Seperti biasa Hasya menyiapkan segala keperluan Zehan termasuk sarapannya. Namun pagi ini bibirnya tidak hentinya mengembangkan senyuman sumbrirangah. Bagaimana tidak, pagi ketika akan sholat subuh Hasya dibangunkan oleh sebuah kecupan di bibirnya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Zehan.
"Eekhem! Kayaknya ada yang lagi happy banget ini pagi ini. Cerahnya ngalah-ngalahin sinar matahari pagi" goda Zia yang juga menyiapkan sarapan untuk Gibran, suaminya. Hasya menggigit bibirnya tersipu malu .
"Nona Zia.." Hasya tertunduk menyembukan rona merah di pipinya
"Sudah jangan sungkan, biasakan panggil aku Zia,"
"Tapi non.."
"No no no.. cukup Zia. lagi pula sebentar lagi kamu akan jadi kakak iparku, jadi tolong biasakan memanggilku Zia." ucap Ziap sembari merengkul gemas Hasya karena rencananya menjadi mak comblang kakakny itu berhasil 100%. Benar kata pepatah "Witing tresno jalaran soko kulino yang artinya kurang lebih adalah cinta hadir karena terbiasa". Dan ini terbukti terjadi pada Kakaknya.
"Sudah jangan goda dia, selamat akal bulusmu berhasil" seru Zehan dari belakang, kini Zehan mulai berlatih menggunakan tongkat, ia hanya sesekali saja menggunakan kursi rodanya. Cepat-cepat Hasya segera menghampirinya dan membantu Zehan duduk di kursi meja makan.
"Ciih sok sok-an ngambek padahal senengkan?" cibir Zia tersenyum kebawah, sedang Gibran tersenyum melihat pertengkaran kecil kakak beradik itu.
"Jadi benar kamu sengaja untuk menjodohkan kami dari awal?" selidik Zehan.
"Corect !!" ucap Zia singkat sambil terus memeluk Hasya.
"Alasannya??" tanya Zehan sembari menarik tangan Hasya agar terlepas dari pelukan Zia yang mendekapnya seperti sebuah boneka.
"Iiissh kakak ini, pelit banget sih?"
"Cuma aku yang boleh peluk dia lama-lama" jawaban Zehan yang sekenanya itu malah makin membuat Hasya makin tertunduk tersipu malu.
"Alasannya, pertama dia sangat cantik, apa kakak buta?"
"Selain itu." sahut Zehan dengan datar.
"Dia lulusan S1 dengan predikat Cum Laude .. Hmm yang itu kakak belum tau kan?" ucap Zia merasa menang dari Kakaknya.
" Benarkah ?" Hasya mengangguk dengan tatapan puppy eyes, ah sungguh menggemaskan batin Zehan.
"Jurusan apa?" rengut Zehan.
"Management Bisnis" jawabnya singkat.
"Lalu kenapa kamu bekerja menjadi TKW seperti sekarang?" Zehan makin tidak mengerti padahal dengan gelar dan penampilan Hasya tentu akan sedikit memudahkannya mendapat pekerjaan di Indonesia.
"Ceritanya panjang tuan, nanti saya ceritakan semuanya."
"Wait kamu masih memanggil kakak ku tuan?"
"Aku sudah memintanya untuk memanggil namaku, atau dengan panggilan lain, tapi kata dia masih segan" ungkap Zehan sembari meletakan serbet makan di atas pahanya.
"Jangankan Hasya yang baru beberapa jam jadi pacar kakak. Bahkan Gibran yang sudah menikah denganku lebih dari satu tahun tetap memanggil kakak dengan sebutan Tuan. Sudahlah lupakan itu. Jadi kapan kalian menikah? Jangan lama-lama nanti kehasut setan kaya semalem." goda Zia menaik turunkan alisnya sembari melirik pada Hasya yang makin tertunduk karena malu.
"Hmm atau mulai malam ini aku harus memisahkan kamar kalian berdua? Secara aku juga harus menjaga kesucian calon kakak iparku dari serangan serigala untuk melakukan hal yang diinginkan" kekeh Zia sambil memasukan roti yang sudah diolesi selai kacang dan blueberi ke mulutnya.
"Terima kasih" ucap Zehan pada Hasya yang menuangkan susu almond untuknya. "Tunggu hingga kakiku benar-benar pulih, tidak perlu pisah kamar, akan merepotkan jika aku harus memanggilnya dengan berteriak-teriak. Lagipula kakakmu ini sudah berjanji sampai saat itu tiba Kakak tidak akan menyentuhnya. Kakak masih punya nalar untuk menjaga semua itu, kecuali kalau Hasya menginginkannya kakak akan dengan senang hati tidak akan menolaknya" ucap Zehan. Hasya mengernyih sembali memutar bola matanya saat mendengar kalimat terakhir yang Zehan katakan.
"Yaaa sepertinya juga Hasya akan sedikit keropatan kalo kakak kumat. Baiklah, aku percaya pada kakak bisa menjaga kesucian Hasya."ungkap Zia menikmati sarapannya.
"Lalu apa lagi alasanmu selain dia cantik dan memiliki latar pendidikan yang baik?"
" Karena dia orang paling sederhana dari pada perempuan yang pernah kakak kencani, apalagi jika aku terpaksa harus membandingkan Hasya dengan Alexa si ular itu" singgung Zia dengan sudut bibir yang sudut menyungging tinggi menunjukan sekali jika Zia sangat muak dengan Alexa.
"Dan jika kalian menikah sudah pasti akan menjadi hot topik di berbagai media dengan timeline "Cinderella masa kini" tentu saja itu akan jadi wacana yang bagus.
"Oiya tuan saya punya kabar mengenai perusahaan ayahnya Hasya. Dari penyelidikan yang saya dapatkan, ternyata perusahaan ayahnya Hasya sekarang masih berjalan normal namun ada di bawah naungan akuisisi perusahaan DH Industries & Construction Co. Jadi secara tekhnis perusahaan calon mertua kakak itu tidak bangkrut sepenuhnya. Hanya kepemilikannya sudah di ambil alih perusahaan Deren." Gibran tiba-tiba ikut bicara.
"Bagaimana mungkin itu terjadi.?"
"Kenapa tidak? Bukankah kamu belajar tentang management bisnis, hal semacam ini bukan hal yang baru.Secara garis besar ayahmu memamg bisa dipastikan pada waktu itu dijebak oleh temannya itu. Mungkin setelah itu perusahaan terus merugi hingga meminta bantuan pada DH , dengan kesepakatan akuisisi artinya perusahaan itu bisa bertahan hingga sekarang karena sokongan dari DH. Dan kamu ingin tau plot twistnya perusahaan ayahmu juga memiliki saham 4% di Genesis Grup yang di ketuai oleh tuan, namun tetap di bawah kendali DH."
"Apalagi yang kamu dapatkan selain itu?" tanya Zehan lebih serius.
"Kabar lainnya ada kabar baik tentang pertunangan Deren dan Alexa yang akan dilangsungkan sekitar 1 bulan lagi, undangan sudah disebarkan ke seantero perusahaan dalam dan luar negeri"
"Kita akan datang ke acara itu. Zia persiapkan Hasya sedetail mungkin, aku mau tampil sempurna sebagai calon istriku" perintah Zehan.
"Siap laksanakan dengan senang hati" ucap Zia tersenyum lebar dan mata berbinar.
"Kemudian saya juga sudah mendapatkan orang yang di bayar oleh Deren untuk merusak rem dan rekaman black box di mobil tuan, saya sudah menahannya di markas kita di Kalimantan. Tapi ada 1 masalah yang tidak bisa saya selesaikan" Zehan mendelik dengan alis saling bertautan.
"Meski perusahaan kita berjalan baik-baik, tapi para dewan di Genesis Grup mendesak tuan tetap hadir langsung tanpa diwakilkan pada RUPS berikutnya meski sudah ada tuan besar sebagai perwakilan tuan, tapi mereka menuntut kehadiran tuan dengan dalih pertanggungjawaban tuan terhadap Genesis Grup. Dan sudah bisa kita pastikan itu semua ulah perbuatan Deren yang ingin menggantikan anda. Mm...Sejak beberapa bulan ini di dalam Genesis sudah terbagi menjadi 3 kelompok, untuk sekarang kita masih memiliki 49% dari keseluruhan saham gabungan, 44% sudah menyata bergabung dengan Deren, 7% sisanya masih belum menentukan pilihannya." Zehan tersenyum kecut mendengar penuturan Gibran.
"Dengan kata lain perusahaan tuan Zehan akan sedikit mengalami krisis jika sampai Deren mengambil alih kekuasaab presdir Genesis grup begitu?" Hasya ikut menyahuti. Gibran mengangguk mengiyakan apa yang menjadi kesimpulan Hasya.
"Wah calon kakak iparku memang cerdas" puji Zia. Zehan pun ikut tersenyum bangga mendengar kesimpulan yang diungkapkan oleh Hasya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments