"PRRAANG!!"
Seorang suster berwajah oriental mengomel tidak karuan dengan bahasa kantonis keluar dari kamar Zehan setelah terdengar bunyi benda keras berbenturan dengan kaca. Bibi Lynn yang mendengar dari ruang tivi hanya bisa menghela nafas.
"hahhh,, Harus ganti perawat lagi" keluhnya sembari mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja.
"Zi, sepertinya kakakmu butuh seseorang yang tahan banting mentalnya" tulis Bibi Lynn pada aplikasi hijau itu.
Di sebuah galeri Museum, Zia tengah terduduk dengan keduatanangannya tertumpu di atas lutut menutupi wajahnya yang gusar memikirkan Zehan kakaknya. Sejak mereka datang ke Hongkong, awalnya perilaku tempramen Zehan masih biasa saja malah cenderung normal, namun entah mengapa belakangan ini Zehan makin menjadi, apapun bisa membuatnya tersinggung, belum lagi dia sering melempar barang jika amarahnya sudah kumat. Dan kejadian kali ini pasti membuat perawat panti yang menjaga pasti meminta kembali untuk ke rumah panti.
"Kenapa Zi?" tanya Ling Xie teman barunya yang ia b baru kenal sejak ia bekerja.
"Kakak ku, dia mengamuk lagi, kata mama ku hari ini ia mengusir perawatnya sampai melempar gelas ke arah perawat itu. Memang tidak kena karena maksud kakak ku hanya ingin menakut-nakuti perawat itu supaya berhenti merawatnya." jelas Zia dengan wajah murung.
"Hmm begitu ya? bagaimana kamu ambil dari agency saja. Biasanya anak-anak itu biasanya sudah tahan banting mentalnya." ujar Ling Xie mencoba memberi solusi.
"Apa boleh? Kami kan masih baru di sini?"
"Kenapa tidak selama kamu sanggup membayar mereka agency itu bisa membantu mu"
"Kalo soal itu aku tidak khawatir. Aku bisa mengajukan suami ku, meski sebenarnya aku agak ragu karena ini Hongkong."cicit Zia pasrah.
"Bisa,, aku saja mengambil seorang dari negara mu, selama penghasilanmu di atas 20.000$Hk itu bisa, kamu tinggal datang saja ke kantor agencynya, lakukan interview, tapi biasa jika mereka sudah memiliki pengalaman mereka akan memang harga." ujar Hanna yang berkewarganegaraan Singapura.
"Benar, lagipula statusmu di sini resident, pasti bia" Ling Xie menimpali.
"Hmm kalo begitu bisa kamu kenalkan aku pada Agency-agency itu dan kalo bisa hari ini juga" ungkap Zia dengan wajah memelas.
"Baiklah bagaimana jika nanti sore, aku akan atur dengan Agency kenalanku, dan aku bisa pastikan kredibilitas mereka baik, asistenku cukup baik, cekatan, pandai memasak, bahasa juga pintar, mungkin karena dia Ex, by the katanya dia berasal dari Maluku" jelas Hanna terlihat antusias. Mendengar hal demikian akhirnya Zia memutuskan hari itu juga pergi ke Agency kenalan Hanna hari itu juga selepas mereka bekerja.
_____________
Jam 5 sore, mobil Zia sudah terparkit di bahu jalan depan agency kenalan Hanna. Hanna memperkenalkan Zia kepada Pak Micky yang menurut Zia sangat ramah, beliau seorang pria yang mungkin usianya tidak terpaut jauh dengan paman Yohan, dan siapa sangka beliau ternyata fasih berbahasa Indonesia, usut punya usut ternyata Pak Micky memang memiliki seorang istri asal Indonesia yang pernah menjadi anak agencynya sendiri. Meski terbersit sedikit rasa pesimis Zia harus tetap mengutarakan spesifikasi orang yang kira-kira bisa dijadikan kakaknya itu. Tugas sederhana, hanya cukup menjaga dan mengurusi segala keperluan kakaknya saja selama 24 jam, yang artinya ia akan harus mau berbagi ruangan dengan kakaknya itu. Pak Micky terlihat serius dan mengangguk-angguk memahami permasalahan yang sedang Zia alami, juga kriteria yang diinginkan Zia.
"Kebetulan kami memiliki beberapa orang yang mungkin mbak Zia cocok, sebentar saya panggil ya" ujar Pak Micky seraya memanggil Alin, asisten istrinya untuk memanggil anak-anak yang memang tengah mencari majikakan baru juga, rata-rata karena memang sudah habis kontraknya makanya mereka tinggal sementara di sana juga di boardinghouse yang disediakan oleh Pak Micky sebagai agency penyalur mereka.
Tak berselang lama Alin pun datang dengan 4 orang wanita rata-rata berusia 30an mungkin terka Zia, hingga terhenti pada Hasya yang tersenyum padanya. Zia tercenung sesaat melihat melihat Hasya yang nampak berbeda dengan 3 wanita sebelumnya. Zia sampai memperhatikan Hasya dari atas sampai bawah hingga berulang kali.
"Yang ini benar-benar mbak yang bekerja sebagai TKW?" tunjuk Zia tanpa sadar ke arah Hasya seraya menoleh pada pak Micky yang tersenyum melihat reaksi Zia.
"Ia Nona, saya memang TKW, ada masalah?." sahut Hasya sedikit ketus.
"Hah? Orang indo? Kok mukanya mirip orang Korea? Kamu model yang lagi ikut acara varietyshow ya?" ujar Zia seakan tidak sadar dengan wajahnya sendiri yang sama sekali tidak terlihat seperti warga negara +62. Hasya mencebik seraya memutar bola matanya.
"Iya saya model, model majalan bobo! Sendirinya punya wajah oriental banget, sampe saya kira Anda seorang Dhai-dhai asli orang sini " cibir Hasya ketus. Bukannya tersinggung ketika mendengar jawaban Hasya yang ketus, Zia malah tersenyum lebar, karena ia merasa bahwa perempuan itu cocok mungkin mengcounter tempramen kakaknya yang sedang meledak-ledak akhir ini. Dengan semangat Zia langsung menarik Hasya ke meja Pak Micky, sedang yang lain kembali boardinghouse, sedang Hasya malah bingung ketika malah dirinya lah yang terpilih bahkan mereka belum memperkenalkan diri mereka. Dan mungkin sikap Hasya barusan seperti terlalu berani untuk seseorang yang akan menjadi seorang pembantu.
Zia lantas duduk berhadapan dengan Hasya yang masih terlihat bingung dengan tingkah perempuan dihadapannya seraya menggenggam tangan Hasya seolah penuh harap dirinya bisa menerima pekerjaan yang akan ia tawarkan padanya.
"Kamu bingung ya?" Zia tersenyum ramah, saat melihat raut wajah Hasya yang masih terlihat mengerutkan keningnya, Hasya pun hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Ya iya lah,," Hasya masih cengo.
"ekhem.. Ok, maaf. Hmm Ok. Pertama kita kenalan dulu" ujar Zia sembari menyodorkan tangannya yang nampak putih, mulus dan pastinya halus. Meski agak ragu Hasya pun menyambut uluran tangan Zia untuk berkenalan.
"Namaku Zia Anandari Hirawan, tapi kamu boleh panggil aku Zia aja." ucap Zia ramah tanpa basa basi dan tanpa jaim-jaim. Mungkin karena mereka seumuran. Namun pemandangan seperti itu merupakan kejadian yang sangat langka, dimana seorang calon majikan sangat beramah tamah berusaha membuat nyaman calon pekerjanya, tentu membuat beberapa orang yang memang sedang berada di sana sedikit dibuat heran, tapi mau heran mereka juga akhirnya mewajarkannya setelah tahu bahwa Zia orang Indonesia juga.
"Saya Jung Hasya Ophe..l"
"Waitt...Jung.. Hasya ?"
"Iya Jung Hasya Ophelia, kenapa?" kembali Hasya dibuat kekih oleh tingkah Zia.
"Kamu yakin orang Indonesia?"
"Saya lahir di Bandung bu, cuma memang kebetulan ayah saya memang orang Korea, ibu saya asli orang Bandung," jelas Hasya merengut agak kesal.
"Ahh pantas saja kalo begitu." ujar Zia sembari bersedekap dan menyilangkan kakinya namun sama sekali tidak terlihat angkuh.
"Coba-coba, kamu cerita dulu kenapa kamu bisa jadi TKW padahal ayah mu orang luar, dari segi fisik juga gesture tubuhmu, aku tebak kamu bukan dari kalangan bawah, benarkan?" Hasya sebenarnya enggan menjawab pertanyaan aneh yang diajukan oleh Zia jika bukan karena dia adalah calon majikannya, karena menurutnya terlalu pribadi untuk diceritakan pada orang yang baru saja ia kenal. Apalagi orang-orang di Agensy akan menganggapnya seperti menyombongkan masa lalunya yang memang bisa dibilang sangat berkecukupan.
"Ayah saya memang asli orang sana, menikah dengan ibu saya lalu membuka usaha garment tapi tertipu oleh temannya yang menggelapkan uang perusahaan dengan dalih investasi pengembangan usaha tapi malah di bawa kabur, lalu usaha ayah saya pailit hingg perusahaan dan seluruh aset di sita oleh pihak bank. Ibu saya kerja serabutan, untuk menutupi kebutuhan biaya keluarga termasuk biaya pengobatan ayah saya yang terkena struk setelah beberapa minggu dinyatakan bangkrut. Saya sempat kuliah tapi baru 1 semesteer akhirnya saya putuskan untuk cuti, lalu saya bekerja pabrikan tapi tetap tidak menutupi biaya kebutuhan keluarga lalu saya putuskan jadi TKW saja." jelas Hasya menghela nafas. Riak muka Zia nampak seperti seseorang yang akan menangis saat mendengarkan cerita Hasya.
********
*****
bantu up dengan mengklik logo ❤
dan tinggalkan komen yang membangun ya
🥰🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments