Hasya berdiri dibalik pintu saat Bibi Lynn keluar dari kamar Zehan. Namun yang mengherankan adalah ketika ia menoleh pada wanita paruh baya itu, ia malah mengedipkan sebelah matanya kepada Hasya. Sedikit ragu, Hasya mengetuk pintu kamar Zehan dengan detak jantung tak beraturan. Wajar saja jika ia sedikit merasa gugup dan khawatir karena hari ini adalah hari pertamanya ia benar-benar bekerja merawat dan mengurusi segala keperluan Zehan.
Ekor mata Hasya masih menangkap sosok Zehan yang masih duduk bersandar pada headboard sembari bersedekap. Matanya menatap tajam, auranya yang dingin menunjukan ketidaksukaannya terhadap keberadaan Hasya di sana. Manik mata Hasya bergetar lalu mengerjap-ngerjap cemas, melirik ke sekitar sambil berkali-kali ia berusaha menelan salivanya saat ia mendekati bibir tempat tidurnya.
"Kamu, kemarilah bantu aku ke kursi roda aku mau ke toilet" suruh Zehan dengan nada ketus. Tanpa menjawab Hasya segera mengambil kursi roda yang berada di ujur tempat tidur Zehan. Iapun menaruh kursi roda itu menghadap ke arah Zehan lalu menarik tuas kuncian di sebelah kanan kiri bagian bawah kursi roda itu. Namun Zehan nampak enggan bergeming dari tempat duduknya.
"Mari saya bantu tuan" ucap Hasya dengan wajah datar ikut-ikutan Zehan. Ia mulai faham kenapa Zua bersikeras ingin memperkerjakan dirinya padalah saat perkenalan di agency Hasya cenderung menantangnya ketika Zia seolah melecenya karena wajahnya yang memang kurang sesuai untuk ukuran seorang TKW.
Zehan masih mengacuhkan dirinya, Hasya menarik bibirnya yang mengerucut tipis ke arah sudut dalam kanan sembari melipat tangannya di depan dad*nya menatap datar pada Zehan.
Beberapa menit berlalu, Hasya kemudian beranjak meraih bedcover yang menyelimuti Zehan.
" Tuan Zehan mohon kerja samanya ya, " ujar Hasya tersenyum lebar. Zehan yang tidak siap saat kakinya di tarik paksa hingga membuat tubuhnya terjengkang terbaring dengan kaki menjuntai di bibir ranjang. Tentu Hasya berani melakukan hal itu atas instruksi Zia kepadanya semalam.
"Heii heeyyy !!!" Zehan berusaha memberontak namun sia-sia, ternyata tenaga Hasya saat merangkul Zehan cukup besar hingga bisa menempatkan Zehan di kursi rodanya.
" Mari kita bersiap Tuan Zehan" ujar Hasya seraya mendorong kursi roda Zehan menuju kamar mandi. Di sana Hasya kembali membantu Zehan duduk di atas toilet, lalu melucuti pakaian Zehan dan hanya menyisakan popoknya saja. Ia memalingkan wajahnya saat melihat tubuh Zehan yang ternyata masih terlihat sangat indah dengan roti sobek yang masih tertampang apik di perut Zehan. Otot-otot bisep dan trisep dilengannya juga terlihat segar.
"Puas ya pagi-pagi lihat body orang" sindir Zehan dengan ketus. Hasya hanya mendecih menarik salah satu bibir atasnya. Lantas Hasya mengambil kain sarung yang lalu memakainya pada Zehan,
"Kamu mau ngapain saya?? Jangan kurang ajar kamu?" ujar Zehan menolak perlakuan Hasya yang terus melawan perintahnya, meski demikian Zehan tetap tidak bisa melawan Hasya karena keadaan tubuhnya yang lumpuh setengah badan. Hasya mengulas senyum tipis tepat di depan wajah Zehan yang menatapnya dengan kesal, lantas merobek sisi kiri kanan popok yang di pakai Zehan.
"Silahkan Tuan buang air kecil atau mungkin ingin BAB dulu, 15 menit lagi saya akan kembali setelah menyiapkan pakaian tuan" ujar Hasya tetap mengulas senyum di bibirnya.
"Dasar wanita Hulk !!"umpat Zehan yang kemudian menarik kain sarungnya untuk melalukan hajatnya yang sudah ia tahan sejak tadi.
"Pintar juga perempuan itu memakaiku sarung supaya aku nyaman di toilet." ungkap Zehan mengulum senyum. Hasya keluar dari toilet "Ceklek"
"Gimana Zehan pasti ngelawan kamu terus kan?"
"ROTI SOBEK !!!" teriak Hasya lata karena terkejut oleh suara Zia yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Iisssh Nona iih, hobi banget sih bikin kaget orang, kalo jantung saya copot gimana??" omel Hasya mengelus dad*nya menenangkan dirinya.
"Hheheh.. Maaf" ucap Zia mengacung dua jarinya membentuk huruf V.
"Eh bukannya kata Nyonya besar Nona ke Taiwan sama suami?" Hasya baru tersadar akan kehadiran Zia yang seharusnya tidak ada.
"Ngga, tapi nanti jam 9 memang mau ke Bandara, karena udah ada kamu Mama pulang dulu ke Indonesia, saya minggu malam baru pulang cuma nginep semalem doang" jelas Zia.
"Lah beneran ini saya ditinggal berdua doang?"
"Ada mbak Ani sama pak Edy, itung-itung biar adaptasi lebih cepet" Hasya nyengir ngeri mendengar penuturan nona mudanya itu.
"Sekarang kak Zehan ada di mana?" netra Zia mengedar mencari kakaknya
"Kakak nona sedang di toilet mungkin sedang sanitasi, nanti 15 menit lagi saya mandikan tuan Zehan," ucap Hasya sembari meraih bedcover yang tergelatak di lantai lalu menaruhnya di atas ranjangnya.
"Udah biarin nanti ada yang beresin ini kamar, tugas kamu cuma jaga, merawat dan menjaga kakakku selama 24 jam" Ujar Zia sembari merebut bedcover yang akan dilipat Hasya.
"Ngga apa- apa Non, kalo cuma beresin tempat tidur ngga bakal ngabisin waktu sejam."
"Udah biarin aja dulu, ada yang mau saya kasih tau kamu" Zia menarik tangan Hasya untuk duduk bersamanya.
"Nona kok bisa percaya banget sama saya, padahal baru kenal kemarin, kalo saya niat jahat gimana?"
"Orang yang bener-bener orang jahat ngga bakal buka kartu, dan soal itu saya mau minta maaf sama kamu, saat kita udah ninggalin Agensinya pak Micky saya nyuruh orang buat selidiki latar belakang mu, saya tau ini berlebihan tapi biar gimana saya harus memastikan keselamatan kakak juga, kamu faham kan?" ujar Zia merasa bersalah.
"Ya mau gimana lagi, wajar saja kalo nona melakukan hal itu, hehh, saya merasa jadi orang penting yang lagi main drakor CEO "
"Anggap saja begitu" sahut Zia. Lagi membuat Hasya menarik pipinya.
"Oiya, ini kartu kredit kamu pegang untuk membeli keperluan kamu dan Kak Zehan, ini 500$HK karena besok hari minggu kamu harus jaga kakak, hmmm di sana ruangan wardrobe kak Zehan, kalo lemari pakaian kamu nanti besok jam 10 baru dateng, sama orang interior,"
"Non, memang ngga bisa ya kami tidur beda kamar gitu?"
"Masalahnya udah ngga ada lagi kamar, dan ruang tidur kakak yang paling luas, kalo kamu nempatin kamar mama, itu ada di lantai atas, ribet kalo ada apa-apa sama kakak, saya tau kamu kurang nyaman, tapi mau gimana lagi, kak Zehan butuh seseorang seperti kamu" Hasya mengerutkan dahinya seolah ia menyadari makna tersirat dari penuturan Zia.
"Baiklah, kalo begitu saya juga akan berusaha semaksimal saya, meski saya tidak berjanji tidak membuat nona dan keluarga kecewa pada saya"
"Saya percaya kamu" ungkap Zia sembari menepuk punggung tangan Hasya.
"Oiya Sya, kak Zehan orang yang teratur meski bukan orang yang misophibia tapi dia akan risih terlalu lama diam di tempat terbuka, dia juga cukup fashionist match, dia suka yang makanan manis tapi jangan terlalu banyak, seminggu 2 kali masih melakukan gym ringan, jadwal terapi dan cek up nanti saya kasih ke kamu, ok?" ujar Zia sedikit membuat Hasya hanya mengangguk menahan keinginannya untu muntah saat mendengar penjelasan Zia.
"Oiya satu lagi, saat kak Zehan kumat marahnya kamu kasih dia minum ini aja" lalu Zia menyerahkan 1 botol obat penenang, netra Zia terbelalak begitu melihat tulisan Alprazolam yang berarti obat itu adalah golongan benzodiazepine yang sering digunakan sebagai terapi pada gangguan cemas, serangan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi. Ada perasaan ingin mundur saja dari pekerjaan ini jika Hasya tidak mengingat setelah 6 bulan seluruh biaya pengobatan dan terapi ayahnya akan ditanggung oleh Zia seluruhnya.
"HEI PEREMPUAN HULK ! AKU SUDAH SELESAI !!" teriak Zehan dari dalam toilet. Hasyapun beranjak sembari menghela nafas pasrah, sedang Zia menatapnya dengan rasa bersalah.
************
(lumayam bisa jadi inspirasi preweding😁)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments