Bab 2

Samar-samar aku mendengar keributan kecil disekitarku, mungkin itu suara Zia dan bibi Lynn entah apa yang sedang mereka perdebatkan hingga menyebut namaku berkali-kali. Aku masih berusaha untuk membuka mataku, beberapa kali ku kerjapkan kelopak mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netraku. Aku mengedarkan penglihatanku, ahh ternyata aku sudah berada di dalam kamarku. Mungkin Gibran dan paman Yohan yang membantuku kembalinke kamar ini. Perlahan aku melenguh sembari memijat kepalaku yang terasa berat,

"Kakak,.." Zia berhambur menghampiriku, jelas dari raut wajahnya aku bisa melihat kekhawatirannya terhadapku, juga bibi Lynn terlihat menyeka air matanya. Aku menghela nafasku seraya mengangguk kecil.

"Tenanglah Zia, kakak mu ini belum mati" ucapku ketus.

"Kakak !!" pekik adik ku cemberut.

"Jangan bicara sembarangan Zehan!" hardik pamanku Yohan memyambungbung ucapan Zia yang terpotong karena hardikannya. Suaranya terdengar kasar dari ambang pintu, aku tahu semua orang begitu mengkhatirkan keadaanku yang sekarang. Sejak kecelakaan itu aku resmi menjadi penyandang disabilitas, aku mengalami kondisi paraplegia mengakibatkan seseorang kehilangan kemampuan fungsi motorik bagian bawah tubuhku, inilah aku si cac*t.

Aku terdiam mendengar hardikan pamanku sembari berusaha memirigkan tubuhku meski sulit karena tubuh bagian bawahku memang tidak bisa ku gerakan sama sekali. Sejujurnya aku memang tengah mengalami depresi karena kondisiku, ditambah lagi Lexa, perempuan yang aku cintai pun meninggalkanku bahkan mengkhianatiku dengan seseorang yang selama ini menjadi temanku selama 10tahun. Aku tersenyum getir mengingat sehari sebelum kecelakaan itu kami adalah pasangan yang paling berbahagia dan serari "katanya" dalam sebuah pesta pertunangan yang ku buat sedemikian rupa sesuai dengan Alexa yang seorang model papan atas, yang tentunya memeliki kehidupan yang serba wah dan glamor, berapapun kocek yang harus ku rogoh aku tak peduli meski keluarga ku tak sepenuhnya menyetujui hubunganku dengan Alexa. Mereka selalu beranggapan jika Alexa tidak benar-benar tulus mencintaiku. Dan harusnya aku mendengarkan mereka daripada hasratku terhadap Alexa. Kemarin ia mencampakanku begitu saja seolah kami bukanlah pasangan yang saling mencintai. Ia mengolok-olok bahkan menghina kondisiku yang sekarang.

Haruskah aku mengartikannya "Sudah jatuh tertimpa tangga"? ahh rasanya itu terlalu berlebih sepertinya, karena semua masih sama saja, yang berbeda hanya kondisi fisik yang tengah sakit, dan psykisku yang sedikit mengalami depresi karena bebepa peristiwa yang aku alami belakangan ini. Sedang untuk urusan yang lainnya masih terbilang masih normal terkendali, meskipun memang aku sempat mendengar ada beberapa klient yang membatalkan kontrkak, ya sudahlah mungkin memang belum rezeki. Untuk sementara perusahaan aku bisa percayakan pada paman dan Gibran suami Zia yang juga merangkap sebagai sekertaris pribadi ku.

Dulu aku sempat tercengang saat Gibran terang-terangan menyatakan perasaannya pada Zia, yang ku kira hanya candaan belaka. Jelas aku terkejut, kepribadian mereka berdua sangat bertolak belakang, Zia selalu terlihat ceria, meloncat ke sana kemari seperti kelinci, orang-orang di sekitarnya pasti akan bisa merasakan vibes positive darinya. Sedang Gibran sifat dan karakternya tidak jauh berbeda dengan ku, dia sosok yang pemikir serius, ulet, Fokus, tepat waktu, cuek, tidak suka basa basi, namun ya harus aku akui dia sosok yang sangat dewasa ketika berhadapan dengan adik ku yang pecicilan.

Hmmm mari kita lupakan sejenak soal dua orang itu, kembali pada keadaanku, ini kan ceritaku bukan story telling tentang percintaan mereka berdua. Author ini masih bab dua lho -_-

"Ze,," seru pamanku, perlahan aku pun merubah kembali posisiku terlentang dibantu pamanku memposisikan bantalku agar aku bisa merasa lebih nyaman, aku menoleh sekilas ke arah paman, lantas kembali netraku mengawang menatap kosong ke bagian lain kamarku.

"Ze, papa tau semua inu berat untukmu, tapi bagaimanapun kamu harus bisa bangkit dari keterpurukan ini Ze," ucap bibi ku lembut, suaranya terdengar serak sesekali ia mengisak sembari membelai lembut rambutku.

"Nak, kami ingin kamu sembuh, tapi dengan kejadian Alexa kemarin malam rasanya akan lebih sulit jika kamu masih tinggal disini dengan segala kenangan bersama perempuan tidak tahu diri itu" timpal pamanku terlihat dari raut wajahnya kebencian mendalam saat ia menyebut nama Alexa. Aku menatap nanar pada ke dua orang tua itu, usia mereka sudah lebih dari setengah abad, namun sisa-sisa ketampanan dan kecantikan mereka di masa lalu masih terlihat meski di beberapa bagian terdapat kerutan rentang usia mereka. Mereka adalah orang yang aku hormati selain mendiang kedua orang tuaku.

Ya kami berdua adalah yatim piatu, kedua orang kami meninggal dalam suatu kecelakaan pesawat sewaktu aku baru berusia 9 tahun dan Zia baru berusia 4tahun. Kami cukup beruntung Paman Yohan dan Bibi Lynn mau merawat kami, mereka memperlakukan kami sama seperti kepada anak-anaknya. Sebelum ada kami mereka sudah memiliki Nathan dan Nathalie sepesang anak kembar yang usianya hanya berbeda 2 tahun di bawahku, meski mereka sudah kerepotan dengan anak-anak mereka namun mereaka berhasil mendidik kami, semua anak-anak paman dan bibi termasuk aku dan Zia mendapatkan prioritas dan kasih sayang yang sama. Tidak ada pilih kasih.

Setelah dewasa kami memilih jalan masing-masing, Nathan sukses menjadi komposer musik, Nathalie menjadi seorang penari balet internasional, Zia baru saja lulus S2 sejarah seni di University of Cambridge. Sedang aku karena masih belum ingin bekerja di perusahaan mendiang ayah, setelah lulus dari UI aku memutuskan untuk melanjutkan program S2 dan S3, di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Cambridge, USA.

Sebagai lulusan Cumlaude dari MIT paman terus membujuku agar segera masuk ke perusahaan namun karena aku masih merasa minim pengalaman aku masuk ke perusahaan jalur mandiri, dengan kata lain aku memulainya dari bawah, karyawan biasa, dan selama itu aku merahasiakan identitas asliku. Baru tiga tahun setelahnya terpaksa aku harus segera menggantikan posisi paman sebagai pemimpin perusahaan karena paman sempat mengalami serangan jantung. Pengangkatan tersebut tentu membuat beberapa orang yang menganggapku kacung ketar ketir, namun karena melihat dedikasi mereka pada perusahaan serta tidak adanya bukti KKN dalam bentuk apapun pada mereka mereka tetap bekerja di posisi mereka masing-masing, meski aku sempat melayang "surat cinta" pada mereka sebagai peringat untuk tidak semena-mena terhadap bawahan mereka.

Aku dikenal sebagai seseorang yang lumayan gila kerja, meski terkadang bingung juga heran pada orang-orang yang menganggap dan mengatakan bahwa aku adalah jenis manusia yang sulit didekati, terlalu kaku, selektif,teliti, tegas, dingin, acuh, tapu menurutku itu sikap yang normal seperti orang kebanyakan, tapi entahlah.

Aku menatap wajah bibi yang terlihat sembab dan lelah, kecemasan pada adikku, dan keraguan pada pamanku.

"Kak, kakak mau ya ikut aku dan Kak Gibran ke Hongkong untuk sementara waktu," ucap Zia sembari menarik tanganku dengan wajah penuh mengharapan.

"Iya Ze, kita tinggal di sana sementara waktu sampai kondisimu pulih lagi" bibi Lynn ikut menyahuti. Aku tersenyum getir pada 2 wanita berbeda genre ini, lantas menyentuh punggung tangan mereka secara bergantian.

"Aku baik-baik saja, berobat dimana pun kalo memang cac*t ya cac*t saja" jawabku sarkas tanpa penekanan.

"Ze, kamu harus ingat ada banyak orang yang bergantung pada kesembuhanmu, bukan hanya paman,bibi, adik-adikmu tapi juga ribuan karyawan perusahaan. Apa kamu sudah lupa tanggungjawabmu pada kami Nak?" ungkap paman lirih, dari matanya yang mulai berkantung mulai menggenang air mata yang mulai menganak siap merembes kapan saja. Aku kembali diam membisu. Aku hanya menghela nafas sembari memejakan mataku.

"Nak, mama tahu semua ini sulit, tapi lihatlah papa mu sudah tidak sekuat dulu, adik-adikmu juga bukan orang kompeten untuk mengurus perusahaan, Gibran juga tetap menolak jika harus menggantikanmu selamanya. Papa dan mama mohon padamu Nak, pikirkan lah kami yang sudah renta ini, pikirkan juga orang-orang yang bekerja sejak awal di perusahaan ayah mu, rasanya tidak adil jika mereka harus jadi korban kelakuan Alexa Nak,, hiks.." ucapan bibiku benar, aku memang sedang terpuruk tapi tidak seharusnya aku mengorbankan orang-orang disekitarku. Sekali lagi aku menghembuskan nafasku. Lantas aku mencoba meraih tangan paman dan bibi untuk bisa duduk di atas pembaringanku.

Aku mengenggam tangan hangat kedua orang tua itu,

"Kak, aku mohon" ratap Zia sekali lagi.

"Tuan, saya tidak tau apa tepat atau tidak saya mengatakan hal ini sekarang, tapi..." aku melirik tajam pada Gibran kemudian ia mendekatiku lantas berbisik di telingaku.

"saya mendengar selentingan bahwa kecelekaan yang tuan alami ada kaitannya dengan Deren, karena kecurigaan itulah, saya sedang menyelidikinya." mendengar penuturan Gibran darahku seketika mendidih, sekali lagi aku mendelik tajam pada Gibran yang berdiri diantara adik-adik ku.

"Tuan, jika tuan tidak berusaha bangkit dan sembuh maka sampai kapan tuan tidak akan bisa membalas semua perbuatan culas mereka pada tuan" tambahnya lagi sedikit bergeser dari tempatnya semula. Gerahamku makin mengerat, rahangku mengeras menahan agar emosiku tidak meledak. Aku menatap tajam lurus ke depan.

"Zi, kapan kita berangkat?"

...****************...

********

terima kasih untuk dukungannya kepada author 😍

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132 > POV Part 1
133 Bab 133 > POV Part 2
134 Bab 134 > POV Part 3
135 Bab 135 > POV part 4 SELAMAT TAHUN BARU
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132 > POV Part 1
133
Bab 133 > POV Part 2
134
Bab 134 > POV Part 3
135
Bab 135 > POV part 4 SELAMAT TAHUN BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!