The (Un) Lukcy Mr. Winter
Juli, 2017
"Lexa, Lexa !! Jangan pergi Lexa ! Aku mohon !!" ratap seorang pria di suatu malam, mengiba seraya mencengkram kuat lengan seorang wanita yang tak lain adalah tunangannya itu agar tak pergi meninggalkan malam itu.
"Apa katamu?!! Jangan pergi?! Lalu aku harus di sini selamanya bersama dirimu dengan keadaan yang seperti ini, Ze??"sahut wanita itu sinis berusaha melepaskan cengkraman tangan Zehan dilengannya.
"Aku sangat mencintaimu Lexa, aku sangat membutuhkanmu dan apa kamu lupa sebentar lagi kita juga akan menikah Xa" ucap Zehan masih berusaha menahan Alexa.
"Lepaskan aku Ze! Kamu menyakitiku Zen !! "ringis Alexa berusaha melepaskan genggaman Zehan yang mencengkram kuat di lenganya.
"Tidak sebelum kamu berjanji tidak akan pergi meninggalku, bukankah kita saling mencintai Xa? "Alexa menatap tajam pada Zehan yang terlihat begitu menyedihkn dalam pandangannya.
Kemana Zehan yang arogan, dingin, angkuh, seolah tak tersentuh, lihat kini dia layaknya pengemis yang mengharap belas kasih wanita yang ia cintai, sungguh menyedihkan! Begitu cara Alexa melihat keadaan Zehan saat ini. Rongga da** Alexa terlihat naik turun menahan emosi yang meledak-ledak dalam dirinya.
"Heh lumpuh ! Dengarkann aku ! Aku memang mencintaimu, tapi itu dulu ! Sebelum kamu kecelakaan lihat keadaanmu? Kamu itu tidak pantas menjadi suami ku !!" bentak Alexa yang kemudian berhasil melepaskan cengkraman tangan Zehan dari lengannya, namun saat Zehan berusaha meraih kembali lengan wanita yang sangat dicintainya itu, "BRUUKK !!" terdengar suara benda keras menghantam langsung ke lantai. Zehan jatuh terjerembanb dalam posisi tertelungkup dengan posisi kursi roda yang diduduki menimpa ke tubuhnya. Zehan histeris frustasi seraya memukuli lantai dingin yang terbuat dari marmer itu. Alih-alih menolong lalu membantu Zehan untuk kembali ke posisi semula Alexa hanya berjongkok dengan bertumpu dengan satu tangan bertumpu diatas lututnya, sudut bibirnya bekernyut menatap Zehan oleh pria itu adalah sesuatu yang menjijikan. Alexa membuang muka seraya membuang nafasnya.
"Hah,, kamu lihat?! Bahkan untuk menahanku saja kamu sekarang tidak mampu, dan kamu berharap agar aku mau menghabiskan masa mudaku dengan merawat orang ca**t seperti mu, ckckck.. Aku belum segila itu mengorbankan masa depanku Zehan!!" cibir Alexa. Rahang Zehan terlihat mengeras, matanya terlihat sembab dan makin memerah saat menatap Alexa dengan tatapan kekecewaan pada perempuan yang sangat ia cintai itu. Pria itu sama sekali tidak menyangka jika Alexa akan mencampakan dirinya seperti seonggok sampah buangan. Dirinya begitu terluka hingga hatinya terasa sangat sakit dan perih, tatapannya yang beberapa saat lalu masih menatap Alexa dengan teduh kini hanya terlihat kilatan kemarahan membuncah disana, dalam benaknya hanya sorot matanya hanya ada kebencian untuk Alexa.
"Pergii !! Pergi sekarang juga perempuan tidak tahu diri !!" bentak Zehan mengusir Alexa. Tapi perempuan itu sama sekali tak bergeming malah dengan sengaja menatap Zehan seraya menyeringai di sudut bibirnya mengejek ketidakberdayaan pria yang pernah menjadi kekasihnya selama 3tahun ini.
Alexa perlahan berdiri lantas melipat tanganya dengan lagak merendahkan Zehan yang masih tertelungkup di lantai.
"Tidak perlu kamu usirpun aku memang ingin pergi, Pck dasar menyedihkan !" olok Alexa.
Tap tap tap.. terdengar suara langkah kaki dari arah pintu yang terbuka lebar, Alexa memutar kepalanya ke arah asal suara itu lantas menghempas nafas lega. Zehan pun sedikit memiringkan kepala serta menyipitkan matanya menilik siapa orang yang baru saja masuk tanpa permisi ke dalam mantionnya, dari derap langkahnya jelas itu adalah langkah seorang pria dewasa. Bola matanya terbelalak membulat sempurna begitpu netranya memastikan jika seseorang yang datang Deren, teman yang ia kenal sejak zaman kuliah.
Pria itu terlihat begitu puas saat melihat keadaan Zehan yang terlihat tak berdaya, tergeletak di lantai dalam posisi tertelungkup dengan kursi roda menindih tubuhnya. Zehan menyorot pria itu dengan tatapan tajam saat pria itu nendekati dirinya lantas berjongkok dengan satu kaki menumpu lengannya sedang tangan satunya lagi ia gunakan untuk menepuk-nepuk pipi Zehan yang mendongak ke arahnya. Meski pria itu tidak berbicara sama sekali namun dari raut muka yang mengejek, Zehanpun bisa mengartikan dengan jelas makna dari ekspresi Deren.
"Ciih !! Kalian berdua memang pantas untuk hidup bersama," cibir Zehan.
"Aku anggap itu adalah sebuah pujian," sahut Deren yang kini sudah berdiri dengan angkuh seraya masukan satu tangannya ke saku celananya, dan satu lagi melingkar di pinggang Alexa.
"Ayo sayang, aku sudah mulai muak lama-lama tinggal lebih lama di tempat ini" sembari mencebik saat melirik ke arah Zehan.
Mendengar hal itu Zehan makin murka, rahangnya makin mengeras, serta kepalan tangannya makin kuat mengepal hingga buku-buku jari tangannya memutih. Dari kilat matanya jelas terbaca seberapa besar kemarahan dan kebencian Zehan saat ini. Dia menyesal tidak mendengarkan apa yang dikatakan Zia dan Bibi Evelin tentang Alexa selama ini. Padahal iapun sangat menyadari jika perangai gadis itu memang angkuh, manja apapun yang ia ingin harus terwujud, ditambah lagi kehidupan pergaulan Alexa memang tidak jauh-jauh dari kehidupan para "jet set" yang bebas berburu kesenangan dan status borjouiss yang hoby pamer barang-barang brandid bermerk yang memiliki harga selangit.
Nama dan sosoknya makin melambung saat ia berhasil meluluh seorang Zehan terkenal sebagai sosok yang dingin juga pemilih. Meski pernah dalam satu kesempatan pada satu pesta, Zehan mengatakan pada Alexa, jika dirinya adalah wanita yang benar-benar memiliki perangai sangat buruk, alih-alih tersinggung gadis itu malah makin menggoda Zehan dengan ******* bibir Zehan di depan semua orang yang hadir dalam pesta tersebut dan tentu saja Zehanpun menikmati setiap pagut*n menggair*hkan dari bibir gadis itu.
Kehidupan sosialitanya dengan para istri para pejabat dan para pengusaha sukses nyatanya mampu membuat Alexa menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Mungkin dari sekian banyak sisi negatif Alexa inilah salah satu hal yang membuat seorang Zehan benar-benar dibuat buta, bertekuk lutut oleh wanita ular seperti dirinya selain kecantikan dan kemahirannya di atas ranj*ng.
Dan hari ini, Zehan dibuat amat terpukul, di saat ia membutuhkan dukungan dari Alexa, gadis itu malah menoreh luka baru di batin Zehan dan parahnya membuat mental Zehan makin berkeping-keping, setelah ia merasa hancur saat mendapat vonis kelumpuhan setengah badan akibat kecelakaan tunggal yang dialaminya beberapa waktu lalu. Deren tersenyum pada Alexa dan mengecup bibir gadis itu lantas menggiringnya keluar meninggalkan Zehan yang masih tetap dalam posisinya semula saat ia jatuh.
Beberapa saat berlalu bayangan Alexa dan Deren makin menjauh kemudian menghilang setelah melewati pintu mantion milik Zehan bersamaan dengan itu kelopak mata Zehan terasa makin berat ia berkedip, air matanya masih tak berhenti merembes membasahi pipinya.
Hati pria itu benar-benar telah patah namun di satu sisi iapun tak sanggup mengelak, jika rasa cintanya pada Alexa masih tetap utuh, tertanam dalam hatinya betapapun gadis itu sudah menoreh luka dan menghancurkan harga diri juga egonya sebagai seorang laki-laki hingga luluh lantak.
"Suatu saat kalian akan ku buat lebih hancur dari kehancuranku saat ini.." sumpah Zehan dengan suara lirih menyiratkan kegetiran hatinya. Zehan berusaha menahan diri agar tetap tersadar meski ia menyadari tubuhnya makin lelah, dunia di sekelilingnya makin sunyi makin melambat hingga akhirnya menjadi gelap gulita.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*******
yuk.. bisa yukkk🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments