang ditolak adikku ini terang-terangan sat menyatakan perasaannya di depan kampus. Hahaha..." Ucapan John membuat Helena tersipu malu meski dia sudah melupakan hal itu.

Itulah kenapa dia memilih untuk melanjutkan S2 nya di Jerman untuk mengambil gelar magister nya. Karena tak mau bertemu dengan Josh demi menata hatinya. Namun dia sekarang mencoba untuk menerima masa lalunya dengan bertemu dengan Josh yang kebetulan masih lajang membuat Helena bersemangat untuk mendekatinya lagi.

"Ah, kau tak berniat untuk mengejarnya lagi kan?" Pertanyaan John membuat semua orang canggung terutama Alexa yang setelah berkenalan tadi memilih untuk diam dengan sesekali menyunggingkan senyumnya.

"Kau membuatku malu John jika kau terlalu jujur seperti ini. Padahal Josh saja tidak menyadari hal itu." Jawab Helena tersipu malu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Berhentilah menggodanya kak!" Ucap Josh yang entah kenapa dia merasa bersalah pada Alexa yang terlihat diabaikan. Josh melirik Alexa yang kebetulan juga sedang menatapnya karena mendengar ucapan John tadi. Namun Alexa segera membuang pandangannya ke arah lain.

"Hahaha... semoga berhasil Helen, kau tahu adikku ini belum pernah pacaran sejak dulu." Ucap John membuat Helena tersenyum sumringah.

"Kakak?" Ucap Josh.

"Benarkah Josh? Apa mungkin kau sedang menungguku?" Tanya Helena percaya diri membuat John lagi-lagi tertawa terbahak-bahak mendengar adiknya kembali digoda oleh Helena.

Sedangkan Alexa yang sejak tadi hanya terdiam mendengarkan mereka bicara entah kenapa di dalam sudut hatinya yang terdalam merasa sesak dan nyeri mendengar percakapan mereka. Dan hal itu sukses membuatnya tidak bernafsu makan malam itu.

"Jadi... kalian akan menikah?" Tanya Helena yang diangguki John karena saat itu dia mengiris kecil-kecil daging steaknya.

"Ya, kami akan menikah dalam waktu dekat. Mungkin dua minggu lagi." Jawab John menyerahkan piring steak nya yang sudah diiris kecil-kecil tadi pada Alexa.

"Ah, terima kasih." Jawab Alexa malu-malu mendapat perhatian dari John.

"Wah, kau masih romantis saja ya sejak dulu. Seharusnya Josh belajar darimu." Komentar Helena membuat Alexa tersipu.

"Hahaha... kenapa? Jangan bilang kau menyesal menolakku dulu!" Ucap John yang tentu saja hal itu sukses membuat Josh dan Alexa melotot tak percaya mendengar ucapan John. Sontak keduanya menoleh, Alexa menatap John dan Josh menatap John dan Helena bergantian.

"Jangan dengerkan kakakku! Dia memang senang menggodaku. Hei John cepat koreksi ucapanmu itu. Saat itu kau bilang kau bercanda kan karena aku mengira kau adalah Josh." Ucap Helena setelah memasukkan irisan daging steak ke mulutnya.

"Hahaha.... kau tahu betul kalau aku bercanda kan. Aku sudah memiliki seseorang di dalam hatiku." Ucap John yang tiba-tiba romantis.

Dia pun langsung menoleh menatap Alexa yang juga menatapnya. Alexa tiba-tiba menjadi salah tingkah ditatap penuh cinta oleh John dan mencoba membuang pandangannya ke sembarang arah. Dan dia malah bertemu mata dengan Josh yang menatapnya sendu. Hingga akhirnya Alexa memilih fokus pada makanannya saja.

"Calon istriku malu." Ucap John membuat pipi Alexa memerah.

"John." Lirih Alexa dengan suara manja membuat Josh mendengarnya malah seperti suara ******* yang pernah didengarnya malam itu. Dan hal itu membuat Josh mau tak mau mengingat malam panas menggairahkan keduanya.

"Aku ke toilet sebentar." Pamit Helena.

"Aku juga." John ikut pamit mengikuti langkah Helena.

Kini tersisa keduanya yang ada di dalam ruang privat restoran itu yang terdiam canggung. Alexa memilih untuk diam sambil menikmati makan malamnya meski terasa sulit ditelan di tenggorokannya karena berada di situasi canggung tersebut.

"Selamat atas pernikahanmu!" Ucap Josh yang membuat Alexa sontak menatap Josh yang juga sedang menatapnya.

"Kuharap kau bahagia dengan kakakku." Ucap Josh lagi terus menatap wajah Alexa. Dan bulshitnya dia kembali mengingat wajah memerah Alexa sekarang sama dengan wajah memerah penuh hasrat malam itu membuat sesuatu yang dibawah tubuh Josh menegang sempurna dan terasa sesak ingin dibebaskan. Josh segera memutus pandangannya karena tak mau hilang akal dengan nekat memperkosa Alexa kembali.

"Terima kasih." Jawab Alexa setelah menghela nafas lirih kembali menikmati makanannya mencoba mengabaikan keberadaan Josh.

.

.

"Kau mengikuti John?" Ucap Helena saat melihat John berdiri di luar toilet wanita.

"Aku juga baru dari toilet." Jawab John enteng.

"Ada yang ingin kamu katakan?" Tanya Helena.

"Bisakah kau tetap tidak mengatakan tentang kita dulu?" Pinta John menatap Helena penuh harap.

"Kau yang memulainya. Padahal aku sudah melupakannya." Jawab Helena menatap John sendu.

"Maaf. Aku keceplosan soal tadi. Kau tahu aku seperti apa." Ucap John penuh rasa bersalah.

"Tak apa John, itu hanya masa lalu. Kita lupakan saja!" Jawab Helena tak bersemangat.

"Terima kasih." Jawab John, keduanya pun pergi bersama ke ruang privat tadi.

.

.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!