Bab 4

Semua anggota keluarga sudah berkumpul di kamar kak Zehan, ada Bibi Lynn yang sejak datang atau mungkin sejak menerima kabar dari ku terus saja mengisak, paman juga terlihat serius dan gusar. Nathan dan Nathalie jugga terlihat sama cemasnya sepertiku. Hanya suamiku yang terlihat paling tegar di ruangan ini meski beberapa kali aku pernah memergoki dirinya tengah menyeka air mata yang menggenang di sudut matanya.

Kami pun berdebat kecil mengenai kondisi kakak serta keinginan ku untuk mengajak kakak ke Hongkong saja bersamaku bulan depan. Paman dan Bibi dengan tegas menolak gagasanku mengingat kami di sana untuk bekerja, mereka mengkhawatirkan siapa yang akan menjaga kakak jika kami tengah bekerja nantinya.

Mereka memang bukan orang tua kandung kami, tapi kasih sayang mereka terhadap kami berdua tidak pernah sekalipun aku meragukannya. Meski ada Nathan dan Nathalie yang jelas-jelas adalah anak kandung mereka tapi Paman dan Bibi tetap memperlakukan kami sama dengan mereka, salah ya di hukum juga diceramahi, berprestasi kami diapresiasi, dimanja saat kami lelah, dikuatkan ketika kami mulai lelah. Itulah sebabnya Nathan dan Nathalie tak pernah bersaing dengan kami yang notabennya adalah hanya anak dari kakaknya Bibi Lynn yang terpaksa harus mereka rawat setelah orangtuaku dinyatakan meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Entahlah aku tidak terlalu ingat peristiwa itu, karena memang aku masih kecil. Dan karena wajah bibi Lynn sama persis seperti itu kami, kami tidak terlalu merasakan perbedaan di antara dua wanita itu, karena dari sebelum-sebelumnya orangtua kami memang sudah sering menitipkan kami pada beliau berdua.

Kakak mulai tersadar, berusaha keras memiringkan tubuhnya mungkin ia berusaha menghindari ribuan pertanyaan yang akan kami cecar mengenai peritiwa kemarin malam.

"Kakak.." seruku sembari menghampirinya.

"Tenanglah Zia, kakak mu ini belum mati" ucapnya ketus.

"kakak.." seruku sembari menatap tajam padanya.

"Jangan bicara sembarangan Zehan" hardik paman Yohan memotong kalimatku.

Lantas paman dan bibi mendekati kak Zehan dengan wajah kesedihan mereka. Aku tahu kakak bukan orang yang suka dikasihani, terlebih dengan kondisinya sekarang. Lalu paman mulai membicarakan usulanku mengenai yang ingin memboyong kak Zehan ke Hongkong bersamaku. Awalnya kakak bersikeras menolak, kemudian suamiku mendekatinya lantas membisikan sesuatu. Dan raut wajah kakak aku bisa memastikan bahwa yang mereka bicarakan berkaitan dengan kejadian yang menimpa kakak belakangan ini.

"Tuan, jika tuan tidak berusaha bangkit dan sembuh maka sampai kapan tuan tidak akan bisa membalas semua perbuatan culas mereka pada tuan" tambahnya lagi sedikit bergeser dari tempatnya semula. Wajah kakak nampak makin gusar terlihat dari rahangnya yang makin tegas, seakan menahan gejolak emosinya tidak meledak. Kak Zehan menatap tajam lurus ke depan, dari sorot matanya berkilatan kemarahan dan kebencian di sana.

"Zi, kapan kita berangkat?"

flashbac off

*****************

Di sebuah building house di daerah Mongkok, Hasya sedang bermalasan-malasan di atas ranjang, hari ini ia libur dari tugas negara. Cuaca yang sangat panas membuatnya ia malas berada di luar ruangan terlalu lama. Lagi pula ia sedang tidak ada janji bertemu dengan siapapun paling nanti sore sekitar jam tiga baru ia akan ke Tsing Yi bertemu Niken. Di meja makan Alin yang memang bekerja menjadi asisten di Agensy nampak sibuk dengan beberapa berkasnya.

"Sya, kamu ngga kemana -mana kan hari ini?" tanya Alin seraya memasukan dan merapikan beberapa berkas yang sudah selesai ia kerjakan.

"Nanti paling jam 3 aku baru keluar kak, kenapa?" tanya Hasya agak curiga.

"Hmmm... jam 3 ya.. Ya udah deh ngga jadi"

"Napa ?? Kok ngga jadi?" tanya Hasya sembari duduk di tepi bibir ranjang.

"Ngga apa-apa, tadinya aku mau keluar, tapi kalo kamu jam 3 keluar ya udah besok aja"

"Hooh aku udah ada janji jam segitu, kakak tau sendiri aku ini pantang ingkar kalo udah janjian sama orang"

"Ya makanya itu,"

"Kak, tumben sih di sini sepi, biasanya tumplek-tumplek?"

"Ya bukannya bagus, kamu jadi bisa leha-leha begitu dengan bebas" sindir Alin.

"Iya sih, tumben aja sepi"

"Mereka lagi kerja bakti bantuin si Mamih pindahan anaknya"

"Lah kakak napa kok ngga bantuin?" balik Hasya yang menyindir Alin.

"Males ah, cape. Lagian kerjaan ku ini masih banyak, panas juga cuacanya" sahut Alin sembari memakan melon yang sudah di potong dadu. Hasya terkekeh kecil mendengae jawaban Alin, ia lantas kembali berbaring di ranjang sembari melanjutkan drakor yamh tadi sempat tertunda.

"Eh Sya, majikan kamu gimana? Mau lanjut apa ngga kontrak mu? Dua bulan lagi habis lho?" tanya Alin mengingatkan.

"Entahlah kak, aku segen nanya, di rumah masih masa berkabung begitu" ujar Hasya tanpa menoleh.

"Ya udah tapi minimal 1 bulan sebelumnya kamu udah harus ada kepastian lho"

"Iya kak, aku ngerti"

Namanya Jung Hasya Ophelia, berusia 26tahun. Ya dia adalah keturunan bangsa korea, karena itu ia memilik marga Jung dari Ayahnya. Sedang Hasya Ophelia itu nama pilihan ibunya. Hasya bisa berarti keceriaan atau juga kesempurnaan, sedang Ophelia memiliki arti anak perempuan, dan sesuai harapan dan doa orangtua terutama ibunya. Hasya tumbuh menjadi sosok yang cuek, ceria, yang memiliki motto hidup "nikmati saja semua jalan rencana Tuhan".

Dan jika dilihat dari spek sudut pandang manapun rasanya akan sulit untuk percaya jika Hasya seorang BMI di Hongkong. Wajahnya cantik, kulit putih, tinggi semampai, dengan wajah dan mata khas orang Korea. Hasya memang memiliki hampir keseluruhan wajah ayahnya yang memang asli orang sana. Bagaimana akhirnya ia bisa bekerja di negara beton ini, alasannya karena ekonomi. Ayahnya dulu memiliki usaha di bidang garment, namun harus bangkrut setelah tertipu investasi bodong. Seluruh aset, properti serta perusahaannya terpaksa harus disita oleh pihak bank. Mereka pun terpaksa pindah ke kampung halaman ibunya Hasya, karena memang hanya tinggal rumah itu saja yang masih tersisa. Hasya terpaksa putus kuliah, adiknya pindah sekolah negeri di sana. Selang beberapa minggu tinggal di sana ayahnya terkena struk.

Demi keluarga akhirnya ia nekat pergi menjadi TKW, dan tidak terasa sudah 4tahun ia tinggal dan bekerja di sana.

Sekarang ia tengah dilema dengan pekerjaannya, ia sedang mengalami masa bosan dan juga malas jika harus berganti majikan lagi. Ini majikan yang ke tiga dalam 4tahun ini. Dua diantaranya finish lebih cepat karena lansia yang ia rawat meninggal. Hanya di majikan pertama saja Hasya bisa menyelesaikan kontraknya hingga 2tahun. Sebenarnya Hasya ada rencana pensiun tahun ini, tapi adiknya tahun ini sudah mulai masuk kuliah, ayahnya juga masih sangat memerlukan banyak biaya untuk terapi struknya. Sedang ibunya sengaja Hasya larang bekerja lagi, makanya saat cuti kemarin ia membuatkan warung sembako ibunya, lumayan lah bisa untuk sehari-hari mereka.

Sekitar jam tiga kurang sedikit Hasya sudah berada dalam MTR menuju Tsing Yi untuk menemui Niken seuai janjinya tempo hari. Sesekali ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dalam gerbong kereta cepat itu seraya melihat sudah sampai mana kereta ini melaju, entahlah namun hari ini perasaannya benar-benar merasa sangat bosan.

"Hasya, Jung Hasya kan?"sapa seseorang padanya, ia pun mendongak dan mendapati seorang pria sedang berdiri di depannya sembari memegangi hand strap kereta, alisnya saling bertautan mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu dengannya.

"Kevin?"

"Benar, aku Kevin kakak kelasmu waktu SMA, syukurlah aku tidak salah orang,"

"Ah kak Kevin maksudku, sorry.. sorry sebenarnya tadi hampir lupa, maklum udah lama ngga ketemu kan kak?" Hasya tersenyum pada Kevin.

"Halah santai aja, baguslah akhirnya kamu tetap ingat sama aku" balas Kevin tersenyum lebar pada Hasya.

"Oiya gimana kabarmu, dan sedang apa di sini?"

"Al hamduillah baik Sya, aku lagi off, kebetulan aku kerja di bank BN*. Eh ngomong-ngomong kabar kamu sendiri sama keluarga kamu gimana di sini juga?"

"Aku juga baik, dan ya aku juga kerja di sini, cuma beda lev aja, aku jadi BMI udah 4tahun. Keluarga al hamdulillah baik juga"

"Oiya, hebat nona manja bisa jadi BMI, di Hongkong lagi yang terkenal keras" canda Kevin

"Pck, aku udah ngga jadi nona lho kak" sahut Hasya tanpa tersinggung.

"Eh tapi aku ngga lho nyangka kita bisa ketemu kamu di sini, ternyata dunia itu emang sempit ya"

"Kakak masih keep in touch sama temen-temen sewaktu SMA nggak"tanya Hasya.

"Jarang-jarang Sya, paling pas aku balik ke Indonesia ya kadang masih suka ngumpul-ngumpul tapi ya paling sama Rangga, Daniel, sama Valent" Hasya tersenyum kecut saat mendengar nama Valent di sebut. Sebuah nama yang pernah mengisi hari-harinya di masa SMA dengan cinta monyet yang manis sekaligus menyakitkan.

"Kamu sendiri, masih Sya?"

"Sama aku juga paling masih komunikasi Rhea, Davina, terus Fitri, selebihnya aku ngga tau hehehe"cicit Hasya. Tak lama kemudian mereka pun terlibat dalam obrolan seru mengenai masa -masa mereka sewaktu di ama SMA dulu.

____________________

*********

bantu author lebih semangat untuk menulis yuk!

caranya gampang tulis komentar kalian yang membangun, dan jangan lupa tekan tanda lovenya ya.😉

************

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132 > POV Part 1
133 Bab 133 > POV Part 2
134 Bab 134 > POV Part 3
135 Bab 135 > POV part 4 SELAMAT TAHUN BARU
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132 > POV Part 1
133
Bab 133 > POV Part 2
134
Bab 134 > POV Part 3
135
Bab 135 > POV part 4 SELAMAT TAHUN BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!